Pembelian balas dendam
 | Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Maret 2023. |
Pembelian balas dendam mengacu pada lonjakan tiba-tiba dalam pembelian barang-barang konsumsi setelah orang tidak diberi kesempatan untuk berbelanja dalam waktu yang lama.[1] Mekanisme pembelian balas dendam diperkirakan telah berkembang sebagai reaksi terhadap frustrasi dan ketidaknyamanan psikologis yang disebabkan oleh pembatasan kebebasan bergerak dan perdagangan. Tidak seperti pembelian panik, pembelian balas dendam tampaknya melibatkan pembelian barang-barang yang berlebihan, seperti tas dan pakaian, serta benda-benda dekoratif seperti permata dan perhiasan.[1][2][3] Industri yang berputar di sekitar produksi benda-benda ini, sumber pendapatan utama untuk sektor ritel, mengalami kerugian besar selama penguncian yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 .[4]
Referensi[sunting | sunting sumber]
- ^ a b "Revenge buying". Philonomist (dalam bahasa Inggris). 12 May 2020. Diakses tanggal 2022-11-20.
- ^ "The 'revenge buying' syndrome: Here's why people will throng shops post the lockdown". The Times of India (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-11-20.
- ^ Lins, Samuel; Aquino, Sibele; Costa, Ana Raquel; Koch, Rita (2022). "From panic to revenge: Compensatory buying behaviors during the pandemic". International Journal of Social Psychiatry (dalam bahasa Inggris). 68 (4): 921–922. doi:10.1177/00207640211002557. ISSN 0020-7640. PMID 33719662 Periksa nilai
|pmid=(bantuan). - ^ Seetharaman, Priya (2020). "Business models shifts: Impact of Covid-19". International Journal of Information Management. 54: 102173. doi:10.1016/j.ijinfomgt.2020.102173. ISSN 0268-4012. PMC 7323683
. PMID 32834338.
Bacaan lebih lanjut[sunting | sunting sumber]
- Zourrig, Haithem; Chebat, Jean-Charles; Toffoli, Roy (2009-10-01). "Consumer revenge behavior: A cross-cultural perspective". Journal of Business Research. Impact of Culture on Marketing Strategy (dalam bahasa Inggris). 62 (10): 995–1001. doi:10.1016/j.jbusres.2008.08.006. ISSN 0148-2963.