Palang pintu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Palang pintu di Belanda .

Palang pintu, juga dikenal sebagai portal, adalah batang yang diputar untuk memalang atau menghalangi kendaraan atau pejalan kaki menggunakan sistem kontrol.[1] Palang pintu biasanya berputar secara vertikal dan saat dibuka, palang tampak tegak. Palang pintu umumnya diberi bandul untuk menjaga keseimbangannya. Palang pintu umumnya dapat memiliki panjang yang sama dengan lebar jalan sehingga dapat menghalangi kedua arah lalu lalang kendaraan.

Palang pintu otomatis[sunting | sunting sumber]

Palang perlintasan sebidang kereta api otomatis di New South Wales, Australia.

Telah banyak teknologi dikembangkan untuk palang otomatis. Sistem yang banyak digunakan adalah sistem elektromekanik mengingat keandalannya. Teknologi lain umumnya spesifik terhadap pabrikannya. Peralatan tersebut menggunakan motor arus listrik 24 V DC yang dapat dijalankan terus-menerus tanpa menghasilkan panas, sehingga palang elektromekanik dapat dioperasikan secara terus-menerus bahkan saat lalu lintas sibuk.

Pengoperasian palang otomatis[sunting | sunting sumber]

Palang otomatis dapat dijalankan melalui:

  • Tombol pencet
  • Kendali jarak jauh
  • Pembaca RFID
  • Detektor
  • Sensor optoelektronik
  • Kontrol akses pihak ketiga

Pemakaian[sunting | sunting sumber]

Palang pintu dapat dijumpai di perlintasan kereta api, jembatan gantung, fasilitas parkir, gardu pemeriksaan, dan pintu masuk daerah keamanan terbatas. Palang juga digunakan pada gerbang tol, dan juga dapat ditemukan di beberapa simpang susun jalan bebas hambatan yang diturunkan untuk mengatur atau membatasi gerak saat terjadi pembersihan jalan pasca kecelakaan atau penutupan jalan tanpa perlu mengirim pekerja atau polisi lalu lintas yang naik mobil patroli untuk menutup jalan. Tersedia palang otomatis dan manual. Palang manual dapat tampak seperti pintu gerbang (digerakkan secara horizontal). Di beberapa tempat, palang dipasang di jalan-jalan pinggiran kota untuk melambatkan lalu lintas, mencegah pergerakan menerus, serta memberi kesempatan kepada kendaraan khusus seperti layanan darurat dan bus menggunakan jalan tersebut.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Chaudhuri, Monalisa (2018-07-02). "Boom barrier to jaywalking". Diakses tanggal 2019-03-17.