Perusahaan patungan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Perusahaan patungan atau joint venture adalah sebuah kesatuan perusahaan atau korporasi yang dibentuk antara 2 pihak atau lebih dengan tujuan menyatukan sumber daya untuk menjalankan aktivitas ekonomi atau proyek tertentu secara bersama-sama. Istilah nama joint venture pertama kali digunakan pada akhir abad ke-19, bertepatan dengan pembangunan sistem kereta api di Amerika Serikat.[1]

Pihak-pihak itu setuju untuk berkelompok dengan menyumbang keadilan kepemilikan, dan kemudian saham dalam penerimaan, biaya, dan kontrol perusahaan. Perusahaan ini hanya dapat untuk proyek khusus saja, atau hubungan bisnis yang berkelanjutan seperti perusahaan patungan Sony Ericsson. Ini terbalik dengan persekutuan strategi, yang tak melibatkan taruhan keadilan oleh pesertanya, dan susunannya kurang begitu sulit.

Frase ini umumnya merujuk pada tujuan kelompok dan bukan jenis kelompok. Kemudian, perusahaan patungan bisa berupa badan hukum, kemitraan, LLC, atau struktur resmi lainnya, bergantung pada jumlah pertimbangan seperti pertanggungjawaban pajak dan kerugian.

Penggunaan[sunting | sunting sumber]

Perusahaan patungan umum pada industri migas, dan sering merupakan badan hukum antara perusahaan setempat dan asing (sekitar 3/4 internasional). Perusahaan patungan sering tampak sebagai alternatif bisnis yang amat bisa berjalan terus dalam sektor ini, karena perusahaan ini dapat menyempurnakan perlengkapan kecakapan sementara perusahaan ini menawarkan keberadaan geografis pada perusahaan asing. Berbagai studi menunjukkan tingkat kegagalan 30-61%, dan 60% gagal untuk memulai atau berangsur bubar dalam 5 tahun. (Osborn, 2003) Juga diketahui bahwa perusahaan patungan di negeri yang perkembangannya rendah menunjukkan ketakstabilan besar, dan perusahaan patungan yang melibatkan mitra pemerintah memiliki kemungkinan besar untuk gagal (perusahaan swasta tampak lebih terlengkapi untuk mendukung kecakapan penting, jaringan pemasaran, dll).

Beberapa negara, seperti Republik Rakyat Tiongkok dan lebih lanjut India, memerlukan perusahaan asing untuk membentuk perusahaan patungan dengan perusahaan domestik untuk memasuki pasar. Persyaratan ini sering mendorong transfer teknologi dan kontrol manajer ke mitra dalam negeri.

Sebagian besar perusahaan patungan gagal di Asia karena perbedaan budaya. Perusahaan patungan gagal karena sejumlah alasan, termasuk kurangnya komunikasi dan distribusi tenaga antar manajemen.

Alasan pembentukan[sunting | sunting sumber]

Alasan internal

  1. Membangun kekuatan perusahaan
  2. Menyebarkan biaya dan risiko
  3. Menambah akses ke sumber daya keuangan
  4. Ekonomi skala dan keuntungan kekuatan
  5. Akses ke teknologi dan pelanggan baru
  6. Akses ke praktik manajer inovatif

Tujuan persaingan

  1. Mempengaruhi evolusi struktural industri
  2. Kompetisi sebelum selesai
  3. Tanggapan defensif untuk menghapuskan batas-batas industri
  4. Penciptaan unit kompetisi yang kuat
  5. Kecepatan pasar
  6. Menambah ketangkasan

Tujuan strategi

  1. Sinergi
  2. Transfer teknologi/kecakapan
  3. Diversifikasi

Contoh[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Diarsipkan 2008-01-10 di Wayback Machine. - Definisi dan diskusi perusahaan patungan online.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Ekonomi, Warta (2019-03-26). "Apa Itu Joint Venture?". Warta Ekonomi. Diakses tanggal 2020-10-15.