Aseton
| |||
Nama | |||
---|---|---|---|
Nama IUPAC
Propanon
| |||
Nama lain
β-ketopropana
Dimetil keton, dimetilformaldehida, DMK | |||
Penanda | |||
Model 3D (JSmol)
|
|||
3DMet | {{{3DMet}}} | ||
ChemSpider | |||
Nomor EC | |||
Nomor RTECS | {{{value}}} | ||
CompTox Dashboard (EPA)
|
|||
| |||
| |||
Sifat | |||
CH3COCH3 | |||
Massa molar | 58,08 g/mol | ||
Penampilan | Cairan tidak berwarna | ||
Densitas | 0,79 g/cm³, cair | ||
Titik lebur | −94,9 °C (178,2 K) | ||
Titik didih | 56,53 °C (329,4 K) | ||
larut dalam berbagai perbandingan | |||
Viskositas | 0,32 cP pada 20 °C | ||
Struktur | |||
trigonal planar pada C=O | |||
2,91 D | |||
Bahaya | |||
Klasifikasi UE (DSD) (usang)
|
Mudah terbakar (F) Iritan (Xi) | ||
Frasa-R | R11, R36, R66, R67 | ||
Frasa-S | S2, S9, S16, S26 | ||
Titik nyala | -17 °C | ||
Senyawa terkait | |||
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa). | |||
Referensi | |||
Aseton, juga dikenal sebagai propanon, dimetil keton, 2-propanon, propan-2-on, dimetilformaldehida, dan β-ketopropana, adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Ia merupakan keton yang paling sederhana. Aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol, dietil eter,dll. Ia sendiri juga merupakan pelarut yang penting. Aseton digunakan untuk membuat plastik, serat, obat-obatan, dan senyawa-senyawa kimia lainnya. Selain dimanufaktur secara industri, aseton juga dapat ditemukan secara alami, termasuk pada tubuh manusia dalam kandungan kecil.
Produksi
[sunting | sunting sumber]Aseton dibuat secara langsung maupun tidak langsung dari propena. Secara umum, melalui proses kumena, benzena dialkilasi dengan propena dan produk proses kumena(isopropilbenzena) dioksidasi untuk menghasilkan fenol dan Aseton:
- C6H5CH(CH3)2 + O2 → C6H5OH + OC(CH3)2
Konversi di atas terjadi melalui zat antara kumena hidroperoksida, C6H5C(OOH)(CH3)2.
Aseton juga diproduksi melalui propena yang dioksidasi langsung dengan menggunakan katalis Pd(II)/Cu(II), mirip seperti 'proses wacker'.
Dahulu, aseton diproduksi dari distilasi kering senyawa asetat, misalnya kalsium asetat. Selama perang dunia I, sebuah proses produksi aseton dari fermentasi bakteri dikembangkan oleh Chaim Weizmann dalam rangka membantu Britania dalam usaha perang. Proses ini kemudian ditinggalkan karena rendahnya aseton butanol yang dihasilkan.
Biosintesis
[sunting | sunting sumber]Penggunaan
[sunting | sunting sumber]Cairan pembersih
[sunting | sunting sumber]Aseton sering kali merupakan komponen utama (atau tunggal) dari cairan pelepas cat kuku. Etil asetat, pelarut organik lainnya, kadang-kadang juga digunakan. Aseton juga digunakan sebagai pelepas lem super. Ia juga dapat digunakan untuk mengencerkan dan membersihkan resin kaca serat dan epoksi. Ia dapat melarutkan berbagai macam plastik dan serat sintetis.
Ia sangat baik digunakan untuk mengencerkan resin kaca serat, membersihkan peralatan kaca gelas, dan melarutkan resin epoksi dan lem super sebelum mengeras.
Selain itu, aseton sangatlah efektif ketika digunakan sebagai cairan pembersih dalam mengatasi tinta permanen.
Pelarut
[sunting | sunting sumber]Aseton dapat melarutkan berbagai macam plastik, meliputi botol Nalgene yang dibuat dari polistirena, polikarbonat, dan beberapa jenis poliprolilena.[2]
dalam laboratorium, aseton digunakan sebagai pelarut aportik polar dalam kebanyakan reaksi organik, seperti reaksi SN2. Penggunaan pelarut aseton juga berperan penting pada oksidasi Jones. Oleh karena polaritas aseton yang menengah, ia melarutkan berbagai macam senyawa. Sehingga ia umumnya ditampung dalam botol cuci dan digunakan sebagai untuk membilas peralatan gelas laboratorium.
Walaupun mudah terbakar, aseton digunakan secara ekstensif pada proses penyimpanan dan transpor asetilena dalam industri pertambangan. Bejana yang mengandung bahan berpori pertama-tama diisi dengan aseton, kemudian asetilena, yang akan larut dalam aseton. Satu liter aseton dapat melarutkan sekitas 250 liter asetilena.[3][4]
Stok umpan
[sunting | sunting sumber]Dalam bidang industri, aseton direaksi dengan fenol untuk memproduksi bisfenol A. Bisfenol A adalah komponen penting dalam berbagai polimer, misalnya polikarbonat, poliuretana, dan resin epoksi. Aseton juga digunakan dalam manufaktur kordit.
Keamanan
[sunting | sunting sumber]Penempatan aseton harus pada lokasi yang jauh dari sumber api dan memiliki ventilasi baik. Saat bekerja dengan aseton, masker perlu digunakan untuk mencegah menghirup uap dari aseton.[5]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Merck Index, 11th Edition, 58.
- ^ NALGENE Labware - Technical Data
- ^ "Mine Safety and Health Administration (MSHA) - Safety Hazard Information - Special Hazards of Acetylene". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-22. Diakses tanggal 2008-11-23.
- ^ "History - Acetylene dissolved in acetone". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-15. Diakses tanggal 2008-11-23.
- ^ Maftuchah; Winaya, Aris; Zainuddin, Agus (2015). Teknik dasar analisis biologi molekuler. Sleman: Deepublish. ISBN 9786022802624.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- International Chemical Safety Card 0087
- National Pollutant Inventory–Acetone Diarsipkan 2009-07-10 di Wayback Machine.
- MSDS sheet for Acetone Diarsipkan 2008-12-05 di Wayback Machine.
- NIOSH Pocket Guide to Chemical Hazards
- Vapor pressure and liquid density calculation