Laba usaha

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Laba usaha adalah pendapatan perusahaan dikurangi biaya eksplisit atau biaya akuntansi perusahaan.[1] Laba usaha berbeda dengan 1laba ekonomi, yaitu pendapatan perusahaan dikurangi dengan biaya eksplisit dan biaya implisit.[1]

Teori laba[sunting | sunting sumber]

Tingkat laba biasanya berbeda di antara perusahaan dalam industri yang sama dan perbedaannya semakin besar pada industri yang berbeda.[1] Beberapa teori berusaha untuk menjelaskan perbedaan tersebut.

Teori laba dalam menghadapi risiko[sunting | sunting sumber]

Menurut teori ini, hasil laba ekonomi di atas normal dibutuhkan oleh perusahaan untuk masuk dan bertahan di beberapa bidang seperti eksplorasi minyak yang memiliki risiko di atas rata-rata.[1]

Teori laba karena pergesekan[sunting | sunting sumber]

Teori ini menekankan bahwa laba timbul akibat pergesekan atau gangguan dari keseimbangan jangka panjang. Jadi, dalam jangka panjang, pada keseimbangan persaingan sempurna, perusahaan cenderung menghasilkan laba normal saja (yang telah disesuaikan dengan risiko) atau laba(ekonomi) nol dari investasinya.

Teori laba monopoli[sunting | sunting sumber]

Teori ini menyatakan bahwa beberapa perusahaan karena faktor-faktor (skala ekonomis, kebutuhan-kebutuhan modal atau hak paten) bisa bertindak sebagai monopolis yang memungkinkan merekauntuk mempertahankanlaba di atas normal untuk jangka panjang.

Teori laba inovasi[sunting | sunting sumber]

Pada teori inovasi ini, laba di atas normal merupakan kompensasi dari inovasi yang berhasil.

Teori laba efisiensi manajerial[sunting | sunting sumber]

adalah profit yang dapat mencapai laba diatas normal apabila ia berasil melakukan efisiensi di berbagai bidang serta dapat memenuhi keinginan konsumennya.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d Salvatore, Dominick. Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global. Salemba Empat: Jakarta, 2005, hal. 14-24.