Model cohort

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Model cohort adalah sebuah metodologi penelitian tentang studi leksikal dan pemahaman epidemiologi yang diusulkan pada 1980-an oleh Marslen-Wilson. Paradigma ini diakui sebagai landasan penting untuk pemahaman leksikal, dengan asumsi bahwa pendengar memetakan kata-kata baru dengan menggunakan kamus mental mereka. Dalam konteks ini, individu rata-rata diketahui memiliki leksikon sekitar 45.000 hingga 60.000 kata, dan model cohort mengimplikasikan bahwa pendengar memproses kata-kata baru dengan membandingkannya dengan kamus mental mereka. Konsep ini tidak hanya membentuk dasar untuk studi leksikal, tetapi juga memberikan wawasan yang berharga dalam memahami pola epidemiologi dan risiko kesehatan.[1]

Model cohort dapat diperluas ke dalam ranah epidemiologi melalui integrasi faktor usia, periode, dan kelompok (cohort) dalam Model Age-Period-Cohort (APC). Penelitian di Spanyol menunjukkan bahwa model ini efektif dalam memodelkan mortalitas, menegaskan relevansi model cohort tidak hanya secara leksikal tetapi juga dalam pemodelan aspek kesehatan masyarakat.[2]

Selain itu, informasi yang lebih mendalam mengenai penerapan model cohort dalam penelitian karya ilmiah melibatkan pembahasan definisi cohort, jenis-jenisnya, kelebihan, kekurangan, dan memberikan contoh-contoh penelitian, termasuk Nurses Healthy Study dan Framingham Heart Study. Studi-studi ini menyoroti dampak signifikan metode ini dalam menghasilkan wawasan mendalam dalam berbagai bidang penelitian, terutama dalam konteks kesehatan.[3]

Dengan demikian, model cohort bukan hanya konsep leksikal yang melibatkan pembentukan kamus mental, melainkan juga suatu kerangka kerja penelitian yang luas. Model ini terbukti signifikan dalam pemahaman leksikal dan memiliki aplikasi praktis yang beragam dalam berbagai disiplin ilmu, mencakup epidemiologi dan studi kesehatan masyarakat.

Landasan teoritis[sunting | sunting sumber]

Marslen-Wilson dan Welsh (1978) menggambarkan model cohort sebagai proses di mana informasi fonetik dan akustik dari kata yang didengar memicu ingatan untuk memunculkan kata-kata serupa. Sebagai contoh, jika mendengar kata "/prihatin/", semua kata yang dimulai dengan "/p/" akan teraktivasi. Ini dikenal sebagai cohort, dan kata-kata yang tidak cocok akan tersingkir. Teori ini memberikan pemahaman yang kuat tentang cara otak kita memproses dan mengaitkan kata-kata dalam bahasa[1]

Penerapan dalam epidemiologi[sunting | sunting sumber]

Model cohort tidak hanya relevan dalam pemahaman leksikal tetapi juga dalam bidang epidemiologi. Model Age-Period-Cohort (APC), mencakup tahun kelahiran (cohort) ke dalam model dengan efek usia dan periode, terbukti efektif dalam memodelkan mortalitas.[2] Contoh penelitian di Spanyol menggunakan model ini untuk memprediksi probabilitas kematian berdasarkan efek dari ketiga faktor tersebut[2]

Penerapan dalam penelitian karya ilmiah[sunting | sunting sumber]

Jenis-jenis cohort[sunting | sunting sumber]

Cohort, yang berakar dari ilmu kependidikan, dijelaskan sebagai metode yang memungkinkan analisis perubahan perilaku dalam kelompok orang dengan karakteristik demografis umum selama periode tertentu. Jenis-jenisnya, termasuk studi prospektif yang direncanakan sebelumnya dan studi retrospektif yang mengandalkan data yang sudah ada, memberikan perspektif tentang variasi penggunaan metode ini seiring waktu.[3]

Kelebihan dan kekurangan[sunting | sunting sumber]

Analisis mendalam mengenai kelebihan metode cohort, seperti kemampuan mencocokkan subjek, standarisasi yang baik, dan biaya yang relatif murah, bersanding dengan tantangan yang melibatkan kesulitan identifikasi subjek, ketiadaan pengacakan, dan waktu yang dibutuhkan. Pemahaman mendalam tentang pro dan kontra ini memberikan gambaran yang seimbang tentang aplikabilitas cohort.[3]

Contoh studi[sunting | sunting sumber]

Nurses Healthy Study dan Framingham Heart Study, sebagai contoh nyata penerapan metode cohort, memperlihatkan dampak signifikan pada pemahaman risiko kesehatan dan dinamika populasi. Penekanan pada studi-studi ini menggambarkan kontribusi metode ini dalam mendapatkan wawasan mendalam dalam berbagai disiplin ilmu, khususnya dalam konteks kesehatan.[3]

Peran sebagai landasan penelitian[sunting | sunting sumber]

Sejak ditemukan oleh Whelpton pada 1949, cohort telah menjadi landasan penting dalam melacak perubahan perilaku dan dinamika sosial. Penerapannya tidak hanya terbatas pada ranah medis tetapi juga merambah ke disiplin ilmu lain, menunjukkan fleksibilitas dan relevansinya dalam berbagai konteks penelitian.[3]


Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Irham, Irham (2019-12-12). "Persepsi Ujaran Dalam Konteks Psikolinguistik". Guiding World : Jurnal Bimbingan dan Konseling (dalam bahasa Inggris). 2 (1): 7. doi:10.33627/gw.v2i1.272. ISSN 2614-3585. 
  2. ^ a b c Miasary, Seftina Diyah (2015). "MODEL AGE-PERIOD-COHORT UNTUK TABEL MORTALITAS DINAMIK". Universitas Gadjah Mada. 
  3. ^ a b c d e Salmaa (2022-04-13). "Mengupas Tuntas Cohort dalam Penelitian". Penerbit Deepublish. Diakses tanggal 2023-11-27.