Efek ketidaktahuan yang membahagiakan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Dalam studi perilaku konsumen, Efek Ketidaktahuan yang Membahagiakan adalah ketika orang yang memiliki banyak informasi tentang suatu produk ternyata tidak puas dengan produk tersebut, sementara orang yang hanya memiliki sedikit informasi tentang produk justru lebih puas dengan produk itu.[1] Hal ini terjadi karena orang yang membeli produk ingin merasa telah membeli barang yang benar. Namun, jika orang tersebut sudah mengetahui cara kerja produk, mereka akan merasa lebih dirugikan jika terdapat masalah dalam produk tersebut.

Efek ini menggambarkan bagaimana tujuan konsumen kemudian berubah setelah mereka melakukan pembelian. Orang-orang mendambakan informasi yang tepat dan terperinci dalam tahap pengambilan keputusan mereka. Namun, setelah membuat pilihan, prioritas aka bergeser, karena orang ingin puas dengan keputusan mereka. Untuk mencapai hal ini, ketidakjelasan informasi mungkin meningkatkan isi dan penerimaan keputusan itu dengan menyembunyikan gambaran penuh dan membenarkan keputusan yang dibuat.[2]

Dalam percobaan untuk menguji efek ketidaktahuan yang membahagiakan, dua kelompok dibuat dan diberi tahu informasi tentang suatu produk. Kelompok pertama diberitahu tentang klaim produsen dan diberikan penelitian dari perusahaan luar, kelompok kedua diberi informasi yang minim tentang produk. Di akhir eksperimen, subjek diwawancarai dan peneliti menemukan bahwa subjek di kelompok kedua mengharapkan produk tersebut berkinerja lebih baik daripada yang dimiliki kelompok pertama.[3]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Schiffman Leon G (1988). Consumer Behavior. Prentice Hall of India. hlm. 95. ISBN 978-81-317-3156-7. 
  2. ^ "Blissfully Ignorant: Skip Those Pesky Details". ScienceDaily. 
  3. ^ Solomon, Michael (2011). Consumer Behavior. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Education. hlm. 318. ISBN 978-0-13-611092-7.