Eksklusivisme agama

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Penghakiman Terakhir, sebuah lukisan karya Jacob de Backer, yang dibuat sekitar tahun 1580: Orang-orang percaya masuk Surga sementara para pendosa dan orang-orang yang menyangkal iman jatuh ke Neraka.

Eksklusivisme agama atau eksklusivitas adalah doktrin atau kepercayaan bahwa hanya satu agama atau sistem kepercayaan tertentu yang benar.[1]

Eksklusivisme Kristen[sunting | sunting sumber]

Eksklusivisme Islam[sunting | sunting sumber]

Umat Muslim meyakini bahwa Islam adalah kepercayaan asli dan primordial, atau fitrah, yang diwahyukan oleh Muhammad.[2]

Eksklusivisme Yudaisme[sunting | sunting sumber]

Meskipun kebanyakan Yahudi bersifat pluralis atau inklisivis, beberapa Yahudi meyakini bahwa Allah dari Abraham adalah satu Allah yang benar.[3]

Buddha[sunting | sunting sumber]

Eksklusivime agama Buddha dipandang dalam implikasi bahwa orang-orang yang tak menerima ajaran Buddha, seperti Jalan Utama Berunsur Delapan, ditakdirkan mengulang siklus reinklarnasi tanpa akhir; sementara orang-orang yang mempraktikkan jalan yang benar dapat mencapai pencerahan.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ William J. Wainwright (2005). The Oxford handbook of philosophy of religion. Oxford University Press. hlm. 345. ISBN 978-0-19-513809-2. 
  2. ^ [Encyclopædia Britannica "Islam" http://www.britannica.com/EBchecked/topic/295507/Islam] Accessed July 2013
  3. ^ ""What Does It Mean For Jews to Be the Chosen People?" Pelaia, Ariela". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-02-22. Diakses tanggal 2018-09-19.