Kondisi mental

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Kondisi mental adalah keadaan pikiran dari individu. Tiap individu dapat memiliki kondisi mental yang berbeda dengan individu lainnya.

Jenis[sunting | sunting sumber]

Mental emosional[sunting | sunting sumber]

Mental emosional merupakan suatu kondisi mental individu yang mengalami penderitaan secara psikologis. Pada kondisi ini, dalam diri individu terjadi perubahan psikologis pada keadaan tertentu tetapi bisa kembali pulih seperti semula. Pada remaja, ketidaktepatan dalam penanganan atas kondisi mental emosional akan menimbulkan dampak yang buruk bagi proses perkembangannya. Tanda dari adanya mental emosional adalah terjadinya perubahan emosional pada individu. Mental emosional dapat berkembang menjadi keadaan patologis jika kondisinya terus berlanjut.[1]

Mental sehat[sunting | sunting sumber]

Mental sehat merupakan kondisi emosional dan psikologis yang baik. Pada kondisi ini, individu dapat menggunakan kemampuan kognisi dan emosi di dalam komunitasnya. Selain itu, individu dengan mental yang sehat juga dapat memenuhi kebutuhan hariannya. Tiap individu dapat memiliki kondisi mental sehat yang tidak sama dengan individu lainnya.[2]

Ada individu yang memiliki kondisi mental sehat, tetapi memerlukan pencegahan terhadap gangguan-gangguan mental. Beberapa individu juga memiliki hambatan dalam perkembangan mentalnya. Karena itu, penerapan fungsi kesehatan mental pada tiap individu dapat berbeda dari segi preventif, amelioratif maupun preservatif.[3]

Pendekatan[sunting | sunting sumber]

Pendekatan psikologis[sunting | sunting sumber]

Pendekatan psikologis merupakan pendekatan yang meyakini bahwa kondisi mental sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis. Terdapat tiga pandangan utama dalam pendekatan psikologis, yaitu psikoanalisis, behaviorisme dan humanistik.[4]

Dampak[sunting | sunting sumber]

Kondisi mental seseorang memberikan pengaruh bagi perilakunya. Pengaruh ini menguat khususnya pada individu dengan kondisi gangguan jiwa. Penyebabnya adalah terjadinya kegagalan mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kesehatan jiwa.[5]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Malfasari, E., dkk. (2020). "Kondisi Mental Emosional pada Remaja". Jurnal Keperawatan Jiwa. 8 (3): 241–242. ISSN 2338-2090. 
  2. ^ Zulkarnain dan Fatimah, S. (2019). "Kesehatan Mental dan Kebahagiaan: Tinjauan Psikologi Islam". Mawa'izh: Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan. 10 (1): 20. doi:10.32923/maw.v10i1.715. 
  3. ^ Fakhriyani, Diana Vidya (2019). Kesehatan Mental (PDF). Pamekasan: Duta Media Publishing. hlm. 24. ISBN 978-623-7161-34-9. 
  4. ^ Dewi, Kartika Sari (2012). Buku Ajar Kesehatan Mental (PDF). Semarang: UPT UNDIP Press Semarang. hlm. 16. ISBN 978-979-097-043-4. 
  5. ^ Mubasyaroh (2013). "Pengenalan Sejak Dini Penderita Mental Disorder". Konseling Religi Jurnal Bimbingan Konseling Islam. 4 (1): 129.