Saumlaki, Tanimbar Selatan, Kepulauan Tanimbar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Saumlaki
Negara Indonesia
ProvinsiMaluku
KabupatenMaluku Tenggara Barat
KecamatanTanimbar Selatan
Kodepos
97464
Kode Kemendagri81.03.01.1001
Kode BPS8101040009
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Pemandangan Saumlaki dari sisi laut

Saumlaki adalah ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) yang mencakup seluruh kepulauan Tanimbar. Kabupaten ini tergolong baru berdiri, setelah berpisah dengan Kabupaten Maluku Tenggara di tahun 2002. Saumlaki juga merupakan kelurahan yang berada di Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku, Indonesia. Letak Saumlaki tepatnya berada di Pulau Yamdena yang merupakan bagian dari Kepulauan Tanimbar.

Saumlaki mempunyai potensi alam laut yang melimpah, namun kota ini tidak mempunyai industri apapun sehingga semua barang harus dibeli dari Surabaya.

Sejarah

Usaha Pendudukan Jepang pada PD II

Pada akhir tahun 1942, setelah Darwin, Australia, dibom oleh Jepang pada saat Perang Dunia II, 2 buah kapal perontok dan 1 kapal biasa Jepang memasuki perairan Maluku. Sebelumnya, 13 pasukan KNIL yg telah disiapkan oleh Belanda, dibawah komando sersan Julius Tahija, mendarat di Saumlaki. Pada tgl 30 Juli, 04.00 pagi, sekelompok kapal perang Jepang ini mulai masuk ke Teluk Saumlaki[1]. Sebelum puluhan tentara Jepang ini mendarat, mereka diberondong oleh dua senapan mesin MG. Jepang kocar-kacir dan mengalami banyak korban, sedangkan hanya 8 pasukan Julius yg gugur.

Julius dan sisa pasukannya pun berlayar ke Pulau Bathurst, Australia, untuk kemudian bergabung ke dalam pasukan khusus Australia "Z" forces[2]. Julius Tahija kemudian dielu-elukan sebagai pahlawan perang di Australia dan mendapat medali tertinggi dari kerajaan Belanda, Ridders der Militaire Willems-Orde. Setelah itu, Julius kemudian membantu para pejuang Indonesia, khususnya sebagai menteri kabinet Negara Indonesia Timur, yg aktif untuk memperjuangkan pengakuan Republik Indonesia pada tgl 27 Desember 1949.

Sayang, kegigihan 13 pasukan Indonesia, walaupun di bawah bendera KNIL, untuk mengusir puluhan pasukan Jepang tidak pernah dihargai oleh rakyat Indonesia. Tidak ada tugu peringatan apa pun yang menandakan aksi heroik ini di Saumlaki.

Perekonomian

Geliat perekonomian belum terlalu terlihat. Hanya ada sedikit toko, restoran dan penginapan di dekat pelabuhan.

Pelabuhan di Saumlaki sering disandari oleh kapal-kapal dari Australia. Terutama pada kegiatan Sail Darwin-Saumlaki yang diadakan setiap setahun sekali. Biasanya para peserta acara tersebut turun dan menyinggahi pantai dan desa-desa di sekitar Saumlaki. Salah satu desa yang menjadi tujuan adalah desa Tumbur. Desa ini terkenal akan kerajinan patung kayunya.

Referensi

  1. ^ "Legenda Penuh Warna". Tempo Online. 
  2. ^ "Remembering Saumlaki — Peter Ryan". Quadrant Magazine. January 2004.