Warteg Bahari

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Sayudi
Lahir21 Juli 1973
Tegal
Pekerjaan
  • Pendiri dan pemilik Kharisma Bahari Group
Orang tua* H Sobari
  • Hj Soliha

Warung Tegal (Warteg) Kharisma Bahari didirikan oleh Sayudi pada tahun 1996, seorang pedagang asongan tamatan SD kelahiran tahun 1973. Berbeda dengan warteg pada umumnya, Warteg Bahari memiliki nuansa warna hijau dan krem dengan nama Kharisma Bahari yang menonjol dan tulisannya besar. Hingga kini, di bawah naungan Kharisma Bahari Group, warteg Bahari telah berjumlah 800 lebih.[1]

Bahari adalah singkatan dari kebersihan, aman, sehat, dan rapi, yang merupakan slogan kota Tegal.[2] Konsep bangunannya juga bermutu bagus dan bagus dan menjadikannya sebagai pelopor warteg bersih. Warteg Kharisma Bahari berkembang pesat karena menawarkan sistem waralaba, dengan skema bagi hasil 50:50.

Awal pendirian[sunting | sunting sumber]

Sebelum merintis Warteg Kharisma Bahari, Sayudi adalah seorang pedagang asongan, di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, selama 7-8 tahun dengan penghasilan sekitar Rp 300 ribu. Sebelumnya, ketika masih lajang, dia sempat membuka usaha warteg namun bangkrut.[3] Setelah menikah, pria kelahiran Tegal, lahir 21 Juli 1973ini kemudian beralih dari jualan rokok ke membuka warteg kembali di Jakarta Selatan dengan nama Modal Mertua (MM). Dengan uang pinjaman dari mertua sebesar Rp 6 juta, dia berkongsi dengan temannya mengelola warteg dengan sistem aplusan, tiga bulan dikelola dirinya kemudian tiga bulan berikutnya dikelola temannya. Selama kurun waktu dia tidak mengelola warteg, Sayudi kembali berjualan asongan.[4]

Pada 1996, dia mengambil alih warteg milik temannya yang nyaris bangkrut. Setelah sempat mau digusur, warteg tersebut tetap bertahan selama 10 tahun berkat reformasi. Ketika itu, banyak warga DKI Jakarta yang makan sehari-hari di warteg.[1] Warteg kedua diberi nama Warteg Akrobu yang artinya akrab berlokasi di Pasar Inpres Cipete Selatan[3] dan warteg ketiga di lokasi warteg yang kongsian dengan temannya namun tutup. Di lokasi inilah, dia memberi nama wartegnya Kharisma Bahari.[4]

Ide franchise pun muncul secara tiba-tiba, karena pada saat itu Sayudi kewalahan mengelola 3 warteg yang dimilikinya sehingga dia menawarkan ke teman dan keluarganya untuk mengelolanya dengan pembagian 50:50. Saat ini, dari total 800 lebih warteg Kharisma Bahari, Sayudi hanya memiliki 10 warung saja dan sisanya adalah sistem waralaba.[4]

Skema kemitraan[sunting | sunting sumber]

Saat ini, Warteg Kharisma Bahari memiliki tiga model waralaba, yakni Warteg Kharisma Bahari yang menyasar kalangan menengah, Warteg Mamoka Bahari berukuran medium, dan Warteg Subsidi Bahari.[5]

Skemanya adalah investor membeli sekali untuk satu outlet warteg seharga Rp. 130 Juta di luar biaya sewa kios, dengan sistem putus. Namun, jika investor ingin meminta karyawannya dari Kharisma Bahari Group, skema yang ditawarkan adalah berupa bagi hasil, yakni laba bersihnya dibagi dua, 50 persen untuk pengelola dan 50 persen untuk investor.[6]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b "Kisah Lulusan SD Pemilik Warteg Kharisma Bahari, dari Modal Mertua Kini Ada Ratusan Cabang". Inews. 2022-07-13. Diakses tanggal 2022-09-28. 
  2. ^ Novalius, Feby (2022-07-09). "Kok Bisa Nama Warteg Selalu Bahari dan Tidak Ada di Tegal? Simak Faktanya". Okezone.com. 
  3. ^ a b Trengginas, Satrio Sarwo (2021-09-30). "Kisah Pemilik Warteg Kharisma Bahari: Gadai Sertifikat Rumah Mertua hingga Sukses Punya 800 Cabang". Tribunnews.com. 
  4. ^ a b c Riska, Merlinda (2019-01-05). Kurniawan, S.S., ed. "Kisah Sayudi membangun kerajaan Warteg Kharisma Bahari". Kontan.co.id. Diakses tanggal 2022-09-28. 
  5. ^ Arini, Shafira Cendra (2022-08-27). "Minat Buka Warteg Bahari? Segini Modal yang Harus Disiapkan". detikcom. Diakses tanggal 2022-09-28. 
  6. ^ "Abous Us". Situs Resmi Warteg Kharisma Bahari Group. Diakses tanggal 2022-09-28.