Pertempuran Lilybaeum

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pertempuran Lilybaeum
Bagian dari Perang Punik II

Operasi maritim disekitar Sisilia pada 218 SM
TanggalMusim panas, 218 SM
LokasiDekat Marsala, Sisilia
Hasil Kemenangan Romawi
Pihak terlibat
Romawi Kartago
Tokoh dan pemimpin
Pretor Sisilia, Marcus Aemilius Lepidus Tidak diketahui
Kekuatan
20 Quinquereme and Trireme 35 Quinquereme
Korban
Tidak diketahui 7 kapal ditangkap

Pertempuran Lilybaeum adalah konfrontasi pertama dalam Perang Punik II, antara armada maritim Kartago dan Roma pada 218 SM. Orang Kartago mengerahkan 35 quinquereme untuk menyerang Sisilia, dimulai dari Lilybaeum. Pasukan Romawi, yang telah diperingatkan sebelumnya oleh Hiero dari Sirakusa atas serangan tersebut, sempat mengadang rombongan armada Kartago dengan 20 quinquereme. Pasukan Romawi kemudian akhirnya berhasil menangkap beberapa kapal Kartago.

Latar belakang[sunting | sunting sumber]

Kartago dan Republik Romawi memiliki hubungan damai, sejak penandatanganan perjanjian pertama pada 509 SM, yang merinci hak masing-masing kekuasaan. Kemudian, perjanjian-perjanjian ditandatangani kembali pada 348 dan 306 SM yang selanjutnya menetapkan lingkup pengaruh masing-masing negara. Kartago dan Roma menandatangani perjanjian bilateral pada 279 SM untuk bekerja sama melawan Raja Pyrrhos. Namun, keterlibatan Romawi di Messina, Sisilia pada 264 SM, memicu terjadinya Perang Punik I yang mengakibatkan Kartago kehilangan kepemilikannya atas Sisilia, supremasi maritim dan ganti rugi yang besar. Tindakan Romawi selama terjadinya Perang Tentara Bayaran menguntungkan Kartago, tetapi mereka merebut Sardinia dan Korsika setelah perang tersebut berakhir. Kartago membangun kembali kekayaannya selama periode 237–218 SM dengan menaklukkan sebagian wilayah Iberia di bawah kepemimpinan Hamilcar, Hasdrubal dan Hannibal. Roma menandatangani perjanjian dengan Hasdrubal pada 226 SM, atas dorongan Massalia yang menetapkan Ebro sebagai batas kekuasaan Kartago di Iberia. Kota Saguntum yang terletak di bagian selatan sungai di Ebro, menjadi sekutu Roma setelah 226 SM. Ketika sekutu Iberia yang pro terhadap Hannibal berkonflik dengan Saguntum, Roma memberi peringatan kepada Hannibal untuk tidak turut campur terhadap hal tersebut. Dihadapkan dengan pilihan mundur dan kehilangan muka, Hannibal memilih untuk menyerang Saguntum. Hal inilah yang kemudian menjadi awal terjadinya Perang Punik II.

Situasi strategis[sunting | sunting sumber]

Setelah Hannibal menyerbu, mengepung dan akhirnya berhasil merebut kota Saguntum di Iberia pada tahun 219 SM, Senat Romawi menyatakan perang terhadap Kartago. Namun, Roma tidak melakukan apa pun untuk membantu kota tersebut selama delapan bulan pengepungan, padahal sebelumnya, Roma menyatakan bahwa Saguntum adalah kota sekutunya. Setelah pengepungan berakhir, para prajurit mulai bersiap untuk pertempuran yang akan datang, kelak berlangsung hingga 18 tahun lamanya.

Persiapan Romawi[sunting | sunting sumber]

Pada 219 SM, Romawi melakukan mobilisasi atas armada maritimnya dengan mengerahkan 220 quinquereme untuk menyerbu Illyria. Publius Cornelius Scipio memimpin empat legiun yang terdiri dari 8.000 infanteri Romawi dan 14.000 infanteri sekutu serta 600 kavaleri Romawi dan 1.600 kavaleri sekutu, kemudian bertolak ke Iberia dengan dikawal oleh 60 kapal. Namun, orang Galia dari suku Boii dan orang-orang Insubri (orang kelt kuno yang mendiami wilayah Insubria) di Italia utara menyerang koloni Romawi di Placentia dan Cremona, yang mengakibatkan Romawi melarikan diri ke Mutina, yang kemudian dikepung oleh Galia. Praetor L. Manlius Vulso yang memimpin dua legiun Romawi, 600 kuda Romawi, 10.000 infanteri sekutu dan 1.000 kavaleri sekutu bergerak dari Ariminium menuju Galia Cisalpina. Pasukan ini disergap hingga dua kali dalam perjalanannya, yang mengakibatkan kehilangan 1.200 prajurit. Meskipun serangan yang bertubi-tubi terhadap Mutina ditingkatkan, pasukan itu sendiri jatuh di bawah pengepungan yang agak longgar beberapa kilometer jaraknya dari Mutina.[1] Peristiwa ini mendorong Senat Romawi untuk untuk membantu Manlius Vulso dengan mengirim salah satu legiun Scipio dan 5.000 pasukan sekutu. Scipio harus mengumpulkan pasukan lain untuk menggantikan pasukan tersebut, oleh karenanya, ia tidak dapat bertolak ke Iberia hingga bulan September 218 SM.

Konsul Tiberius Sempronius Longus memimpin empat legiun (2 Romawi dan 2 sekutu, 8.000 Romawi dan 16.000 infanteri sekutu dan 600 Romawi dan 1.800 kuda sekutu)[2] dan menerima instruksi untuk bertolak menuju Afrika dengan dikawal oleh 160 quinquereme. Sempronius Longus lalu berlayar ke Sisilia, dalam rangka menyelesaikan persiapannya untuk menyerang Afrika.

Persiapan Punisia[sunting | sunting sumber]

Setelah Pengepungan Saguntum, Hannibal membebaskan pasukannya ke markas musim dingin. Kemudian pada musim panas 218 SM, Hannibal menempatkan 15.000 prajurit dan 21 gajah[3] di bawah pimpinan saudaranya Hasdrubal Barca di Iberia dan mengirim 20.000 prajurit di Afrika dengan 4.000 garnisun Kartago sendiri.[4] Pasukan yang bergerak ke Italia dari Cartagena seharusnya berjumlah 90.000 prajurit, 12.000 kavaleri dan 37 gajah. Sebelum menyeberangi Sungai Ebro, Hannibal membagi tentaranya menjadi tiga pasukan, kemudian menyerang suku Iberia dari Ilergetes, Bergusii dan Ausetani di Catalunya. Dalam dua bulan masa kampanye serangan tersebut, Hannibal menaklukkan bagian-bagian Catalunya antara Ebro, Pyrenees dan sungai Sicoris dalam kampanye yang berlangsung cepat.[5]

Rombongan Iberia dari armada maritim Punisia yang berjumlah 50 quinquereme (hanya 32 yang berawak) dan 5 trireme, yang tetap berada di wilayah perairan Iberia telah membayangi pasukan Hannibal dalam berbagai cara.[6] Kartago mengerahkan setidaknya 55 armada Quinquereme untuk penyerbuan segera ke Italia.

Pendahuluan[sunting | sunting sumber]

Pada 218 SM, armada maritim Kartago melakukan serangan pertama perang ketika 20 armada quinquereme yang terisi penuh oleh 1.000 tentara, menyerbu Kepulauan Lipara. Kemudian delapan pasukan kapal lainnya menyerang pulau Vurcanu, tetapi terhempas keluar jalur karena adanya badai yang menuju Selat Messina. Pada saat itu, armada maritim Sirakusa yang berada di Messina, berhasil menangkap tiga kapal Kartago tanpa perlawanan berarti. Mendapatkan informasi dari awak yang ditangkap bahwa armada Kartago akan menyerang Lilybaeum, Hiero II yang tengah berada di Messina, menunggu kedatangan Sempronius dan memberi peringatan kepada praetor Romawi Marcus Aemilius Lepidus di Lilybaeum tentang adanya serangan yang akan datang.

Pertempuran[sunting | sunting sumber]

Pergerakan armada maritim Kartago terhambat oleh cuaca buruk dan mereka menunggu cuaca membaik sebelum menjalankan operasinya. Meskipun Romawi hanya memiliki 20 kapal yang ada di Lilybaeum, setelah menerima peringatan dari Hiero, Aemilius Lepidus mempersiapkan kapalnya untuk berlayar panjang dan menempatkan kelompok-kelompok legiun Romawi yang tepat di setiap kapal sebelum armada Kartago muncul. Ia juga menempatkan pengintai di sepanjang pesisir untuk mengawasi kapal-kapal Kartago, sebagai peringatan dini dan meminimalkan risiko akan hal yang terjadi secara mendadak.

Orang-orang Kartago menghentikan perjalanan mereka di Kepulauan Aegates dan ketika mereka berlayar ke Lilybaeum pada malam yang diterangi cahaya bulan, mereka bermaksud untuk melakukan serangannya bertepatan saat fajar. Para pengintai Romawi melihat armada Kartago jauh sebelum mereka mencapai pelabuhan. Ketika orang-orang Romawi mulai bergerak maju, armada Kartago menurunkan layar mereka untuk siap berperang dan pindah ke laut lepas. Jumlah pasukan Kartago melebihi jumlah pasukan Romawi, tetapi kapal-kapal mereka kekurangan awak dan orang-orang Romawi memperoleh keuntungan karena memuat lebih banyak tentara di kapal-kapalnya. Dengan kekuatan masing-masing, kapal-kapal Romawi mencoba untuk mendekati armada Kartago dan menabraknya, sementara armada Kartago menghindar dari armada Romawi yang berusaha untuk menabrakkan kapal-kapalnya ke armada Kartago. Dalam konfrontasi tersebut, pasukan Romawi berhasil naik ke atas kapal-kapal Kartago dan menangkap tujuh kapal beserta 1.700 orang yang kemudian menjadi tawanan, sementara armada Kartago lain yang tersisa, berhasil meloloskan diri. Tidak diketahui secara pasti jumlah kerugian yang diderita Romawi.

Akibat[sunting | sunting sumber]

Romawi berhasil menggagalkan upaya Kartago untuk mendirikan pangkalan di Sisilia. Beberapa saat kemudian, Konsul Sempronius Longus tiba dengan pasukan dan armadanya di Sisilia. Ia berlayar dengan armadanya ke Malta, kemudian merebut pulau tersebut lalu mengumpulkan 2.000 tahanan, termasuk komandan garnisun Kartago, Hamilcar Gisco. Ia kemudian berlayar untuk mengadang rombongan armada maritim Kartago yang menyerang pulau-pulau Vulcan. Rombongan Kartago berlayar dan menyerbu wilayah Romawi di sekitar Vibo di Bruttium. Sempronius memperoleh berita tentang Pertempuran Ticinus dan diperintahkan oleh senat Romawi untuk membantu Scipio. Kemudian ia menempatkan 50 armada kapal di Lilybaeum di bawah pimpinan Marcus Aemilius dan 25 armada lainnya di Vibo, lalu mengirim pasukannya melalui darat, juga melalui laut ke Ariminium .

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Goldsworthy 2003, hlm. 151.
  2. ^ Lazenby 1978, hlm. 71.
  3. ^ Peddie 2005, hlm. 14.
  4. ^ Lazenby 1978, hlm. 32.
  5. ^ Goldsworthy 2003, hlm. 158.
  6. ^ Dodge 1891, hlm. 172.

Pustaka[sunting | sunting sumber]

Pustaka lanjutan[sunting | sunting sumber]