Manunggaling kawula gusti

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Manunggaling kawula gusti adalah salah satu ajaran atau kepercayaan dalam Kejawen yang bermakna menyatunya makhluk, orang biasa (kawula) dengan ratu (raja), dalam menghadap sang pencipta. Gagasan utamanya adalah bahwa manusia dan alam semesta berada dalam kesatuan ilahiah. Ajaran ini tidak terlepas dari dorongan dalam filsafat Jawa untuk menemukan kesempurnaan dalam hidup.[1]

Pandangan[sunting | sunting sumber]

Islam[sunting | sunting sumber]

Ulama Islam menganggap manunggaling kawula gusti adalah sebentuk ajaran wahdatul wujud dan menganggapnya sebagai syubhat orang-orang berpemahaman sufisme. Terdapat kecenderungan yang menganggap bahwa manunggaling kawula gusti dapat mengganggu tatanan syariat dan akidah.[2]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Platform (support@ommu.co), Ommu. "Manunggaling kawula Gusti : Ilmu tingkat tinggi memperoleh derajat kasampurnan | Center Of Excellence". ommu.co. Diakses tanggal 2023-05-28. 
  2. ^ dkk, Jum'atil Fajar. INFORMASI KAPUAS (Jilid 6): 2 Oktober 2011 - 1 Januari 2012. Jum'atil Fajar.