Perang Ternate–Portugal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perang Maluku-Portugis
Tanggal1570-1575
LokasiMaluku
Hasil Kemenangan Kesultan Ternate
Perubahan
wilayah
Kesultanan Ternate berhasil mengusir Portugis dari Maluku
Pihak terlibat
Portugis Kesultanan Ternate
Tokoh dan pemimpin
De mesquite

Sultan Baabulah

Sultan Khairun

Perang Maluku-Portugis adalah peperangan antara Kesultanan Ternate dan Portugis yang di sebabkan oleh sikap kesewenang-wenangan Portugis.

Latar Belakang

Untuk mencukupi kebutuhan di Negaranya Portugis melakukan pelayaran ke Dunia timur.dengan maksud mencari rempah rempah.tempat pertama yang didatangi mereka adalah Malaka,setelah berhasil merebut Malaka mereka kemudian, mengalihkan perhatiannya ke Maluku.mereka telah mengetahui bahwa Maluku merupakan penghasil rempah rempah terbesar di Nusantara.Setela itu,mereka membangun kerja sama dagang dengan Kesultanan Ternate ketika itu kesultanan Ternate dan Tidore saling bermusuhan bersamaan dengan itu Armada Laut Spanyol datang ke Maluku pada Tanggal 1521.Spanyol yang sedang bersaing dengan Portugis diterima di Tidore karena diangap melanggar perjanjian tordesilas maka Armada Spanyol pergi dari Maluku dan menetap di Philipna.Portugis kemudian merasa berkuasa sehingga bersika sewenang wenang terhadap Rakyat Maluku para penguasa Ternate yang semula menjadi sekutu Portugis akhirnya juga menentang Portugis.

Menuju Peperangan

Akhirnya di bawah Sultan Khairun Rakyat Maluku bangkit menentang Portugis namun,Gubernur Portugis,De wesquita,menangkap dan menawan Sultan Khairun tindakan Portugis tersebut memicu kemarahan Rakyat Maluku Rakyat Ternate segera menyerang dan membunuh sedadu serdadu Portugis membuat Portugis kewalahan dengan siasat liciknya menawarkan perundingan kepada Sultan Khairun tapi ternyata Sultan Khairun tewas dibunuh di dalam benteng tempat perundingan dilangsungkan. Pertempuran. pasca pembunuhan Sultan Khairun, Sultan Baabullah menuntut penyerahan Lopez de Mesquita untuk diadili.Namun Ditolak,Akhirnya, Sultan Baabulah melakukan serangan terhadap kedudukan Portugis. Benteng benteng Portugis di Ternate yakni Tolucco, Santo Lucia dan Santo Pedro jatuh dalam waktu singkat hanya menyisakan Benteng Sao Paulo kediaman De Mesquita. Atas perintah Baabullah pasukan Ternate mengepung benteng Sao Paulo dan memutuskan hubungannya dengan dunia luar, suplai makanan dibatasi hanya sekedar agar penghuni benteng bisa bertahan. Sultan Baabullah bisa saja menguasai benteng itu dengan kekerasan namun ia tak tega karena cukup banyak Rakyat Ternate yang telah menikah dengan orang Portugis dan mereka tinggal dalam benteng bersama keluarganya. Karena tertekan Portugis terpaksa memecat Lopez de Mesquita dan menggantinya dengan Alvaro de Ataide namun langkah ini tidak berhasil meluluhkan Baabullah.Meskipun bersikap Agak sedikait lunak terhadap Portugis di Sao Paulo, Sultan Baabullah tidak melupakan sumpahnya, ia mencabut segala fasilitas yang diberikan Sultan Khairun kepada Portugis terutama menyangkut misi Jesuit, kedudukan Portugis di berbagai tempat digempur habis – habisan, tahun 1571 pasukan Ternate dibawah pimpinan Kapita Kalakinka menyerbu Ambon dan berhasil mendudukinya. Pasukan Portugis dibawah kapten Sancho de Vasconcellos yang dibantu pribumi kristen berhasil memukul mundur pasukan Ternate di pulau Buru untuk sementara namun segera jatuh setelah Ternate memperbaharui serangannya kembali dibawah pimpinan Kapita Rubuhongi. Tahun 1575 seluruh kekuasaan Portugis di Maluku telah jatuh dan suku-suku atau kerajaan pribumi yang mendukung mereka telah berhasil ditundukkan hanya tersisa benteng Sao Paulo yang masih dalam pengepungan. Selama lima tahun orang-orang Portugis dan keluarganya hidup menderita dalam benteng, terputus dari dunia luar sebagai balasan atas penghianatan mereka. Sultan Baabullah akhirnya memberi ultimatum agar mereka meninggalkan Ternate dalam waktu 24 jam. Mereka yang telah beristrikan pribumi Ternate diperbolehkan tetap tinggal dengan syarat menjadi kawula kerajaan. Kemenangan Rakyat Ternate ini merupakan kemenangan pertama putera-putera Nusantara atas kekuatan barat dan oleh Buya Hamka kemenangan rakyat Ternate ini dipuji sangat penting karena menunda penjajahan barat atas nusantara selama 100 tahun.

Lihat pula

Referensi

  • M. Adnan Amal, "Maluku Utara, Perjalanan Sejarah 1250 - 1800 Jilid I", Universitas Khairun Ternate 2002
  • Wijaya, E.Juhana.1997. Pengangan sejarah untuk SLTP Kelas 2 Caturwulan 1,2 dan 3.Bandung:Armico.