Pura Bukit Dharma Durga Kutri

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pura Bukit Dharma Durga Kutri / ᬧᬸᬭᬩᬸᬓᬶᬢ᭄ᬟᬃᬫᬤᬸᬃᬕᬓᬸᬢ᭄ᬭᬶ adalah salah satu pura yang terdapat di desa Buruan, kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali.[1] Pura ini merupakan salah satu pura kuno peninggalan kebudayaan Hindu sebelum Majapahit. Keberadaan pura ini bisa dijadikan instrumen untuk menelusuri proses pengaruh Hindu dari Jawa ke Pulau Dewata ini. Upacara Piodalan dilakukan setiap Purnama Sasih Kasa bersamaan dengan Pujawali di Pura Semeru Agung di Lumajang, Jawa Timur.[2]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan prasasti di Bali yang menunjuk keberadaan pura ini, Pura Bukit Dharma Durga Kutri diperkirakan sudah berdiri sejak 835 caka (913 M). Pada saat itu, Pulau Bali diperintah oleh Raja Sri Kesari Warmadewa. Lokasi pura berada di lingkungan Banjar Kutri, di samping jalan utama menuju Blahbatuh, Gianyar. Yang unik adalah pada bagian mandala utama terdapat bukit yang diselimuti hutan kecil. Pada puncaknya itulah distanakan arca Durga Mahisamardini Astabuja.[3]

Pura ini berawal dan berkembang sebagai kahyangan jagat dari pemerintahan Sri Kesari Warmadewa, Ugrasena, Tabanendra, Jayasingha, Mahadewi, Udayana. Pada pemerintahan Udayana, beliau ditemani permaisuri Gunapriya Dharmapatni sehingga disebut sebagai raja sejoli. Beliau berkuasa sekitar abad ke 10 M. Kekuasaan kerajaan Bali pada saat itu hingga mencapai Timor Timur. Prasasti yang mendukung keberadaan pura ini adalah Prasasti Peguyangan, Tengkulak, Trunyan, dan Prangsada.

Dalam Prasasti Prangsada disebutkan: Sang Ari Anak Wungsu, Kunang Sira Sang Ibu Murwa Sira Mantuking Suryatmaka Dinarma Sira Ring Candi Ibu yang jika diartikan: "Prabu Anak Wungsu meyakini ibunya Ratu Mahendradatta Udayana setelah wafat kembali ke inti Surya yaitu Wisnu, bersatu secara simbolis (Arcanam) di tempat pemujaan beliau (Candi Burwan).

Dari prasasti tersebut dapat dijabarkan makna yang terkandung di dalamnya, yaitu Raja dan umat pada saat itu merupakan Pemuja Surya (Wisnu) dan Pura Bukit Dharma sudah ada pada masa Ratu Mahendradatta memerintah, di mana terdapat suatu benda dalam bentuk Arca Durga Ma (Ibu Durga). Hal ini terlihat pada kalimat beliau bersatu dengan yang dipuja di tempat beliau memuja. Yang dimaksud dengan dipuja di tempat beliau memuja adalah Suryatmaka (Inti Surya yaitu Wisnu), Hyang Widhi (Tuhan) dalam fungsi memelihara jagat raya. Dengan demikian Pura Bukit Dharma adalah Kahyangan Widhi.

Prasasti lain yang mendukung adalah Prasasti Peguyangan. Prasasti ini menjabarkan keagungan Tuhan yang dipuja di Buruan dijadikan dasar hidup bernegara dan beragama oleh masyarakat di bawah kekuasaan Ratu Mahendradata Udayana. Barang siapa yang sudah melaksanakan hidup bermasyarakat Grahasta, diwajibkan menjalani hidup bernegara dan beragama seperti yang ditetapkan oleh pemerintah pada saat itu.

Apabila dalam kehidupan umat berjalan dijalan dharma (kebaikan) sesuai dengan pemujaan di Pura Bukit Dharma maka beliau akan selalu memberkati. Arca Durga Mahesamardini Astabuja yang disimbolkan dalam bentuk arca seorang wanita cantik bertangan delapan berkendaraan lembu memiliki makna perwujudan Gayatri. Arca tersebut simbol dari penyatuan kekuatan Brahma, Wisnu, dan Siwa (Utpeti, Stiti, Pralina). Penataan Pura Bukit Dharma ditata dengan konsep Tri Loka, Bru Loka (Pura Manik Tirtha), Bhuah Loka (Pura Pentaran Agung), dan Swah Loka (Pura Pucak Dharma). Pada pucak inilah diistanakan arca tersebut. Konsep Tri Mandala juga tertuang dalam penataan pura yaitu Nista Mandala (di depan candi bentar), Madya Mandala (di depan candi kurung), dan Utama Mandala (setelah memasuki candi kurung).

Selain arca yang terdapat di puncak, di penataran agung juga terdapat beberapa arca yang masih terkait yaitu arca-arca Gedong Pesaren, Arca Budha, Siwa, Lingga Yoni, arca gedong Doho. Arca Gedong Doho ini kemungkinan berkaitan dengan leluhur Raja Sejoli.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Blahbatuh, Pesona. "Sejarah Pura Bukit Dharma Durga Kutri - Article". Pesona Blahbatuh. Diakses tanggal 2023-07-07. 
  2. ^ "Pura Bukit Dharma Kutri » Budaya Indonesia". budaya-indonesia.org. Diakses tanggal 2023-07-07. 
  3. ^ "Mengenal Pura Bukit Dharma Durga Kutri Gianyar". BaleBengong.id (dalam bahasa Inggris). 2012-01-01. Diakses tanggal 2023-07-07.