Joni Hermana

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Joni Hermana

Prof. Ir. Joni Hermana, M.Sc.ES., Ph.D. (lahir 18 Juni 1960) adalah Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang ke-11 untuk periode kepemimpinan 2015 – 2019.[1] Sebelumnya beliau menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) pada periode 2007 – 2011.[2] Menjalani masa kepemimpinan di antara masa transisi ITS dari Perguruan Tinggi Negeri – Badan Layanan Umum (PTN-BLU) menuju status Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) menjadi kisah panjang kesuksesan perjuangan Prof. Ir. Joni Hermana M.Sc.ES., PhD sebagai Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember periode 2015 – 2019.[3]


Riwayat Hidup[sunting | sunting sumber]

Keluarga[sunting | sunting sumber]

Prof Joni Hermana merupakan anak ke delapan dari sebelas bersaudara. Ayahnya S. Budisunjoto pada awalnya berkarir sebagai prajurit Angkatan Laut RI (ALRI) Pangkalan IV Corps. Armada Tegal, pada masa kemerdekaan RI (1945-1949), lalu beralih menjadi PNS di Kantor Gubernur Provinsi Jawa Barat tahun 1949, sebelum kemudian mengundurkan diri dan menjadi pengusaha hingga akhir hayatnya di tahun 1971. Sang Ibu, yang berasal dari keturunan Kasepuhan Cirebon, adalah ibu rumah tangga yang fasih berbahasa Jawa halus karena pernah mengenyam Pendidikan di Taman Siswa Yogyakarta.[4]

Pernikahan[sunting | sunting sumber]

Prof Joni Hermana menikah dengan Dra. Devi Prasasti alumnus Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, saat melanjutkan Pendidikan S2 di Ghent University, Belgia. Dari pernikahannya, mereka dikaruniai 4 anak yaitu Shaffira Diraprana Gayatri, Indiraprana Katnia Amani, Muhammad Java Budhi, dan Muhammad Salman Budhi.[4]

Perjalanan Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Mengawali sekolah di SD Kristen BPPK Bandung, kemudian pindah ke SDN VI Moh. Toha Bandung lulus tahun 1973 sebagai lulusan terbaik. Melanjutkan studi ke SMPN I Bandung pada tahun 1974 dan aktif sebagai ketua OSIS. Pada tahun 1976 ia lulus,juga dengan predikat sebagai siswa terbaik. Jenjang selanjutnya ditempuh di SMAN 3 Bandung tahun 1977 dan diterima di FTSP ITB tahun 1980 setelah lulus. Obsesinya masuk ITB adalah untuk menapaktilasi perjalanan Bung Karno, yang saat itu menjadi idolanya yaitu dengan memilih Departemen Teknik Sipil. Namun dalam perjalanannya, ia malah banting setir ke Departemen Teknik Penyehatan, karena ia berangggapan bahwa itu adalah ilmu "masa depan", walaupun awalnya ditentang keluarganya. Saat tahun kedua menjadi mahasiswa TP (kemudian menjadi TL), ia mengambil kredit nol untuk mengikuti program pertukaran pemuda Indonesia - Canada (Canada World Youth/CWY) selama 7 bulan di Alberta, Canada (1982/1983). Ia menyelesaikan program S1 bulan Oktober 1986, dan memutuskan untuk jadi dosen karena ingin melanjutkan studi sampai jenjang doktorat.

Sesuai dengan keinginan, Prof Joni berkesempatan melanjutkan studi Master Sanitasi Lingkungan di Universiteit Gent. Selama studi master ini, ia beserta keluarganya, yang saat itu telah dikaruniai anak pertama, Shaffira, sempat berpetualang ke delapan negara Eropa sampai ke Italia, mengendarai mobil dengan menempuh jarak total 6200 km dalam waktu 2 minggu di bulan Agustus 1991. Perjalanan ini terinspirasi oleh kisah Dr, HOK Tanzil yang dibacanya dalam majalah Intisari.

Lulus sebagai master, Prof Joni dan keluarga memutuskan untuk pulang ke Indonesia walaupun saat itu sudah berpeluang untuk mendapatkan beasiswa Doktorat. Prof Joni menginginkan studi di negara berbahasa Inggris agar anak mempunyai kesempatan untuk bisa mahir berbahasa Inggris. Saat pulang ke Indonesia, ternyata ada peraturan yang mengharuskan beliau untuk bekerja di ITS selama 2 tahun sebelum dapat kembali mengajukan diri untuk melanjutkan program Doktorat. Akibatnya, Prof Joni baru dapat kembali studi S3 pada tahun 1994 ke Newcastle UK, kali ini dengan beasiswa dari (ADB). Pada saat di Indonesia ini, istrinya kembali melahirkan anak yang kedua, Indiraparana Katnia Amani.

Merasa sudah cukup lama delay waktu studinya, ia kemudian berusaha untuk "ngebut" menyelesaikan studinya. Pada Oktober 1997, atau dalam waktu 3 tahun, beliau berhasil lulus studi S3-nya di University of Newcastle, UK. Setelah itu ia memutuskan untuk kembali mengabdi di ITS.

Pekerjaan dan Karir[sunting | sunting sumber]

Mengawali karir sebagai dosen di Departemen TL ITS Surabaya bulan Februari 1987. Ia merasa nyaman dengan lingkungan Surabaya yang juga keras, namun akrab dan ramah terhadap pendatang.

Dengan cepat ia menyesuaikan diri, sehingga hanya dalam satu tahun bekerja, ia sudah dikirim ITS ke Belgia untuk mengikuti training dalam Bidang Pengolahan Air Limbah Industri selama 6 bulan. Tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan, ia menunjukkan kinerja yang baik sehingga di akhir program ia direkomendasikan oleh Prof. W. Verstraete pembimbingnya, untuk mendapat beasiswa lanjutan untuk program Master-nya. Karena beasiswa itu sifatnya G to G, maka ia harus kembali ke Indonesia dahulu untuk mendapat ijin sekaligus endorsement dari Setkab saat itu. Bulan September 1989, ia berhasil mendapatkan ijin dan formalitas sehingga dapat kembali ke Belgia, melanjutkan studi master di Universiteit Gent dan lulus pada tahun 1991.

Pada tahun 1994 Prof Joni melanjutkan studi S3 di University of Newcastle, Inggris dan berhasil lulus pada tahun 1997. Kembali di kampus ITS, ia ditugasi untuk mengembangkan Program Pascasarjana Teknik Lingkungan dan sekaligus sebagai Ketua Programnya pada tahun 1999. Disamping itu juga aktif mengikuti program pelatihan LEAD (Leadership for Environment and Development) selama total 2 tahun. Lokasi pelatihan dilaksanakan di beberapa negara selain di Indonesia sendiri, yaitu di Brazil, China, Rusia dan Kalmikya. Setelah menjadi Fellow LEAD, pada tahun 2003 beliau kembali mengikuti pelatihan TOT bersertifikat "Enhancing Strategic Change and Team Leadership" (ESCTL - RDML) oleh Banff Executive Canada. Ini adalah program pelatihan yang diinisiasi oleh Kementerian PU waktu itu untuk melatih pejabat eselon 2 dan 3 di kementerian pusat dan daerah. Hal ini kemudian membawanya untuk keliling Indoensia memberi pelatihan kepada pejabat PU dan Bappeda di daerah sampai tahun 2014.

Dalam karir di kampus, sebelum tugas sebagai Kaprodi Pascasarjana berakhir, ia ditugasi untuk menjadi Pembantu Dekan FTSP bidang Akademik 2003 - 2007. Dan setelah itu terpilih menjadi menjadi Dekan FTSP ITS 2007 - 2011. Pada tahun 2007 ini, beliau mendapatkan anugerah sebagai Guru Besar pada bidang Teknologi Pengolahan Air Limbah dari Kemendikbud yang ke 63 di ITS atau Guru Besar yang ke 18 di FTSP.

Disamping aktif dalam tugas-tugas kampus, beliau juga banyak terlibat dalam kegiatan membantu Pemerintah Kota Surabaya, sebagai Dewan Pengawas PDAM Surabaya 2002 - 2006, lalu setelah itu dilanjutkan sebagai Tim Ahli Teknis Walikota Surabaya sampai tahun 2015, yang diantaranya adalah berhasil membantu pembangunan Pengolah Sampah Energi Listrik (PSEL) di TPA Benowo dengan skema KPBU. Dalam perioda yang sama juga menjadi anggota Dewan LH Provinsi Jawa Timur, serta berlanjut dengan mengikuti Pelatihan Dampak Perubahan Iklim dari Al Gore, mantan Wapres USA di Melbourne, Australia tahun 2009, yang saat ini dikenal di Indonesia sebagai sebagai The Climate Reality Project (TCRP) Leader. Selain itu juga, ia tetap mengasah kemampuan manajemen perguruan tinggi dengan mengikuti program pelatihan pimpinan yang bertajuk International Deans’ Course South East Asia 2010/11, yang diadakan oleh DAAD di Osnabrück and Berlin, pada periode tahun 2010-2011.

Selesai menjabat Dekan FTSP tahun 2011, Prof Joni memutuskan tidak lagi berkarir di dalam struktural kampus tetapi hendak berkiprah sesuai dengan bidang keilmuannya. Apalagi sejak tahun 2006, beliau juga banyak terlibat dalam menyusun draft peraturan (NPSM) bidang sanitasi di Kementerian PU maupun diseminasinya, disamping juga masih tetap aktif sebagai fasilitator ESCTL sebelumnya.

Pada akhir tahun 2014, Prof Joni dihubungi beberapa dosen dan karyawan ITS yang memintanya untuk ikut dalam pemilihan Rektor. Awalnya ia menolak karena sudah merasa nyaman dengan perannya yang dapat mengaplikasikan ilmunya secara langsung melalui Kementerian PU. Namun karena terus didesak, bahkan mereka telah mengisi formulir kesediaan pencalonan, akhirnya beliau menerima permintaan tersebut. Pertimbangannya adalah pertama karena ia tidak mau mengecewakan para pihak yang telah mendorongnya, dan keduanya karena kemungkinan terpilih sangat tipis mengingat ia sudah lama tidak aktif sama sekali dalam manajemen struktural kampus dan juga karena sudah lama (sejak 1995) ITS dipimpin oleh Rektor yang "produk" ITS. Hanya ada satu syarat darinya waktu itu, kalaupun terpilih jadi Rektor maka hanya bersedia untuk memimpin satu periode saja. Tugas Rektor terpilih waktu itu memang berat, karena bersamaan waktunya dengan mentransformasi ITS BLU menjadi ITS PTNBH yang dari perpektif ilmu maneaemen organisasi termasuk dalam perubahan atau transformasi Orde ke - 3,yaitu perubahan menyeluruh dari fungsi, struktur dan budaya.

Masa Kepemimpinan sebagai Rektor[sunting | sunting sumber]

Menjabat tepat bersamaan dengan masa transisi ITS dari PTN-BLU menjadi PTN-BH membuat periode kepemimpinannya menghadapi lebih banyak tantangan daripada sebelumnya. Berbagai target telah diminta langsung oleh Kemenristekdikti kala itu membuatnya ia harus mempersiapkan berbagai strategi untuk membangun ITS. Karena sadar bahwa melakukan transformasi Orde ke-3 tidak mudah, kecuali dengan sinergi dari semua sivitas akademika dan para stakeholders, maka ia mencanangkan kesadaran untuk membangun nilai kebersamaan "Bukan saya, tapi kita", dan nilai keberkahan "Lebih baik memberi daripada menerima" dalam hal bekerja, atau "Belajar yang terbaik adalah dengan cara mengajarkannya" dalam hal proses belajar-mengajar.

Apa yang menjadi sumber landasan kerja di atas, semuanya bersumber dari hati. Karena itu ia mendasarkan jejak kepemimpinan dengan menggunakan hati sebagai landasannya. Ia sering menyebut sendiri model kepemimpinannya dengan istilah leadership by heart. Hal itu tercermin bukan saja dalam kata-kata tetapi sudah menjadi tindakan nyata.[5] Amat panjang kisah yang dilalui ITS di masa kepemimpinan Prof Joni. Kisah-kisah unik yang dilakoni di masa jabatannya ini amat menarik untuk disimak bersama. Mulai dari proses pemilihan, usaha menyatukan visi sivitas akademika, hingga beragam strategi yang dimunculkan dalam perjuangannya, menjadi sosok Prof Joni sebagai pahlawan bagi kampus pahlawan. Bukti kesuksesan kepimimpinan Prof Joni untuk ITS sebagai PTNBH adalah dengan didapatkannya Rapor Terbaik ke-1 dalam Pelaksanaan Program, Kegiatan, dan Anggaran Tahun 2018 dari Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) RI.[6]

Banyak sekali kisah-kisah berupa langkah-langkah yang diambilnya untuk memajukan ITS maupun dalam mendidik mahasiswa. Prof Joni menekankan bahwa dalam mendidik, fokusnya bukan semata supaya menjadi pintar namun yang lebih penting adalah menjadi baik. Dalam rangka membentuk moral mahasiswa, berikut beberapa kisah unik semasa kepemimpinan Prof Joni diantaranya yaitu: Gerakan Sholat Subuh Berjamaah; Canangkan 3S (Sapa, Sopan, Santun) Cegah Degradasi Moral Anak Bangsa; Bekali Wisudawan dengan Makna Karakter; dan lain sebagainya.

Pasca Kepemimpinan sebagai Rektor[sunting | sunting sumber]

Sesuai dengan komitmen awalnya, Prof Joni tidak lagi bersedia untuk dicalonkan untuk jabatan kedua. Ia lebih memilih untuk kembali menjadi dosen biasa yang mempunyai waktu lebih banyak dalam menekuni bidang keilmuan yang sudah cukup lama dikesampingkannya. Prof Joni juga tidak ingin menjabat apapun lagi saat kembali ke Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan, dan Kebumian (FTSPK) tempat asalnya. Prof Joni juga memilih off sama sekali dari manajemen kampus agar rektor yang baru punya keleluasaan dan bebas berkreasi dengan keinginannya.[7] Ia mengungkapkan dirinya tidak merasa berbeda saat menjadi dosen biasa dengan saat statusnya menjadi rektor. Sebab selama kepemimpinannya, ia juga telah melakukan "desakralisasi" jabatan rektor, yang awalnya seolah jauh dari mahasiswa, karyawan dan dosen, menjadi dekat dan bagian dari keluarga besar. Sebab ia menyadari bahwa rektor hanyalah tugas tambahan dari tugas utamanya sebagai dosen. Dan suatu saat, ia akan kembali mengabdi menjadi dosen biasa, sama hak dan kewajibannya dengan para dosen lainnya.

Penghargaan[sunting | sunting sumber]

  • Ganesa Widya Jasa Adiutama, Penghargaan bagi Alumni ITB, mereka yang dinilai memiliki prestasi dan kontribusi yang luar biasa bagi pembangunan negara dan khususnya kepada ITB, Bandung, 3 Julyi2019
  • Satyalancana Karya Satya 30 tahun, Presiden Indonesia, 2018
  • Penghargaan Kalpataru dari Walikota Surabaya sebagai Pembina Lingkungan Terbaik, 2018
  • Penghargaan Dwija Widya Abiyasa dari Universitas Dharma Persada, Jakarta, 2018
  • Penghargaan dari Media Mens Obsession sebagai Rektor Inspiratif, 2018
  • Penghargaan dari Media Mens Obsession sebagai "72 Tokoh Paling Berpengaruh di Indonesia dan sebagai Rektor Inspratif 2017
  • Penghargaan "Indonesia Education Award: Best Education & Lecturing Program of the Year", 2017
  • Penghargaan dari Walikota Surabaya atas perannya dalam Pembangunan Kota Surabaya, 2014
  • Penghargaan 25 tahun pengabdian, Rektor ITS, 2013
  • Satyalancana Karya Satya 20 tahun, Presiden Indonesia, 2011
  • Penghargaan 20 tahun pengabdia, Rektor ITS, 2009
  • BRITS AWARD for Poverty Alleviation (III), British Embassy and ITS Rector, 2006
  • Satyalancana Karya Satya 10 tahun, Presiden Indonesia, 2006.
  • Penghargaan Dosen Tebaik II ITS, 2005
  • National Research Council, Taiwan, Honorary Lecturer, National Taiwan University, August 2005 and 2009
  • Flemish Interuniversity Cooperation VLIR and University of Ghent, for International Seminar in Ghent, Belgium, August 2004
  • The best paper in the Postgraduate National Seminar 2002 and 2003
  • TL ITS – IEWRM UTM Malaysia Cooperation, Kuala Lumpur, Malaysia, Oktober 2001
  • The best lecturer for FTSP (II)
  • LEAD International for International Session in Moscow, Russia, September 2001
  • LEAD International for Regional Session in Guilin, China, October 2000
  • LEAD International for International Session in Sao Paolo Brazil, March 2000
  • UTM-ITScooperation project, September 1999 (for Scientific Workshop for In-sewer Treatment), in Johor Bahru, Malaysia
  • ASEA-UNINET, financed by OAD (Österreichischer Akademischer Austauschdienst), May 1999, (for Academic Visit to Austrian Universities).
  • Penghargaan Dosen Tebaik FTSP (III)
  • Asian Development Bank (ADB) Project Scholarships 1994-1996 (for PhD program)
  • Penghargaan Peserta Penataran P4 Terbaik II ITS, 1993
  • Governmental Administration on Cooperation Development (GACD), Royal Kingdom of Belgium’s Scholarships 1989-1991 (for MSc program)
  • Governmental Administration on Cooperation Development (GACD), Royal Kingdom of Belgium’s Scholarships 1988-1989 (for Anaerobic Training program)
  • Canadian International Development Agency (CIDA) 1982-1983 (for youth exchange program)

Publikasi[sunting | sunting sumber]

Karya oleh Prof Joni Hermana[sunting | sunting sumber]

Artikel Ilmiah[sunting | sunting sumber]

Per tahun 2022, lebih dari 180 artikel ilmiah telah dihasilkan oleh Prof Joni Hermana. Daftar artikel ilmiah tersebut dapat diakses di laman Google Scholar Prof Joni di https://scholar.google.com/citations?hl=id&user=xoYidXYAAAAJ&view_op=list_works&sortby=pubdate

Buku[sunting | sunting sumber]

  • 99 Inspirasi Kehidupan. Edition for ITS Endowment Fund. Joni Hermana Self Publishing “JH Book”. 2019.
  • Keberadaan dan Perubahan Kontaminan di Lingkungan. ITS Press - MNC Publishing, Surabaya. 2021. ISBN: 978-602-462-703-4
  • Chapter 15. Sustainability of water supply by PDAM as social capital for the cities in Indonesia (Book Chapter), Community Based Management and Social Capital, Kiyoshi Kabayashi, Ibnu Syabri, Ismu Rini Dwi Ari and Hayeong Jeing (Eds), 2014. IWA Publishing, London SW1H OQS, UK.
  • Catatan dan Pesan Blackberry Professor: Buah Pemikiran untuk Mahasiswa dan Bangsa yang Unggul, Edisi ke-1 dan Edisi ke-2. Buku, ITS Press, Surabaya, 2012. ISBN: 978-602-9494-06-8.

Karya Desain[sunting | sunting sumber]

  • Solids Separation Chambers (SSC), unit pemisah lumpur septic tank (septage) yang diaplikasikan pertama kali di IPLT Keputih tahun 1999.
  • Kotak Pandora, Modifikasi Anaerobic Baffled Reactor (ABR) untuk mendaurulang air limbah domestik (greywater) menjadi air bersih, pertama diaplikasikan di Kejawen Gebang, Surabaya tahun 2005 dan sudah diterapkan di lebih dari 96 lokasi di Surabaya.

Karya Tentang Prof Joni Hermana[sunting | sunting sumber]

Buku. Jejak Kaki Joni, Kilas Kepemimpinan Rektor ITS 2015-2019. ITS Online. 2021.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ 'Dadang', "Dadang" (2015-02-04). "Joni Hermana Terpilih Jadi Rektor ITS". ITS News. Diakses tanggal 2022-04-25. 
  2. ^ 'Prastyo', "Eddy" (2007-08-24). "Lima Dekan Baru ITS Dilantik". Suara Surabaya. Diakses tanggal 2022-04-25. 
  3. ^ 'itsmis', "itsmis" (2019-05-10). "Akhiri Kepemimpinan, Rektor ITS Bagi Pengalaman Lewat Closing Lecture". ITS News. Diakses tanggal 2022-04-25. 
  4. ^ a b Amilia, Dinda Lisna (2015-02-21). "Profesor Berhati Lembut Ini Menangis saat Cerita tentang Ibunya". JPNN. Diakses tanggal 2022-04-25. 
  5. ^ "TIM ITS Online", "TIM ITS Online" (2001). Jejak Kaki Joni “Kilas Kepemimpinan Rektor ITS 2015 - 2019". Surabaya. 
  6. ^ 'ITSMIS', "ITSMIS" (2019-04-24). "ITS Peringkat Pertama PTN-BH Terbaik Nasional". ITS News. Diakses tanggal 2022-05-04. 
  7. ^ Mashita, Nani; Istiawan, Hari (2019-04-11). "Lepas Jabatan Rektor ITS, Joni Tak Ambisi Jadi Menteri". Jatimnet. Diakses tanggal 2022-05-04.