Nehemia 8

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Nehemia 8 (disingkat Neh 8) adalah bagian dari Kitab Nehemia dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Memuat riwayat juru minuman raja Persia, Artahsasta, dan bupati di tanah Yehuda, Nehemia bin Hakhalya. Dalam Alkitab Ibrani termasuk dalam bagian Ketuvim (כְּתוּבִים, "tulisan").[1][2]

Teks

Struktur

Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Ayat 2

Maka serentak berkumpullah seluruh rakyat di halaman di depan pintu gerbang Air. Mereka meminta kepada Ezra, ahli kitab itu, supaya ia membawa kitab Taurat Musa, yakni kitab hukum yang diberikan TUHAN kepada Israel.[3]

Pasal 8:1 samapai Nehemia 10:39 menguraikan salah satu kebangunan rohani terbesar dalam Perjanjian Lama dan melukiskan beberapa prinsip mendasar bagi pembaharuan dan kebangunan rohani. Pembaharuan dan kebangunan rohani hanya datang dari Allah disampaikan melalui Firman Allah (Nehemia 8:1–8), doa (Nehemia 8:6), pengakuan dosa (Nehemia 9:1–38), hati yang hancur dan menyesal (Nehemia 8:9), berbalik dari hidup yang berdosa dan perilaku masyarakat kontemporer (Nehemia 9:2), dan penyerahan yang diperbaharui untuk melaksanakan kehendak Allah dan menjadikan Firman Allah pedoman hidup yang penuh rasa syukur (Nehemia 10:29). Kebangunan rohani itu dimulai oleh suatu tindakan berpaling dengan sungguh-sungguh kepada Firman Allah dan suatu usaha yang tekun untuk memahami artinya (Nehemia 8:8). Selama tujuh hari, enam jam sehari, Ezra membacakan kitab Taurat (Nehemia 8:3,18). Salah satu bukti terbesar terjadinya suatu kebangunan sejati di antara umat Allah ialah keinginan yang sangat untuk mendengar dan membaca Firman Allah.[4]

Ayat 10

Lalu Nehemia, yakni kepala daerah itu, dan imam Ezra, ahli kitab itu, dan orang-orang Lewi yang mengajar orang-orang itu, berkata kepada mereka semuanya: "Hari ini adalah kudus bagi TUHAN Allahmu. Jangan kamu berdukacita dan menangis!", karena semua orang itu menangis ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat itu.[5]

Ketika umat itu mendengar dan memahami Firman Allah, mereka sangat menyadari dosa dan kesalahan mereka.

  • 1) Bagian-bagian Taurat yang dengan jelas menyatakan keadaan rohani mereka mungkin adalah Imamat 26:1–46 dan Ulangan 28:1–68; bagian-bagian ini berbicara tentang berkat-berkat atau hukuman-hukuman Allah, tergantung dari ketaatan dan ketidaktaatan umat kepada Firman-Nya.
  • 2) Dalam kebangunan rohani, tangisan, ketika disertai pertobatan yang sungguh-sungguh (bandingkan Nehemia 9:1–38), menjadi tanda pekerjaan Roh Kudus (lihat Yohanes 16:8). Berbalik dari dosa dalam kesedihan mendatangkan pengampunan Allah dan sukacita keselamatan (lihat Nehemia 8:11; Matius 5:4).[4]

Penomoran ayat

Dalam Alkitab bahasa Indonesia, pasal ini terdiri dari 19 ayat. Dalam Alkitab bahasa Inggris, pasal ini terdiri dari 18 ayat. Perbandingan penomorannya adalah sebagai berikut:

Alkitab bahasa Indonesia Alkitab bahasa Inggris
Pasal Ayat Chapter Verse
8 1 7 73
8 2-19 8 1-18

Referensi

  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 9794158151, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 9794153850, 9789794153857
  3. ^ Dalam Alkitab bahasa Inggris diberi nomor ayat Nehemia 8:1
  4. ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  5. ^ Dalam Alkitab bahasa Inggris diberi nomor ayat Nehemia 8:9

Lihat pula

Pranala luar