Manusia pisang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Manusia pisang (Hanzi: 香蕉人; Pinyin: xiāngjiāo rén) adalah sebuah istilah yang mengandung arti sindiran, pada awalnya digunakan untuk mengejek orang-orang Tionghoa yang hanya bisa membaca dan menulis bahasa-bahasa Barat tetapi malah tidak bisa membaca dan menulis bahasa Tionghoa, mengambil analogi dari pisang yang "luarnya kuning dalamnya putih", yakni penampilan luarnya adalah bangsa ras kulit kuning, tetapi inherennya seperti bangsa ras kulit putih.[1] Kemudian, istilah ini juga digunakan oleh bangsa Asia Timur lainnya untuk menyindir orang-orang non-kulit putih (terutama orang Jepang) yang percaya dan memuja teori superioritas kebudayaan Barat.[2]

Meskipun sebutan ini mengandung arti menghina, diskriminatif, atau sindiran, tetapi beberapa orang Tionghoa yang tidak mahir berbahasa Tionghoa atau orang Asia Timur lainnya yang tidak mahir berbahasa bangsanya sendiri, juga bisa menggunakan sebutan ini untuk menertawakan dirinya sendiri.[3]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ 海外華人子女:從“香蕉人”到“芒果人” Diarsipkan 2011-11-21 di Wayback Machine.. 人民网,2007-8-9
  2. ^ Penaksovic, Kristin (Spring 1992). "Confessions of a Banana". Yisei Magazine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-08. Diakses tanggal 11 April 2015. 
  3. ^ 从"香蕉人"到"芒果人" 华裔新生代热盼故土寻根. 国务院侨务办公室,2010-3-2