Benteng Mdina

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perbentengan Mdina
Is-Swar tal-Imdina
Mdina, Malta
Pemandangan perbentengan Mdina dari udara
Peta perbentengan Mdina saat ini
Koordinat35°53′4.4″N 14°24′8.6″E / 35.884556°N 14.402389°E / 35.884556; 14.402389
Informasi situs
PemilikPemerintah Malta
Swasta
KondisiUtuh
Sejarah situs
DibangunKlasik–1746
Dibangun olehBeberapa pembangun, benteng saat ini dibangun oleh Ordo Bait Allah
BahanBatu kapur
Pertempuran/peperanganPengepungan Melite (870)
Pengepungan Medina (1053–54)
Invasi Norman ke Malta (1091)
Pengepungan Malta (1429)
Serangan 1551
Pengepungan Besar Malta (1565)
Invasi Prancis ke Malta (1798)
Pengepungan Malta (1798)
Garrison information
Komandan
masa lalu
Amros (Ambrosios) (870)
Nicolas Durand de Villegaignon (1551)
Pietro Mesquita (1565)
Louis Masson (1798)

Perbentengan Mdina (bahasa Malta: Is-Swar tal-Imdina) adalah beberapa lapis tembok pertahanan yang mengelilingi ibu kota lama Malta, Mdina. Kota ini didirikan oleh Maleth, dari bangsa Fenisia pada sekitar abad 8, dan kemudian menjadi bagian dari Kerajaan Romawi. Kota lama dikelilingi tembok secara keseluruhan, namun hanya beberapa yang bertahan hingga kini.

Dinding kota dibangun ulang berkali-kali, termasuk oleh Kekaisaran Romawi Timur pada abad 8, Bangsa Arab pada sekitar abad 11, dan Kerajaan Sisilia pada abad pertengahan sampai abad 15. Namun kebanyakan tembok yang masih bertahan sampai sekarang dibangun oleh Ordo Bait Allah pada sekitar abad 16 hingga 18.

Kota ini bertahan dari beberapa kali pengepungan, dan dikalahkan dua kali saja. Pertama oleh Aghlabids pada tahun 870, kemudian oleh pemberontak Malta pada tahun 1798. Kini, tembok kota masih bertahan dan adalah salah satu bentuk pemugaran terbaik di Malta. Malta masuk dalam daftar tentatif Situs Warisan Dunia UNSECO sejak 1998.[1]

Tembok masa Punisia-Roma[sunting | sunting sumber]

Kota Mdina menduduki bagian puncak plato yang ada di dataran tinggi di utara pulau Malta, jauh dari laut. Tempat ini telah dihuni sejak prasejarah dan zaman tembaga. Tempat ini langsung menjadi tempat berlindung yang baik karena mudah dipertahankan karena kondisi alaminya.[2] Bangsa Fenisia mengkolonisasi Malta pada sekitar abad ke-8 dan mendirikan Kota Maleth di plato ini.[3] Kota ini diambil alih Republik Romawi pada 218 SM, bmenjadi Kota Melite. Kota Bangsa Punic-Roma ini sekitar tiga kali lebih besar dari Mdina saat ini.membentang hingga Rabat. Ketebalan tembok Melite hingga 5 m (16 ft) dan dikelilingi parit pertahanan sepanjang 700 m (2.300 ft).[4]

Sangat sedikit yang tersisa dari tembok Kota Melite. Sisa gerbang kota ditemukan di Saqqajja, di Rabat saat ini, tertimbun sekitar 5 m (16 ft) di bawah jalanan. Beberapa parit pertahanan masih tersisa di sekitar Jalan St. Rita dan Gereja Collegiate St Paul, Rabat.[4]

Tembok Abad Pertengahan[sunting | sunting sumber]

Bagian dalam dari Gerbang Yunani, salah satu dari sedikit yang tersisa dari tembok masa pertengahan

Saat runtuhnya Kerajaan Romawi Barat, pembangunan pertahanan kembali dibuat di kota ini, memperkecil ukurannya dibanding saat ini. Ini dilakukan untuk mempermudah pertahanan, seperti juga yang dilakukan di kota-kota lain di sekitar Mediterania pada abad pertengahan. Meskipun secara tradisional diasumsikan bahwa tindakan ini dilakukan Bangsa Arab, namun kemungkinan Romawi Timur-lah pelakunya, saat ancaman Bangsa Arab meningkat.[2]

Pada tahun 870, Melite dikuasai oleh Aghlabid, yang membantai penghuninya dan menghancurkan benteng kota berdasar kronik yang dibuat Al-Himyarī.[5] Inilah yang menjadi dasar klaim bahwa Malta tidak memiliki penghuni hingga sekitar 1048 sampai 1049, saat komunitas muslim dan budak-budaknya membangun pemukiman yang disebut Mdina (Medina) di atas rereuntuhan Melite. Bukti arkeologis memperlihatkan bahwa kota ini sudah menjadi komunitas muslim yang berkembang pada sekitar abad 11.[6] Romawi Timur mengepung Medina pada tahun 1053–54, tetapi mengalami kegagalan.[7]

Medina menyerah secara damai kepada Roger I dari Sisilia setelah pengepungan singkat pada tahun 1091,[8] Malta kemudian bergabung dengan Keresidenan Sisilia, yang kemudian menjadi Kerajaan Sisilia.

Benteng Mdina dibangun ulang dan dimodifikasi beberapa kali selama beberapa abad. Sebuah kastil bernama Castellu di la Chitati alias castrum civitas dibangun di tenggara kota di dekat gerbang utama. Kota ini berhasil bertahan dari Pengepungan Malta pada 1429 oleh Dinasti Hafsid.[9]

Pada abad 15, kebanyakan wilayah Mdina sudah dilindungi tembok ganda. Bagian depan dilindungi empat menara, satu di dekat Gerbang Yunani, lainnya di tengah lahan depan, Turri Mastra di dekat gerbang utama, dan Turri di la Camera di sudut tenggara.[10] Pada tahun 1450, karena ketakutan dengan serangan Kaum Bar Bar atau Utsmaniah, tembok semakin diperkuat. Parit pertahanan diselesaikan dan Castellu di la Chitati sebagian dihancurkan dengan izin kerajaan karena sudah tua dan lapuk serta pemeliharaan yang mahal.[10]

Mdina dilihat dari Mtarfa
Map of Mdina's fortifications as they were during the Great Siege of Malta in 1565

Tembok Ordo Bait Allah[sunting | sunting sumber]

Saat Ordo Bait Allah mengambil alih Malta pada tahun 1530, para bangsawan dengan sukacita memberikan kunci kepada Grand Master Philippe Villiers de L'Isle-Adam. Ordo ini menetap di Birgu dan Mdina kehilangan statusnya sebagai ibu kota.[11] Namun L'Isle-Adam mengubah sisa Castellu di la Chitati menjadi istana, yang menjadi tempat pertemuan dewan administrasi sipil yang dinamai The Università.[10]

Peningkatan benteng Mdina pertama dilakukan pada 1540an, di bawah kepemimpinan Juan de Homedes y Coscon. Dua bastion baru didirikan di ujung depan benteng. Kemundkinan dirancang oleh insinyur Antonio Ferramolino. Bagian timur tembok juga dibangun secara en crémaillère, satu-satunya gaya ini yang ditemukan di Malta. Pada abad 15 menara digerbang depan dihancurkan karena mengganggu pertahanan di bastion. Tahun yang sama, kota ini bertahan dari serangan Utsmaniyah.[12]

Lukisan Pengepungan besar Malta dengan Mdina di bagian bawah

Mdina tidak secara langsung diserang dalam pengepungan besar Malta, namun memainkan peranan penting. Jenderal Utsmaniah, Lala Mustafa Pasha ingin menguasai kota ini dulu, namun dibatalkan oleh Piali Pasha yang ingin menyerang Fort Saint Elmo. Benteng ini harusnya bisa dikuasai setelah sebulan pertempuran, namun Utsmaniah kehilangan momen krusial. Pada 7 Agustus 1565, kavaleri dari Hospitaller menyerang rumah sakit lapangan Utsmaniah, sehingga membuat penyerang meninggalkan penyerangan atas Birgu dan Senglea. Pasukan Utsmaniah berencana mengambil alih kota pada Bulan September begitu datang musim dingin, namun membatalkannya karena adanya tembakan meriam dari Mdina, membuat mereka berpikir pertahanan Mdina masih kuat[12]

Setelah pengepungan, insinyur militer Malta Girolamo Cassar membuat rencana mengurangi besar Mdina hingga setengahnya dan menjadikannya benteng secara keseluruhan, namun tidak pernah diwujudkan karena protes dari para bangsawan.[12] Gerbang utama kota dibangun ulang pada awal abad 17, namun perubahan besar lainnya tidak dilakukan setidaknya hingga 1650, saat De Redin Bastion dibangun di tengah bagian depan. Meskipun modifikasi dilakukan pada 1658 pernah diusulkan penghancuran benteng ini, walaupun kemudian ditentang warga .

The 18th-century Mdina Gate and the walled-up medieval entrance

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Mdina (Città Vecchia)". UNESCO. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 March 2016. 
  2. ^ a b Spiteri 2004–2007, hlm. 3–4
  3. ^ Cassar 2000, hlm. 53–54
  4. ^ a b Sagona 2015, hlm. 273
  5. ^ Brincat 1995, hlm. 11
  6. ^ Blouet 2007, hlm. 41
  7. ^ Brincat 1995, hlm. 12
  8. ^ Dalli, Charles (2005). "The Siculo-African Peace and Roger I's Annexation of Malta in 1091". Dalam Cortis, Toni; Gambin, Timothy. De Triremibus: Festschrift in honour of Joseph Muscat (PDF). Publishers Enterprises Group (PEG) Ltd. hlm. 273. ISBN 9789990904093. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 17 July 2014. 
  9. ^ Cauchi, Mark (12 September 2004). "575th anniversary of the 1429 Siege of Malta". Times of Malta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 March 2016. 
  10. ^ a b c Spiteri 2004–2007, hlm. 6–7
  11. ^ Borg 2002, hlm. 124
  12. ^ a b c Grima, Noel (15 June 2015). "The Mdina siege of 1429 was 'greater than the Great Siege' of 1565". The Malta Independent. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2015.