Higiene mulut

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Higiene mulut dilakukan dengan menggosok gigi secara teratur dan membersihkan sela-sela gigi

Higiene mulut atau higiene oral adalah praktik menjaga mulut agar tetap bersih dan bebas dari penyakit dan masalah lain (misalnya bau mulut) dengan menggosok gigi secara teratur (higiene gigi) dan membersihkan sela-sela gigi. Higiene terhadap mulut harus dilakukan secara teratur untuk mencegah penyakit gigi, seperti karies gigi dan penyakit gusi, termasuk gingivitis dan periodontitis.[1]

Orang dewasa disarankan untuk menggosok gigi setidaknya dua kali sehari dengan pasta gigi berfluorida; menggosok gigi dilakukan terakhir kali pada malam hari dan setidaknya pada satu kesempatan lainnya.[2] Membersihkan sela-sela gigi disebut pembersihan interdental dan sama pentingnya dengan menggosok gigi.[3] Hal ini karena sikat gigi tidak dapat menjangkau sela-sela gigi sehingga hanya menghilangkan sekitar 50% plak dari permukaan gigi.[4] Ada banyak alat untuk membersihkan sela-sela gigi, termasuk benang gigi, pita perekat, dan sikat interdental.

Pentingnya peran mikrobiota rongga mulut dalam kesehatan gigi semakin diakui.[5][6][7] Data dari penelitian mikrobiologi mulut manusia menunjukkan bahwa mikroflora komensal dapat beralih menjadi patogen oportunistik akibat perubahan yang kompleks di lingkungan mereka.[8] Perubahan ini didorong oleh inang alih-alih bakteri.[9] Bukti arkeologi dari plak gigi yang mengalami kalsifikasi menunjukkan pergeseran yang nyata pada mikrobioma mulut menjadi jenis mikrobioma yang berkaitan dengan penyakit, dengan bakteri kariogenik menjadi dominan selama Revolusi Industri.[10]

Mikrobiota mulut pada zaman modern kurang beragam secara signifikan dibandingkan populasi manusia secara historis.[10] Karies, misalnya, telah menjadi penyakit endemik utama yang memengaruhi 60 hingga 90% anak sekolah di negara-negara industri.[11] Sebaliknya, karies gigi dan penyakit periodontal jarang terjadi pada pra-Neolitikum dan hominini awal.[12]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Darby M, Walsh MM (2010). Procedures Manual to Accompany Dental Hygiene: Theory and Practice. St. Louis, Mo.: Saunders/Elsevier. 
  2. ^ "Delivering better oral health: an evidence-based toolkit for prevention". GOV.UK (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-05-08. 
  3. ^ Claydon NC (2008). "Current concepts in toothbrushing and interdental cleaning". Periodontology 2000. 48: 10–22. doi:10.1111/j.1600-0757.2008.00273.x. PMID 18715352. 
  4. ^ Lee DW, Moon IS (June 2011). "The plaque-removing efficacy of a single-tufted brush on the lingual and buccal surfaces of the molars". Journal of Periodontal & Implant Science. 41 (3): 131–4. doi:10.5051/jpis.2011.41.3.131. PMC 3139046alt=Dapat diakses gratis. PMID 21811688. 
  5. ^ Kilian, M.; Chapple, I. L. C.; Hannig, M.; Marsh, P. D.; Meuric, V.; Pedersen, A. M. L.; Tonetti, M. S.; Wade, W. G.; Zaura, E. (2016). "The oral microbiome – an update for oral healthcare professionals". British Dental Journal. 221 (10): 657–666. doi:10.1038/sj.bdj.2016.865. ISSN 0007-0610. 
  6. ^ Mahasneh, Sari; Mahasneh, Adel (2017). "Probiotics: A Promising Role in Dental Health". Dentistry Journal. 5 (4): 26. doi:10.3390/dj5040026. ISSN 2304-6767. PMC 5806962alt=Dapat diakses gratis. PMID 29563432. 
  7. ^ The Human Microbiome Project Consortium (2012). "Structure, function and diversity of the healthy human microbiome". Nature. 486 (7402): 207–214. doi:10.1038/nature11234. ISSN 0028-0836. PMC 3564958alt=Dapat diakses gratis. PMID 22699609. 
  8. ^ Bartold, P. Mark; Van Dyke, Thomas E. (2013). "Periodontitis: a host-mediated disruption of microbial homeostasis. Unlearning learned concepts: Unlearning learned concepts". Periodontology 2000. 62 (1): 203–217. doi:10.1111/j.1600-0757.2012.00450.x. PMC 3692012alt=Dapat diakses gratis. PMID 23574467. 
  9. ^ Marsh, Philip D.; Devine, Deirdre A. (2011). "How is the development of dental biofilms influenced by the host?: Host influence on biofilm development". Journal of Clinical Periodontology. 38: 28–35. doi:10.1111/j.1600-051X.2010.01673.x. 
  10. ^ a b Adler, Christina J; Dobney, Keith; Weyrich, Laura S; Kaidonis, John; Walker, Alan W; Haak, Wolfgang; Bradshaw, Corey J A; Townsend, Grant; Sołtysiak, Arkadiusz (2013). "Sequencing ancient calcified dental plaque shows changes in oral microbiota with dietary shifts of the Neolithic and Industrial revolutions". Nature Genetics. 45 (4): 450–455. doi:10.1038/ng.2536. ISSN 1061-4036. PMC 3996550alt=Dapat diakses gratis. PMID 23416520. 
  11. ^ Petersen, Poul Erik; Bourgeois, Denis; Ogawa, Hiroshi; Estupinan-Day, Saskia; Ndiaye, Charlotte (2005). "The global burden of oral diseases and risks to oral health". Bulletin of the World Health Organization. 83 (9): 661–669. ISSN 0042-9686. PMC 2626328alt=Dapat diakses gratis. PMID 16211157. 
  12. ^ Grine, F.E.; Gwinnett, A.J.; Oaks, J.H. (1990). "Early hominid dental pathology: Interproximal caries in 1.5 million-year-old Paranthropus robustus from Swartkrans". Archives of Oral Biology. 35 (5): 381–386. doi:10.1016/0003-9969(90)90185-D. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]