Antidepresan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Antidepresan
Kelas obat-obatan
225px
Pengenal kelas
PenggunaanGangguan depresi
Kode ATCN06A
Data klinis
Drugs.comDrug Classes
Consumer ReportsBest Buy Drugs
WebMDMedicineNet  RxList
Pranala luar
MeSHD000928
Dalam Wikidata

Antidepresan adalah sebuah obat yang digunakan untuk mengobati gangguan depresi mayor, beberapa gangguan kecemasan, beberapa kondisi nyeri kronis, dan untuk membantu mengelola beberapa kecanduan.[1] Efek samping umum dari antidepresan termasuk mulut kering, penambahan berat badan, pusing, sakit kepala, dan disfungsi seksual.[2][3][4][5][6]

Sebagian besar jenis antidepresan biasanya aman dikonsumsi, tetapi dapat menyebabkan meningkatnya pikiran untuk bunuh diri ketika dikonsumsi oleh anak-anak, remaja, dan dewasa muda. Sindrom penghentian dapat terjadi setelah menghentikan antidepresan yang menyerupai depresi berulang.

Jenis[sunting | sunting sumber]

Berikut terdapat jenis obat antidepresan yang umum digunakan:[7]

  • Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor (SSRIs)
  • Serotonin and Norepinephrine Reuptake Inhibitors (SNRIs)
  • Trisiklik
  • Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs)
  • Noradrenaline and Specific Serotonergic Antidepressants (NASSAs)

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Jennings, Leigh (2018). "Chapter 4: Antidepressants". Dalam Grossberg, George T.; Kinsella, Laurence J. Clinical psychopharmacology for neurologists: a practical guide. Springer. hlm. 45–71. doi:10.1007/978-3-319-74604-3_4. ISBN 978-3-319-74602-9. 
  2. ^ Healy D, Noury LJ, Manginb D (May 2018). "Enduring sexual dysfunction after treatment with antidepressants, 5α-reductase inhibitors and isotretinoin: 300 cases". International Journal of Risk & Safety in Medicine. 29 (3): 125–134. doi:10.3233/JRS-180744. PMC 6004900alt=Dapat diakses gratis. PMID 29733030. 
  3. ^ Bahrick AS (2008). "Persistence of Sexual Dysfunction Side Effects after Discontinuation of Antidepressant Medications: Emerging Evidence". The Open Psychology Journal. 1: 42–50. doi:10.2174/1874350100801010042. 
  4. ^ Taylor MJ, Rudkin L, Bullemor-Day P, Lubin J, Chukwujekwu C, Hawton K (May 2013). "Strategies for managing sexual dysfunction induced by antidepressant medication". The Cochrane Database of Systematic Reviews. 5 (5): CD003382. doi:10.1002/14651858.CD003382.pub3. PMID 23728643. 
  5. ^ Kennedy SH, Rizvi S (April 2009). "Sexual dysfunction, depression, and the impact of antidepressants". Journal of Clinical Psychopharmacology. 29 (2): 157–64. doi:10.1097/jcp.0b013e31819c76e9. PMID 19512977. 
  6. ^ Serotonin and noradrenaline reuptake inhibitors (SNRI); selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) – Persistent sexual dysfunction after drug withdrawal (EPITT no 19277), 11 June 20191, EMA/PRAC/265221/2019, Pharmacovigilance Risk Assessment Committee (PRAC)
  7. ^ "5 Jenis Obat Antidepresan dan Risiko Efek Sampingnya • Hello Sehat". Hello Sehat. 2021-05-19. Diakses tanggal 2021-08-05. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]