Suweg

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 9 April 2013 01.29 oleh Addbot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 11 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:q151527)
Suweg
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
(tanpa takson):
(tanpa takson):
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
A. paeoniifolius
Nama binomial
Amorphophallus paeoniifolius
Sinonim

A. campanulatus Bl.

Suweg (dari bahasa Jawa) adalah tanaman anggota marga Amorphophallus dan masih berkerabat dekat dengan bunga bangkai raksasa (A. titanum) dan iles-iles (A. muelleri). Suweg sering dicampurbaurkan dengan iles-iles karena keduanya menghasilkan umbi batang yang dapat dimakan dan ada kemiripan dalam morfologi daun pada fase vegetatifnya. Nama lainnya adalah porang, meskipun nama ini juga dipakai untuk iles-iles. Nama-nama dalam bahasa lain: elephant foot yam[1][2] atau stink lily (bahasa Inggris), teve (bahasa Tonga), jimmikand, suran, chenna, ol (bahasa Bengal), serta oluo (bahasa Odia).

Suweg adalah tanaman asli Asia Tenggara dan tumbuh di hutan-hutan kawasan Malesia, Filipina, serta India tropik (bagian selatan).

Pemerian botani

Suweg dalam fase vegetatif (kiri) dan generatif (kanan). Pembanding ukuran adalah gunting tanaman di kanan bawah.

Terna, tahunan namun dapat dianggap dwimusim karena fase vegetatif dan generatif muncul tidak bersamaan.

Fase vegetatif tampak sebagai dedaunan bercabang-cabang dengan "batang" lunak. Batang sejati tidak ada tetapi berupa umbi yang selalu berada di bawah permukaan tanah. Umbi batang membentuk anakan umbi dari samping dan dapat memunculkan daun sehingga kadang-kadang tampak seperti berumpun, umbi mengandung pati yang komposisinya didominasi oleh mannan; warna umbi putih, sering dengan semburat warna merah jambu atau ungu. Warna umbi ini berbeda dari iles-iles maupun walur (acung), yang warna umbinya kuning.

Tangkai daun tunggal utama seringkali dianggap "batang" oleh awam, tumbuh tegak, lunak, dan berwarna hijau (mulai dari muda hingga gelap) berbelang-belang putih[3]; permukaan tangkai daun suweg kasar bila diraba, berbeda dari iles-iles yang halus; tangkai daun pada ketinggian tertentu (dapat mencapai 1,5 m) menjadi tiga cabang sekunder dan akan mencabang lagi sekaligus menjadi tangkai helai daun.[3]; helai daun ada yang menyatu pada tangkai daun. Suweg tidak memiliki tonjolan berwarna cokelat kehitam-hitaman (disebut bulbil) pada bagian percabangan tangkai daun, sebagaimana iles-iles[3] [4].

Bunga muncul apabila simpanan energi berupa tepung di umbi sudah mencukupi untuk pembungaan. Sebelum bunga muncul, seluruh daun termasuk tangkainya akan layu. Bunga tersusun majemuk berupa struktur khas talas-talasan, yaitu bunga-bunga tumbuh pada tongkol yang dilindungi oleh seludang bunga. Kuntum bunga tidak sempurna, berumah satu, berkumpul di sisi tongkol, dengan bunga jantan terletak di bagian distal (lebih tinggi) daripada bunga betina. Struktur generatif ini pada saat mekar mengeluarkan bau bangkai yang memikat lalat untuk membantu penyerbukannya.

Perbanyakan secara generatif dengan biji atau secara vegetatif dengan anakan umbi.

Galeri gambar

Lihat pula

Rujukan