Tjetje Hidayat Padmadinata: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Merapikan
k Merapikan
Baris 81: Baris 81:
| box_width =
| box_width =
}}
}}
'''Tjetje Hidayat Padmadinata''' adalah aktivis dan politikus nasional lintas zaman ; Orde Lama, Orde baru, dan Reformasi.
'''Tjetje Hidayat Padmadinata''' adalah [[:Kategori:Aktivis Sunda|aktivis]] dan [[:Kategori:Tokoh politik Sunda|politikus]] nasional lintas zaman ; Orde Lama, Orde baru, dan Reformasi.


==Perjalanan==
==Perjalanan==
Pria [[Sunda]], [[Jawa Barat|Tatar Pasundan]] ini sejak muda mencurahkan tenaga dan pikirannya pada aspek nasionalisme dan perkembangan politik kontemporer dalam berbangsa dan bernegara. Ia adalah aktivis di atas aktivis. Aktivis lain menumbangkan kekuasaan, lalu mengambil alih kekuasaan, tetapi [[Budayawan Sunda]] itu tidak demikian.<ref name
Pria asal [[Jawa Barat|Tatar Pasundan]] ini sejak muda mencurahkan tenaga dan pikirannya pada aspek nasionalisme dan perkembangan politik kontemporer dalam berbangsa dan bernegara. Ia adalah aktivis di atas aktivis. Aktivis lain menumbangkan kekuasaan, lalu mengambil alih kekuasaan, tetapi [[Budayawan Sunda]] itu tidak demikian.<ref name


Ia tak mau menjadi atasan, juga tidak ingin menjadi bawahan. ”Ia terus bersuara untuk meluruskan berbagai ketimpangan kekuasaan, hingga saya pun tersinggung karena puluhan tahun saya berada pada kekuasaan,” ujar [[Ginandjar Kartasasmita]] dalam sidang senat terbuka Universitas Pasundan untuk gelar kehormatan Tjetje. Anggota Dewan Pertimbangan Presiden ini pun menganggap tokoh Sunda dari Zuid Bandoeng (Bandung Selatan) tersebut adalah aktivis mahiwal (unik, aneh, lain dari yang lain).
Ia tak mau menjadi atasan, juga tidak ingin menjadi bawahan. ”Ia terus bersuara untuk meluruskan berbagai ketimpangan kekuasaan, hingga saya pun tersinggung karena puluhan tahun saya berada pada kekuasaan,” ujar [[Ginandjar Kartasasmita]] dalam sidang senat terbuka Universitas Pasundan untuk gelar kehormatan Tjetje. Anggota Dewan Pertimbangan Presiden ini pun menganggap tokoh Sunda dari Zuid Bandoeng (Bandung Selatan) tersebut adalah aktivis mahiwal (unik, aneh, lain dari yang lain).

Revisi per 17 September 2015 14.21

Dr. (Hc).
Tjetje Hidayat Padmadinata
LahirTjetje Hidayat Padmadinata
Kebangsaan Indonesia
Pendidikan
  • Bahasa dan Sastra Inggris, PTPG sekarang Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
  • Hukum Internasional, Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, Universitas Padjadjaran.
Pekerjaan
  • Anggota MPR/DPR masa bakti 1971-1977, 1987-1992, 1992-1997, Komisi I Bidang Luar Negeri.
  • Anggota MPR/DPR masa bakti 1999-2004, Komisi II Bidang Dalam Negeri.
Organisasi
  • Ketua Angkatan Muda Siliwangi, 1974.
Dikenal atasbudayawan, politikus, wartawan, aktivis
Penghargaan
  • Doktor Honoris Causa bidang politik dari Universitas Pasundan.

Tjetje Hidayat Padmadinata adalah aktivis dan politikus nasional lintas zaman ; Orde Lama, Orde baru, dan Reformasi.

Perjalanan

Pria asal Tatar Pasundan ini sejak muda mencurahkan tenaga dan pikirannya pada aspek nasionalisme dan perkembangan politik kontemporer dalam berbangsa dan bernegara. Ia adalah aktivis di atas aktivis. Aktivis lain menumbangkan kekuasaan, lalu mengambil alih kekuasaan, tetapi Budayawan Sunda itu tidak demikian.Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; nama tidak sah; misalnya, terlalu banyak Saat itu ia konseptor Brigade Mahasiswa Perdamaian Nasional. ”Ketika saya ditahan di Cipinang, keanggotaan MPR/DPR saya tidak dicabut,” ujarnya.

Tjetje aktif menulis sejak 1960 sebagai sastrawan, kolumnis, dan jurnalis. Tulisannya umumnya terkait dengan komitmennya terhadap masalah kenegaraan dan politik, baik lokal, nasional, regional, maupun internasional. Selain sekolah formal, dia juga seorang otodidak sejati dan sejak muda rajin ”memungut” ilmu dari banyak tokoh besar pada masa pergerakan, seperti Raden Adipati Arya Wiranatakusumah, Ema Bratakusumah, Sukanda Bratamanggala, Mayjen Suwarto, dan Zulkifli Lubis.

Sampai kini Tjetje tetap rajin menulis kolom di surat kabar. Ia juga sering menjadi narasumber dalam seminar, simposium, kuliah umum, dan selalu aktif mengikuti diskusi ilmiah yang membahas persoalan sosial, kebudayaan, terutama politik secara akademis. Di samping ratusan judul artikel yang khusus diperuntukkan bagi peristiwa tertentu, ia juga menulis sejumlah buku.

Kalangan elite Indonesia mengenal Tjetje sebagai pengkaji ilmu politik, politisi multitalenta, sekaligus politikus yang teguh dalam memelihara integritas atas dasar moralitas dan budaya adiluhung. ”Atas dasar semua itu, Kang Tjetje layak mendapatkan gelar doktor honoris causa,” ujar Profesor Rusadi Kantaprawira, ketua tim promotor. [1] Sampai memasuki usia senja, politisi itu tetap aktif walau tak memiliki jabatan apa pun.

Karya tulis

  • Renungan Perjuangan: Manusia Indonesia di Panggung Politik dan Setengah Abad Perlawanan: 1955-2005.
  • Hombre Apercibido Medio Combatido.

Pranala luar

Referensi

  1. ^ "Pengukuhan Dr. Hc. Tjetje Hidayat Padmadinata". fisip.unpas.ac.id. Sabtu, 08 Desember 2012 - 21:36:56 WIB. Diakses tanggal 17 September 2015.