Replantasi gigi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Replantasi gigi adalah proses mengembalikan gigi avulsi kembali ke soketnya dengan harapan gigi akan mampu menyatu kembali dengan jaringan yang tertinggal di soket dan gigi kembali vital (hidup). Selain faktor larutan penyimpan gigi avulsi, yang dapat menentukan keberhasilan replantasi gigi juga adalah waktu. Waktu yang terbaik untuk replantasi, dalam hal ini disebut golden periode, adalah kurang dari 2 jam setelah gigi avulsi. Oleh karena itu setelah terjadi trauma, segera ke dokter gigi terdekat untuk dilakukan replantasi. Walaupun sudah ada waktu yang ideal, banyak kasus dimana anak yang mengalami gigi avulsi baru ditangani setelah melewati golden periode. Dalam kasus ini, replantasi akan tetap dilakukan bila memungkinkan, tetapi tingkat keberhasilan menurun seiring dengan makin jauhnya waktu dari golden periode.

Proses replantasi merupakan proses yang membutuhkan kesabaran dan kehati-hatian, karena banyak hal yang harus dilakukan oleh dokter gigi. Hal pertama yang akan dilakukan adalah pemeriksaan secara menyeluruh pada gigi avulsi dan soketnya. Pembersihan merupakan langkah selanjutnya, kedua proses awal ini mungkin akan memerlukan tindakan anestesi lokal, yaitu menyuntikkan sedikit larutan anestesi agar proses replantasi tidak menyakitkan bagi anak. Lalu gigi avulsi dikembalikan ke soket, dilakukan penjahitan dan dilanjutkan dengan pengikatan (splinting) beberapa gigi sebelahnya agar gigi avulsi tersebut dapat stabil berada di dalam soket sampai terjadi penyembuhan, beberapa minggu kemudian. Setelah beberapa minggu, dan replantasi dinilai berhasil, splinting akan dilepas dan akan ada jadwal kontrol berikutnya untuk memantau apakah gigi tersebut kembali vitalitasnya (hidup) atau tidak. Bila vitalitas tidak kembali, akan ada perawatan lanjutan yaitu perawatan saluran akar (endodontik), dengan tujuan agar gigi tetap dapat bertahan di soketnya kembali dan dapat berfungsi dengan baik secara fungsional dan estetik.

Perihal keberhasilan replantasi gigi dan indikatornya, banyak faktor yang menentukan, selain bagaimana dan di mana menyimpan gigi avulsi selama menuju ke dokter gigi, golden periode, juga faktor usia penderita yang mengalami gigi avulsi. Walaupun banyak kejadian terjadi pada anak berusia 8 – 12 tahun seperti yang sudah dijelaskan, tetapi kadang juga terjadi pada orang dewasa. Hal ini berpengaruh kepada kesempurnaan terbentuknya akar gigi avulsi tersebut. Pada anak berusia 8 – 12 tahun, akar gigi seri sedang dalam tahap penyempurnaan sehingga ujung akar (periapikal) tempat saraf dan pembuluh darah masuk ke dalam gigi masih lebar, disebut immature tooth. Hal ini menjadikan proses penyembuhan dapat berlangsung lebih cepat dibanding pada gigi seri orang dewasa yang pembentukan akarnya sudah sempurna, sehingga periapikal sudah sempit, disebut mature tooth. Pada kondisi immature tooth ini, vitalitas gigi lebih besar kesempatannya untuk pulih, sehingga tindakan lanjutan berupa endodontik mungkin dapat dihindari. Pada akhirnya vitalitas gigi kembali normal sehingga gigi tidak akan kehilangan fungsi dan estetiknya.

Dari banyak penelitian, dapat diambil kesimpulan, keberhasilan replantasi dapat terlihat paling sedikit dalam 2 – 3 minggu setelah replantasi. Indikator dapat dilihat dari tingkat kegoyangan yang minimal setelah splinting dilepas, dan vitalitas gigi yang positif (baik dari pemeriksaan vitalitas maupun dari warna gigi yang tidak berubah menjadi ke abu abuan).

Referensi[sunting | sunting sumber]

http://www.bedahmulut.ariirnawan.com/gigi-palsu-permanen-dan-tanam-gigi-apakah-sama/