Produksi kakao di Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Produksi kakao di Indonesia merupakan yang terbesar ketiga dari segi ekspor di dunia. Jenis kakao yang diproduksi di Indonesia utamanya kakao curah dan kakao mulia. Wilayah sentra produksinya di Sulawesi bagian selatan dan di Jawa bagian timur. Hampir seluruh kepemilikan lahan penanaman kakao di Indonesia dimiliki oleh rakyat Indonesia. Produktivitas produksi kakao di Indonesia terus mengalami peningkatan sejak dekade pertama abad ke-21.

Varietas[sunting | sunting sumber]

Jenis tanaman kakao yang diproduksi dari perkebunan kakao di Indonesia utamanya adalah kakao curah dan kakao mulia. Pusat produksi kakao curah berada di wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Sedangkan produksi kakao mulia dilakukan di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.[1]

Areal penanaman[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2010, areal penanaman kakao di Indonesia seluas 1.651.539 ha. Luas lahan yang sepenuhnya dimiliki oleh rakyat adalah 1.555.596 ha. Persentasenya sebesar 94%.[2]

Produktivitas[sunting | sunting sumber]

Selama dekade 1999–2009, produksi kakao di Indonesia terus mengalami peningkatan. Rata-rata peningkatan jumlah produksinya sebesar 5,99% per tahun.[2] Pada tahun 2010, produksi kakao di Indonesia untuk kegiatan ekspor biji kering mencapai 550.000 ton. Nilai produksi tersebut berada di urutan ketiga dunia setelah Pantai Gading dan Ghana.[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Pusat Data dan Informasi. Gambaran Sekilas Industri Kakao. Jakarta Selatan: Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian. hlm. 1. 
  2. ^ a b c Rubiyo dan Siswanto (2012). "Peningkatan Produksi dan Pengembangan Kakao (Theobroma cacao L.) di Indonesia" (PDF). Buletin RISTRI. 3 (1): 34.