Perumpamaan Pesta Perkawinan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Injil Lukas, Minuscule 2444, abad ke-13th

Perumpamaan Pesta Perkawinan adalah salah satu perumpamaan Yesus dan muncul dalam Lukas 14:7–14 dari Perjanjian Baru. Perumpamaan tersebut secara langsung mendahului Perumpamaan perjamuan kawin dalam Lukas 14:15–24.[1][2] Dalam Injil Matius, pasal paralel untuk Perumpamaan perjamuan kawin dari Injil Lukas juga dihimpun sebagai sebuah pesta perkawinan (Matius 22:1–14).[3]

Pada zaman Perjanjian Baru, perkawinan adalah sebuah hal yang membahagiakan dan sangat sakral. Beberapa perkawinan bahkan berlangsung lebih dari sepekan. Saat Yesus menyebut perumpamaan tersebut, banyak orang dapat memahami gambaran yang berupaya Ia ciptakan karena ia memakai Perkawinan Yahudi sebagai latar cerita.[4]

Lukas 14:11 menyebut "semua orang yang meninggikan dirinya akan direndahkan, tetapi ia yang merendahkan dirinya akan ditinggikan."; firman tersebut juga ditemukan dalam Lukas 18:14 dan Matius 23:12. Ayat tersebut mirip dengan Matius 18:4.[2]

Naratif[sunting | sunting sumber]

Karena Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu, supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah. Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar."

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ J. Dwight Pentecost, 1998 The parables of Jesus: lessons in life from the Master Teacher ISBN 0-8254-3458-0 pages 85-86
  2. ^ a b Luke by Sharon H. Ringe 1995 ISBN 0-664-25259-1 page 195
  3. ^ Aland, Kurt, ed. Synopsis of the Four Gospels: Completely Revised on the Basis of the Greek Text of the Nestle-Aland, 26th Edition, and Greek New Testament, 3rd Edition, English Edition. 1st ed. United Bible Societies, 1982. Print. pericope 216.
  4. ^ Bauckham, Richard (Autumn 1996). "The Parable of the Royal Wedding Feast (Matthew 22:1-14) and the Parable of the Lame Man and the Blind Man (Apocryphon of Ezekiel)". Journal of Biblical Literature. 115 (3).