Perang pisang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Perang pisang disebut juga mesabatan biu adalah upacara yang dilakukan dalam rangka memilih ketua dan wakil ketua kelompok pemuda di Desa Tenganan Daud Tukad, Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali.[1] Prosesi upacara Perang Pisang dilaksanakan bersama dengan ritual lainnya pada bulan ketiga penganggalan Desa Tenganan atau disebut juga Aci Katiga.[2] Perang pisang dilaksanakan saat upacara aci katiga sekitar akhir bulan Maret dan awal April.[3] Warga Desa Tenganan meyakini bahwa generasi penerus desa memiliki peranan sangat vital terkait masa depan Desa Tenganan.[2]

Pelaksanaan[sunting | sunting sumber]

Sebelum perang pisang dilakukan, para pemuda mencari pisang dan kelapa.[3] Pisang-pisang tersebut digunakan sebagai senjata dalam perang.[3] Perang pisang dilaksanakan di pelataran pura Bale Agung dan diikuti oleh 16 pemuda desa yang dipilih kelian adat untuk dilawankan dengan dua orang (calon ketua dan wakil).[3] Di ujung jalan yang berlawanan, calon ketua dan wakil ketua pemuda desa berdiri berhadapan.[1] Warga desa yang berada berjajar di sepanjang jalan yang nantinya akn dilalui oleh kedua pemuda tersebut.[1] Ke-16 pemuda yang akan mengikuti perang pisang mengenakan kamben, udeng (penutup kepala), dan tanpa baju.[3] Para tetua laki-laki duduk di jeroan Bale Agung, dan para ibu-ibu menyiapkan makanan untuk megibung (ritual makan bersama).[3] Upacara dilaksanakan ketika kulkul (kentongan khas Bali) dibunyikan beberapa kali.[1] Setelah Kelian adat memberi aba-aba, para pemuda yang tadi berdiri hadapan di ujung jalan bergegas berjalan dengan langkah setengah berlari menuju Pura Bale Agung.[1] Dalam setengah perjalan, Perang Pisang terjadi.[1] Ketua dan wakil ketua kelompok pemuda menjadi sasaran utama perang pisang.[1] Walaupun diserang, mereka harus berjalan sampai di pura.[2] Jika kedua pemuda tersebut gagal mencapai pura, maka mereka dianggap tidak cocok untuk menjadi pemimpin.[2] Upacara perang pisang baru berakhir apabila calon ketua dan wakil ketuanya sampai di pintu gerbang Pura Bale Agung.[2] Jika mereka berhasil melewati pintu gerbang Pura Bale Agung, maka akan langsung dinyatakan lulus dan berhak atas pengukuhan ketua dan wakil ketua desa Tenganan.[2] Pelaksanaan upacara perang pisang diakhiri dengan makan bersama (Megibung) di Pura Bale Agung yang diikuti oleh seluruh warga desa.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g h "Upacara Perang Pisang". wisatadewata.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-06-26. Diakses tanggal 11 Juni 2014.18.30. 
  2. ^ a b c d e f "Upacara Perang Pisang". jalan2.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-02. Diakses tanggal 11 Juni 2014.17.00. 
  3. ^ a b c d e f "'Upacara perang pisang–mesabatan biu di Tenganan". wisata.balitoursclub.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-07-10. Diakses tanggal 11 Juni 2014.17.00.