Zaidul Akbar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
dr.
Zaidul Akbar
Lahir30 November 1977 (umur 46)
Kebangsaan Indonesia
AlmamaterUniversitas Diponegoro
Pekerjaandokter, pendakwah Islam, konsultan, dan praktisi pengobatan sunah
Dikenal ataspenggagas Jurus Sehat Rasulullah (JSR)

dr. Zaidul Akbar (lahir 30 November 1977) adalah seorang dokter, pendakwah Islam, konsultan, dan praktisi pengobatan sunah Indonesia. Ia menggagas Jurus Sehat Rasulullah (JSR). Ia terlibat sebagai salah satu pendiri dan menjabat Ketua Umum Perkumpulan Bekam Indonesia (PBI)[1] serta Pengurus Pusat Asosiasi Pengobat Tradisional Indonesia (ASPETRI).[2]

Latar belakang dan pendidikan[sunting | sunting sumber]

Zaidul Akbar berasal dari keluarga di Kota Jambi.[2][3] Ia meraih gelar dokter umum dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro pada 2003 setelah 6 tahun pendidikan.[4] Ia pernah melakukan praktik di rumah sakit di Balikpapan dan Jakarta.[5]

Karier[sunting | sunting sumber]

Zaidul Akbar tidak bekerja lagi di rumah sakit umum dan kemudian mendalami pengobatan islami. Ia cenderung menjadi pembicara di seminar dan kajian di berbagai tempat. Ia selalu menegaskan untuk menjadikan makanan sebagai obat.[6]

Pandangan[sunting | sunting sumber]

Zaidul mengaku memilih menjadi pendakwah Islam karena problematika kehalalan obat. Ia berpandangan bahwa masalah halal haram sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Ia meyakini bahwa Islam adalah agama sempurna dengan pengaturan yang lengkap termasuk masalah kesehatan dan pengobatan. Dari pandangan itu, ia kemudian banyak mempelajari dan berdiskusi perihal bekam, herbal, dan thibbun nabawi.[4]

Di samping itu, menurut Zaidul bahwa semua syariat Islam mulai dari bangun sampai tidur kembali memiliki dampak kesehatan. Seorang muslim bisa meniru Nabi Muhammad Saw. sebagai role model pola hidup sehat.[4]

Zaidul juga memaparkan bahwa belum banyak tenaga kesehatan dan dokter yang terlibat di dalam dakwah Islam. Menurutnya bahwa ketika memutuskan sebagai pendakwah maka ini adalah jalur hidupnya terutama di akhirat kelak. Dengan kata lain, Zaidul bisa berdakwah dan bisa mengajak orang lain juga menjadi sehat.[7]

Zaidul juga sudah menulis sebuah buku yang diberinya judul Jurus Sehat Rasulullah.[7][8]

Acara televisi[sunting | sunting sumber]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

Bacaan lanjutan[sunting | sunting sumber]