Tanah longsor Natuna 2023

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Longsor Natuna 2023
Kecamatan Serasan setelah longsor
Tanggal6 Maret 2023 (2023-03-06)
Waktu11:00 WIB
LokasiKecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau
Koordinat2°30′43″N 109°02′20″E / 2.5119°N 109.0389°E / 2.5119; 109.0389Koordinat: 2°30′43″N 109°02′20″E / 2.5119°N 109.0389°E / 2.5119; 109.0389
PenyebabHujan lebat
Tewas50 tewas, 4 orang hilang

Longsor di Natuna terjadi pada Senin, 6 Maret 2023. Longsor tersebut terjadi di Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau pada sekitar pukul 11.00 WIB ketika hujan deras melanda.[1] Total 50 orang dinyatakan meninggal dan 4 korban lainnya masih belum ditemukan[2]. Selain itu, terdapat 8 korban luka-luka, dengan 5 korban luka ringan dan 3 korban luka berat[3]. Tanah longsor mengakibatkan pemadaman total sambungan listrik dan telekomunikasi ke pulau Natunan, membuat kontak ke dunia luar menjadi sulit.[4] Tanah longsor juga merusak jalan-jalan utama di seluruh pulau[5].

Kronologi[sunting | sunting sumber]

Desa Pangkalan, Serasan Timur[sunting | sunting sumber]

Pada hari Senin tanggal 6 Maret 2023 pukul 11.15 WIB sebanyak 27 rumah warga desa Pangkalan tertimpa tanah longsor. Kondisi geografis desa dengan kemiringan lereng tebing yang curam dan tanah pelapukan yang tebal menjadi rentan mengalami longsor setelah diterpa curah hujan ekstrem durasi lama[6].

Desa Air Nusa, Serasan Timur[sunting | sunting sumber]

Pada hari Minggu tanggal 5 Maret 202, sekitar pukul 18.30 WIB mulai terjadi hujan lebat di daerah Desa Air Nusa, Kecamatan Serasan Timur yang tak kunjung berhenti sampai pada hari Senin tanggal 6 Maret 2023.

Sekitar pukul 04.30 WIB, longsor pertama terjadi dan menyebabkan material menimbun rumah, kebun, dan sumber air warga.

Pada pukul 04.30 WIB, longsor terjadi di daerah bukit yang mengakibatkan rumah, kebun, hingga sumber air minum warga tertimbun.

Kepala desa hingga Bhabinkamtibmas Polsek Serasan segera ikut bergotong royong membersihkan sisa-sisa tanah longsor.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Riau, Muhammad Hasbi, memperoleh informasi terkait longsor susulan pada Senin pukul 13.00 WIB, lebih besar dari yang sebelumnya.[7]

Pada pukul 22.00 WIB, personel gabungan dari berbagai instansi bersama tim SAR gabungan tiba di Kecamatan Natuna[8].

Respon[sunting | sunting sumber]

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mengirimkan 25 personel polisi ke pulau tersebut untuk upaya pertolongan pertama.[9] Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Natuna dan Kodam 318 Natuna juga memberangkatkan dua kapal bantuan yang membawa obat, makanan, dan pakaian[6]. Upaya pertolongan terhambat karena letak pulau yang terpencil yang memakan waktu 5 jam menggunakan perahu saat cuaca tenang dari ibu kota kabupaten, Ranai.[10] Selain itu, tidak tersedianya alat berat di daerah kecamatan Serasan Timur juga menjadi kendala dalam evakuasi korban[8]. Untuk memudahkan akses menuju lokasi Pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengirimkan tujuh alat berat jenis ekskavator[2]. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Suharyanto, turut hadir memberikan bantuan serta mendatangkan tim Badan SAR Nasional (Basarnas) dan sukarelawan penanggulangan bencana[6]. Tim pencarian dan penyelamatan juga dikirim dari Ranai dengan total 36 orang.[11]

Bantuan darurat[sunting | sunting sumber]

Badan Nasional Penanggulangan Bencana memberikan bantuan logistik dan peralatan sebagai upaya percepatan penanganan darurat longsor. Bantuan yang akan diserahkan berupa bantuan Dana Siap Pakai (DSP) senilai 1 miliar rupiah untuk penanganan darurat dan pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi. Bantuan logistik yang diberikan berupa empat tenda pengungsi,100 tenda keluarga, 500 selimut, 500 matras, 15 genset listrik ukuran 2 kVA, 1.500 paket makanan, 1.500 paket rendang, 200 velbed, dan 100 lampu garam[2][6]. Empat titik lokasi pengungsian itu tersebar di pengungsian PLBN yang menampung 219 orang, pengungsian Puskesmas Serasah yang mampu menampung 215 orang, pengungsian Pelimpak dan Masjid Al furqon yang menampung 500 orang, serta Pengungsian SMA Serasan yang menampung 282 orang[8]. Per 14 Maret 2023, sekitar 2835 jiwa yang terdampak harus mengungsi ke titik lokasi pengungsian[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Amirullah (2023-03-07). "Korban Meninggal Longsor Natuna Bertambah Jadi 11 Orang, 50 Masih Tertimbun". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-03-07. 
  2. ^ a b c d "Update Longsor Natuna: Korban Meninggal Jadi 50 Orang". nasional. Diakses tanggal 2023-12-23. 
  3. ^ BNPB, IT. "Bantuan Tiba di Natuna". BNPB. Diakses tanggal 2023-12-23. 
  4. ^ Prasetiyo, Wisnu. "Kondisi Longsor di Natuna: 14 Jam dari Pusat Kota, Listrik-Internet Mati". kumparan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-06. Diakses tanggal 2023-03-06. 
  5. ^ Indonesia, C. N. N. "Longsor Besar Natuna: Akses Jalan Terputus, Listrik Padam". nasional. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-06. Diakses tanggal 2023-03-06. 
  6. ^ a b c d SASTRA, PANDU WIYOGA, YOLA (2023-03-07). "Longsor di Pulau Serasan Natuna, Bencana Terburuk Sepanjang Sejarah Kepri". kompas.id. Diakses tanggal 2023-12-23. 
  7. ^ Liputan6.com (2023-03-07). "Kronologi Longsor Natuna yang Sebabkan Puluhan Orang Hilang, Longsor di Siang Hari Paling Besar". liputan6.com. Diakses tanggal 2023-03-07. 
  8. ^ a b c detikcom, Tim. "Longsor di Natuna, Kepulauan Riau: Kronologi Hingga Jumlah Korban". detiknews. Diakses tanggal 2023-12-23. 
  9. ^ antaranews.com (2023-03-06). "Kapolda Kepri kirim personel tambahan untuk bencana longsor di Serasan". Antara News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-06. Diakses tanggal 2023-03-06. 
  10. ^ "Satu Kampung di Natuna Tertimbun Longsor, Begini Penampakannya". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). 2023-03-06. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-06. Diakses tanggal 2023-03-06. 
  11. ^ Cherman. "Tim SAR gabungan menuju Natuna bantu korban longsor". Antara News Kepri. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-06. Diakses tanggal 2023-03-06.