Vaginosis bakterialis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Vaginosis bakterialis
Gambar mikro dari vaginosis bakterialis — sel dari serviks tertutupi oleh bakteri berbentuk batang, Gardnerella vaginalis (anak panah).
Informasi umum
SpesialisasiGinekologi Sunting ini di Wikidata

Vaginosis bakterialis (BV), juga dikenal sebagai bakteriosis vagina atau Gardnerella vaginitis,[1] merupakan penyakit vagina yang disebabkan oleh banyaknya bakteri.[2] Gejala yang umum dijumpai termasuk peningkatan cairan vagina yang biasanya berbau amis. Cairan ini biasanya berwarna putih atau kelabu. Nyeri saat buang air kecil dapat terjadi.[3] Gatal tidak umum dijumpai.[2][3] Kadang-kadang tidak ada gejala sama sekali.[3] Menderita BV meningkatkan risiko infeksi dari sejumlah infeksi berjangkit seksual lainnya termasuk HIV/AIDS.[4] Penyakit ini juga meningkatkan risiko persalinan dini di antara wanita hamil.[5]

Penyebab dan diagnosis[sunting | sunting sumber]

BV disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri alami di dalam vagina.[6] Ada perubahan pada jenis bakteri yang paling umum dan jumlah bakteri total yang ada berlipat ratusan hingga ribuan kali.[2] Faktor risiko di antaranya termasuk mencuci vagina, mitra seks baru atau lebih dari satu, antibiotik, dan penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim.[6] Namun, ini tidak dianggap infeksi yang berjangkit secara seksual.[7] Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala yang ada dan dapat diverifikasi dengan pemeriksaan cairan vagina dan ditemukannya pH vagina yang di atas normal serta sejumlah besar bakteri.[2] BV sering secara keliru diduga sebagai infeksi jamur vagina atau infeksi Trichomonas.[8]

Pencegahan dan pengobatan[sunting | sunting sumber]

Pengobatan biasanya dilakukan dengan antibiotik, klindamisin atau metronidazol. Obat-obatan ini dapat juga digunakan pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Namun, kondisinya sering berulang setelah pengobatan. Probiotik dapat membantu mencegah terjadinya perulangannya.[2] Belum jelas apakah penggunaan probiotik atau antibiotik berdampak pada hasil akhir kehamilan.[2][9]

Epidemiologi dan riwayat[sunting | sunting sumber]

BV merupakan infeksi vagina yang paling umum dijumpai pada perempuan di usia reproduksi.[6] Persentase perempuan yang terdampak pada waktu tertentu bervariasi antara 5% hingga 70%.[4] BV paling umum dijumpai di belahan Afrika dan lebih jarang dijumpai di Asia dan Eropa.[4] Sekitar 30% perempuan di Amerika Serikat yang berusia antara 14 hingga 49 menderita infeksi ini.[10] Jumlahnya sangat bervariasi antara kelompok etnis di dalam suatu negara.[4] Walaupun gejala yang menyerupai BV telah banyak digambarkan dalam riwayat yang tercatat, kasus pertama yang terdokumentasi dengan jelas muncul pada tahun 1894.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Borchardt, Kenneth A. (1997). Sexually transmitted diseases : epidemiology, pathology, diagnosis, and treatment. Boca Raton [u.a.]: CRC Press. hlm. 4. ISBN 9780849394768. 
  2. ^ a b c d e f Donders, GG; Zodzika, J; Rezeberga, D (April 2014). "Treatment of bacterial vaginosis: what we have and what we miss". Expert opinion on pharmacotherapy. 15 (5): 645–57. PMID 24579850. 
  3. ^ a b c "What are the symptoms of bacterial vaginosis?". http://www.nichd.nih.gov/. 2013-05-21. Diakses tanggal 3 March 2015.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan)
  4. ^ a b c d Kenyon, C; Colebunders, R; Crucitti, T (December 2013). "The global epidemiology of bacterial vaginosis: a systematic review". American journal of obstetrics and gynecology. 209 (6): 505–23. PMID 23659989. 
  5. ^ "What are the treatments for bacterial vaginosis (BV)?". http://www.nichd.nih.gov/. 2013-07-15. Diakses tanggal 4 March 2015.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan)
  6. ^ a b c "Bacterial Vaginosis (BV): Condition Information". http://www.nichd.nih.gov/. 2013-05-21. Diakses tanggal 3 March 2015.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan)
  7. ^ "Bacterial Vaginosis – CDC Fact Sheet". Centers for Disease Control and Prevention. March 11, 2014. Diakses tanggal 2 Mar 2015. 
  8. ^ Mashburn, J (2006). "Etiology, diagnosis, and management of vaginitis". Journal of midwifery & women's health. 51 (6): 423–30. PMID 17081932. 
  9. ^ Othman, M; Neilson, JP; Alfirevic, Z (24 January 2007). "Probiotics for preventing preterm labour". The Cochrane database of systematic reviews (1): CD005941. PMID 17253567. 
  10. ^ "Bacterial Vaginosis (BV) Statistics Prevalence". cdc.gov. September 14, 2010. Diakses tanggal 3 March 2015.