Asrizal Nur

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Asrizal Nur
LahirAsrizal Nur
16 November 1969
Pekanbaru, Riau
KebangsaanIndonesia
Nama lainBang Asrizal Nur
Dikenal atasPenggagas Puisi Multimedia, Penggagas Hari Puisi Indonesia
Karya terkenalPenyair

Asrizal Nur (lahir di Pekanbaru, Riau, 16 November 1969; umur 52 tahun) adalah sastrawan berkebangsaan Indonesia. Ia terkenal lewat puisi-puisi yang ditulis dan dibacakan dengan ciri khas musik dan drama.

Asrizal Nur dikenal sebagai salah satu inisiator dan penggagas Hari Puisi Indonesia, yang paling dikenal dengan karya spektakulernya konser puisi multimedia, sebuah sumbangsih karya yang telah memberikan warna baru dalam pementasan puisi di Indonesia. Ia manggung membacakan puisi di berbagai negara khususnya di wilayah ASEAN. Di antaranya Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand dan Korea Selatan.[1]

Bibliografi[sunting | sunting sumber]

  • Sang yang Hitam (1992)
  • Umar Bin Khattab (1992)
  • Merambah Belantara Naga (1993)
  • Antologi Puisi Nusantara (2006)
  • Rampai Melayu Asia Tenggara (2006)
  • Kumpulan puisi Portugal, Malaysia dan Indonesia (2008)
  • Percakapan Pohon dan Penebang (YPM, 2009)
  • Musi, Pertemuan Penyair Nusantara V (2011)
  • Kumpulan Puisi dan Cerpen Internasional Jilfest: Ibu Kota Keberaksaraan(2011)
  • Lambaian Nusantara Dari Kota Singa, Antologi puisi bersama Pertemuan Penyair Nusantara VII (2014)
  • Antologi Puisi Asean, The Vice Of Humanity (2015)
  • Pulara 5 (2015).[2][3]

Kiprah di Dalam Negeri[sunting | sunting sumber]

Sejak kecil Asrizal Nur sudah aktif di dunia seni dan teater. Setelah besar, Asrizal Nur hijrah ke Jakarta tahun 1995, sejak tahun 2002 menetap di kota Depok.

Sebagai seniman, Asrizal Nur dikenal juga sebagai tokoh teater buruh dengan sanggar buruh bernama Sanggar Pabrik. Sebagai usahanya memberikan pencerahan dan penyadaran kepada buruh melaui kesenian. Namun usaha selalu terganjal oleh system ordebaru yang tidak berpisahak kebebasan berekspresi. Tahun 1995 Pemntasan Sanggar Pabrik perdana bertajuk Surat Cinta Kepada Marsinah dibubarkan berbuntut panjang sampai di PTUN, Alhamdulillah menang di PTUN. Kemudian keluar SKB 3 Menteri dengan juklaknya berisikan bahawa setiap acara kebudayaan tidak perlu lagi mengurus surat izin dan pemberitahuan, adalah salah satu kontribusinya berkesenian di negeri merdeka. Tahun 1997, ia dan istrinya baru melahirkan bersama kawan2 ditangkap dan dipenjarakan karena menggelar acara Gelar Seni Orang Pinggiran. Setelah reformasi ia kembali pada akifitas kebudayaan dan menggelar pembacaan puisi dalam dan luar negeri.[1]

Ia berperan dalam perkembangan puisi di Indonesia. Asrizal Nur menggagas "puisi multimedia", lalu menggagasa Hari Puisi Indonesia dan juga mengenalkan puisi di kancah Asia Tenggara. Namun di dalam negeri, selain menulis dan membaca puisi, Asrizal Nur aktif di berbagai kegiatan. Salah satunya menjadi juri di berbagai lomba puisi di dalam dan luar negeri. Ia pernah menjadi juri pada lomba baca puisi tingkat nasional yang digelar oleh Forum Muda Cendekia (Formaci) Jawa Tengah bersama sastrawan Fatin Hamama dan Sendang Mulyana dosen UNNES.[4][5]

Dalam gerakan kebudayaan Asrizal Nur juga menginisiasi dan menggagas Anugerah Pantun Mutiara Budaya Indonesia, adalah sebuah ajang apresiasi tertinggi bagi para pegiat sastra pantun di Indonesia, yang dilaksanakan 27 Desember 2020 di Batam. Menurutnya sebagai penggerak kebudayaan, ini adalah kerja konkrit dalam pelestarian budaya.[1]

Selain mendirikan ruman seni Asnur, inovasi Asrizal Nur dalam gerakan Kebudayaan terus di kembangkan, salah satunya dengan mendirikan Serumpun TV sebuah media penyiaran streaming dan majalah digital yang concern pada edukasi kebudayaan negara serumpun.[1]

Tokoh Penggerak Kebudayaan[sunting | sunting sumber]

Selain itu, ia dikenal pula sebagai penggerak kebudayaan. Sebagai penggerak kebudayaan, telah banyak aktifitas kebudayaan yang diselenggarakannya, antara lain :

  1. Konseptor dan Ketua Penyelenggara Festival Buruh Indonesia 2008 dan 2010
  2. Konseptor dan Ketua Penyelenggara Gong Panggung Melayu Asia 2002, di Taman Mini Indonesia Indah dibuka oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Hamzah Haz
  3. Konseptor dan Ketua Penyelenggara : Gelar Sajak Jalan Bersama, Bupati dan Penyair se Indonesia 2006 dan 2008 di Taman Ismail Marzuki
  4. Konseptor, Pengarah dan Ketua Penyelenggara Pekan Presiden Penyair Internasional 2007, di Taman Ismail Marzuki Jakarta
  5. Konseptor, Pengarah dan Ketua Penyelenggara Festival Pantun Asia Tenggara 2008, di Tama Ismail Marzuki Jakarta
  6. Konseptor, Pengarah dan Ketua Penyelenggara Festival Zapin se Indonesia 2008 di Taman Ismail Marzuki Jakarta
  7. Konseptor, pengarah : Tarung Penyair Panggung Asia Tenggara, di Tanjungpinng tahun 2011.
  8. Penggerak dan salah seorang penggagas lahirnya Hari Puisi Indonesia, 2012.
  9. Ketua Penyelenggara Hari Puisi Indonesia Indonesia 2013-2019.
  10. Konseptor dan Sutradara Pembukaan dan Penutupan MTQ Provinsi Kepulauan Riau 2012.
  11. Konseptor dan Sutradara Pembukaan dan Penutupan MTQ Provinsi Riau 2013 di Rokan Hulu
  12. Pengggas dan Penyelenggra Gerakan 1000 Guru Asean Menulis Puisi 2018
  13. Penggagas dan Penyelenggara Gerakan 1000 Guru Asean Menulis Pantun 2018-2020
  14. Penggagas dan Penyelenggara Gerakan Indonesia berpantun buday : Pantun Mutiara Budaya Indonesia, 27 Desember 2020.
  15. Penggagas Hari Puisi Indonesia[1]

Peran dan Kiprah di Asia Tenggara[sunting | sunting sumber]

Asrizal Nur aktif berperan di kancah nasional maupun internasional yang menggagas puisi multimedia. Suatu ketika, dengan menunggang Kuda (judul puisi Asrizal Nur), dia bertolak ke Jakarta pada tahun 1995 meninggalkan Pekanbaru, Riau. Sebuah asa merecup-recup di hatinya. Sebab, bekal ilmu seni budaya melayu yang ditimba sejak tahun 1990, hendak dipahat di ibu kota. Sesampai di Jakarta, dia tak ke lain hati. Dalam berbagai kegiatan budaya yang diikuti dan digelar dibungkusnya dengan kemelayuannya hingga akhirnya pada tahun 2000 Asrizal Nur mewakili Indonesia acara budaya tingkat Asia Tenggara (ILO) di Swiss. Tak berhenti di situ, di tahun yang sama ia menampilkan seniman Riau secara kolektif di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Tapak berikut pada tahun 2000 juga, Asrizal kembali merasuk pikiran Jakarta dengan budaya Melayu dengan Gong Melayu I se-Asia Tenggara.

Tidak puas dengan kegiatan itu, Asrizal Nur kembali membawa wajah melayu Riau ke Jakarta dengan menggelar Festival Kesenian Riau TIM pada tahun 2002. Tahun 2004, Asrizal Nur membawa tim kesenian Bengkalis untuk tampil keliling Eropa. Di tahun berikutnya, menampilkan pembacaan puisi tunggal Rida K. Liamsi di TIM. Ditahun 2006, ia menggelar Festival Sastra Negeri Kata-kata dan menyelengara jalan bersama penyair dengan bupati dan wali kota melayu se-Indonesia.[2]

Asrizal Nur mulai mengenalkan pertunjukan puisi multimedia sejak tahun 2005 lalu dikenalkan ke beberapa daerah di Indonesia dan negara ASEAN dan Asia antara lain, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand dan Korea Selatan. Dengan pembacaan puisinya yang berbeda itu yakni dengan mengkolbarasi pembacaan puisi dengan musik dan video, ia kerapkali dapat undangan dari berbagai negara.

Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia pernah mengundang Asrizal Nur dan Sutardji Calazoum Bachri dalam acara Poetry Reading ASEAN atau Deklamasi puisi ASEAN, tahun 2015 di Kuala Lumpur.

Pada tahun 2021 Asrizal Nur yang dikenal pelopor penyair multimedia Asia Tenggara (ASEAN) kembali diundang dalam acara baca puisi tingkat internasional, oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia. Ia diundang dalam rangkaian acara Festival Puisi Antar Bangsa, 19-2S April 2021 melalui streaming. Asrizal Nur mendapat jatah jadwal tampil pada Selasa, 20 April 2021 dengan membacakan puisi karyanya yang berjudul Janji Musafir.

Sekitar 20 negara terlibat di acara ini. Antara lain, Malaysia, Indonesia, Singapura, Brunei Darussalam, Timor Leste, Thailand, China, Korea Selatan, Jepang, Australia, Azerbaijan, Belanda, Italia, India, Ubzekistan, Belgia dan lain-lain. Dari Indonesia, selain Asrizal Nur ada juga Joko Pinurbo, Chavchai Syaifullah dan Tarmizi Rumah Hitam.[6][7]

Aktivitas Baca Sajak[sunting | sunting sumber]

Selain kiprah di atas, sebagai penyair, Asrizal Nur sudah berkiprah dalam membaca sajak di dalam maupun luar negeri, di antaranya;

  1. Pembacaan Sajak Melayu Asia Tenggara di Kepulauan Riau (2006), Baca Sajak Panggung Apresiasi Presiden Penyair di TIM (2007)
  2. Baca Sajak Panggung Apresiasi Temu Sastrawan se Indonesia di Jambi (2008)
  3. Baca Sajak Internasional di JILFEST, Jakarta (2008)
  4. Mementaskan puisi-puisinya dengan Spektakuler di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Mazuki Jakarta, Kolaborasi pembacaan: Tari, Teater, Musik, audiovisual, diberi nama nama Konser puisi Multimedia Asrizal Nur (2009)
  5. Membaca Puisi Poritugal, Indonesia, Malaysia di Universitas Indonesia (2009)
  6. Baca puisi Radio Televisi Brunei Darussalam pada Pertemuan Penyair Nusantara IV (2010)
  7. Membacakan puisi dan pemutaran Video Konser Puisi Multimedia Asrizal Nur di Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei (2010)
  8. Baca Puisi pada Malam puncak Temu Sastrawan Indonesia III di Tanjungpinang (2010)
  9. Baca Puisi di Panggung Puisi Multimedia Pertemuan Penyair Nusantara di Palembang (2011)
  10. Pembacaan Puisi Internasional di Jakarta Internasional Literary Festival – JILFEST (2011)
  11. Baca Puisi di Hankuk University dan Kota Hansan Korea Selatan ( 1-3 Juni 20012)
  12. Baca Puisi Malam Puncak Dialok Teluk Brunei di UBD (11 Juli 2012)
  13. Baca Puisi di Sekolah Menengah Yayasan Hasanal Bolkiah Brunei Darussalam (18 Juli 2012)
  14. Baca Puisi Pada Kongres Bahasa (2013)
  15. Baca Puisi di Festival Wayang dan Topeng Internasional di Bandung (2014)
  16. Pertemuan Penyair Nusantara VII di Singapura (2014)
  17. Festival Pulara 5 di Pangkor, Malaysia (2014)
  18. Deklamasi Puisi Asean 2015 di Kuala Lumpur, Malaysia (2015)
  19. Festival Pulara 6 di Pangkor, Malaysia (2015)
  20. Konser Puisi Multimedia Asrizal Hari Pohon se –dunia di Pontianak (2015)
  21. Konser Puisi Penyair ternama Indonesia dan Sastrawan Negara di Universitas Pendidikan Sultan Idris/UPSI (2015).[3]

Penghargaan[sunting | sunting sumber]

  • Juara Nasional Lomba Baca Puisi Piala HB Jassin (1996)
  • Anugerah Sagang untuk kategori seniman/budayawan (2007)[2]

Organisasi[sunting | sunting sumber]

  • Ketua Umum Paguyuban Seniman Indonesia SBSI (1996-2000)
  • Pendiri Persatuan Artis Melayu Dangdut Indonesia Depok
  • Ketua Harian Dewan Kesenian Depok ( 2015 – sekarang)
  • Ketua Yayasan Panggung Melayu (2005 – 2014)
  • Pimpinan Perkumpulan Rumah Seni Asnur
  • Sekretaris Umum Yayasan Hari Puisi Indonesia (2004 – sekarang)[1]

Daftar Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f Kbnnews (1 Januari 2021). "Profil Lengkap Asrizal Nur sang Inisiator dan Penggagas "Pantun Mutiara Budaya Indonesia"". Kbnchannel.com. Diakses tanggal 18 Agustus 2021. 
  2. ^ a b c Nurhazizah, Ulfah (5 Oktober 2015). "Asrizal Nur". m2indonesia.com. Diakses tanggal 18 Agustus 2021. 
  3. ^ a b Sukabumi Raya (21 Februari 2016). "Profil Asrizal Nur, Pengisi Konser Sukuraga". Kompasiana.com. Diakses tanggal 18 Agustus 2021. 
  4. ^ Milovich, Day (6 November 2014). "Formaci Gelar Lomba Baca Puisi Berhadiah Rp 50 Juta". Metrosemarang.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-18. Diakses tanggal 18 Agustus 2021. 
  5. ^ Milovich, Day (8 November 2014). "140 Pembaca Puisi Se-Indonesia Ikuti Lomba di Balaikota Semarang". Metrosemarang.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-18. Diakses tanggal 18 Agustus 2021. 
  6. ^ Kelana, Irwan (24 April 2021). "Penyair Asrizal Nur Tampil di Festival Puisi Antar Bangsa". Repuplika. Diakses tanggal 18 Agustus 2021. 
  7. ^ Firdaus, Imam (21 April 2021). "Kreativitas Penyair Asean Selama Pandemi dalam "Festival Puisi Antar Bangsa"". Kompas.tv. Diakses tanggal 18 Agustus 2021.