Mikrobiologi Tanah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pakdhe Wawan (bicara | kontrib)
Menammbah referensi
Pakdhe Wawan (bicara | kontrib)
Menambah gambar, informasi dan referensi
Baris 1: Baris 1:


{{Sedang ditulis}}
[[Berkas:SoilFlora.jpg|al=Hasil Kultur Mikroba Tanah pada Media Buatan|jmpl|Mikroba Tanah pada Media Buatan]]
'''Mikrobiologi tanah''' adalah cabang ilmu pengetahuan dari subdisiplin [[mikrobiologi lingkungan]] yang meneliti seluruh aspek biologis mikroorganisme ([[bakteri]], [[archaea]], [[virus]], [[jamur]], [[parasit]], dan [[protozoa]]) yang mendiami [[ekosistem]] [[tanah]].<ref>{{Cite web|title=Soil microbiology - Latest research and news {{!}} Nature|url=https://www.nature.com/subjects/soil-microbiology|website=www.nature.com|access-date=2024-02-20}}</ref> Bakteri dan jamur, memegang kendali atas fungsi [[ekosistem]] melalui proses [[dekomposisi]] dan siklus [[nutrisi]] dan dapat berperan sebagai indikator perubahan penggunaan lahan dan kesehatan ekosistem. [[Habitat]] tanah digambarkan sebagai matriks kompleks dengan pori-pori dan [[Agregat (komposit)|agregat]] dengan ukuran berbeda. [[Rizosfer]] menjadi tempat berkumpul bakteri dan jamur tertentu yang dapat memanfaatkan gula yang dikeluarkan oleh akar tanaman atau bahkan bersimbiosis mutualistik dengan berasosiasi secara fisik dengan sistem akar tanaman dan bertukar serta nutrisi , interkasi tersebut dapat dilihat pada [[mikoriza]] dan [[tanaman]]. [[Komunitas tanah]] dan habitatnya dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, keasaman atau alkalinitas tanah ([[pH]]).<ref name=":0">{{Cite book|last=Dixon|first=Geoffrey R.|last2=Tilston|first2=Emma L.|date=2010-09-08|url=https://books.google.co.id/books/about/Soil_Microbiology_and_Sustainable_Crop_P.html?id=5EzVHWiHjVMC&redir_esc=y|title=Soil Microbiology and Sustainable Crop Production|publisher=Springer Science & Business Media|isbn=978-90-481-9479-7|language=en}}</ref> Mikroba tanah memiliki peran ganda dalam ekosistem, mereka memberikan kontribusi positif yang fundamental bagi kesehatan tanah, tanaman bahkan manusia. Namun, dalam kondisi tertentu, mikroba tanah dapat menimbulkan dampak negatif yang perlu diwaspadai.
'''Mikrobiologi tanah''' adalah cabang ilmu pengetahuan dari subdisiplin [[mikrobiologi lingkungan]] yang meneliti seluruh aspek biologis mikroorganisme ([[bakteri]], [[archaea]], [[virus]], [[jamur]], [[parasit]], dan [[protozoa]]) yang mendiami [[ekosistem]] [[tanah]].<ref>{{Cite web|title=Soil microbiology - Latest research and news {{!}} Nature|url=https://www.nature.com/subjects/soil-microbiology|website=www.nature.com|access-date=2024-02-20}}</ref> Bakteri dan jamur, memegang kendali atas fungsi [[ekosistem]] melalui proses [[dekomposisi]] dan siklus [[nutrisi]] dan dapat berperan sebagai indikator perubahan penggunaan lahan dan kesehatan ekosistem. [[Habitat]] tanah digambarkan sebagai matriks kompleks dengan pori-pori dan [[Agregat (komposit)|agregat]] dengan ukuran berbeda. [[Rizosfer]] menjadi tempat berkumpul bakteri dan jamur tertentu yang dapat memanfaatkan gula yang dikeluarkan oleh akar tanaman atau bahkan bersimbiosis mutualistik dengan berasosiasi secara fisik dengan sistem akar tanaman dan bertukar serta nutrisi , interkasi tersebut dapat dilihat pada [[mikoriza]] dan [[tanaman]]. [[Komunitas tanah]] dan habitatnya dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, keasaman atau alkalinitas tanah ([[pH]]).<ref name=":0">{{Cite book|last=Dixon|first=Geoffrey R.|last2=Tilston|first2=Emma L.|date=2010-09-08|url=https://books.google.co.id/books/about/Soil_Microbiology_and_Sustainable_Crop_P.html?id=5EzVHWiHjVMC&redir_esc=y|title=Soil Microbiology and Sustainable Crop Production|publisher=Springer Science & Business Media|isbn=978-90-481-9479-7|language=en}}</ref> Mikroba tanah memiliki peran ganda dalam ekosistem, mereka memberikan kontribusi positif yang fundamental bagi kesehatan tanah, tanaman bahkan manusia. Namun, dalam kondisi tertentu, mikroba tanah dapat menimbulkan dampak negatif yang perlu diwaspadai.


Baris 19: Baris 17:


* Mengurangi penggunaan bahan kimia pertanian
* Mengurangi penggunaan bahan kimia pertanian
* Meningkatkan produksi pangan jangka panjang
* Meningkatkan produksi pangan jangka panjang
* Menjaga kelestarian lingkungan
* Menjaga kelestarian lingkungan


Baris 26: Baris 24:
* ''[[Azospirillum]]''
* ''[[Azospirillum]]''
* ''[[Bacillus]]''
* ''[[Bacillus]]''
* ''Pseudomonas''
* ''[[Pseudomonas]]''
* ''Agrobacterium''
* ''[[Agrobacterium]]''
* ''Azotobacter''
* ''[[Azotobacter]]''
* ''Alcaligenes''
* ''Alcaligenes''
* ''Clostridium''
* ''[[Clostridium]]''
* ''Beijerinckia''
* ''Beijerinckia''
* ''Rhizobium''
* ''[[Rhizobium]]''
* ''Arthrobacter''
* ''Arthrobacter''
* ''Serratia''
* ''Serratia''
Baris 38: Baris 36:
* ''Phyllobacterium''
* ''Phyllobacterium''
* ''Burkholderia''
* ''Burkholderia''
* ''Klebsiella''
* ''[[Klebsiella]]''
* ''Vario-vovax''
* ''Vario-vovax''
* ''Xanthomonas''
* ''[[Xanthomonas]]''

== Mikroba Tanah sebagai Patogen Hewan ==
[[Berkas:Anthrax PHIL 2033.png|jmpl|Penyakit Antraks]]
[[Berkas:Botulism1and2.JPG|jmpl|Penyakit Botulisme]]
Dalam berbagai laporan ilmiah mikroba-mikroba tanah dilaporkan bersifat [[patogen]] pada manusia diantaranya ditampilkan pada tabel berikut.
{| class="wikitable"
|+
!Agen penyebab
!Penyakit
!Kelompok Mikroba
!Referensi
|-
|''Bacillus anthracis''
|[[Antraks]]
|Bakteri
|<ref>{{Cite journal|last=Dragon|first=Daniel C|last2=Rennie|first2=Robert P.|date=1995|title=The ecology of anthrax spores: Tough but not invincible|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1686874/pdf/canvetj00342-0041.pdf|journal=Can Vet J.|volume=36|pages=295-301}}</ref>
|-
|''Clostridium botulinum''
|[[Botulisme]]
|Bakteri
|<ref>{{Cite journal|last=Espelund|first=Mari|last2=Klaveness|first2=Dag|date=2014|title=Botulism outbreaks in natural environments – an update|url=https://www.frontiersin.org/journals/microbiology/articles/10.3389/fmicb.2014.00287|journal=Frontiers in Microbiology|volume=5|doi=10.3389/fmicb.2014.00287|issn=1664-302X|pmc=PMC4052663|pmid=24966853}}</ref>
|-
|''Mycobacterium leprae''
|Kusta
|Bakteri
|<ref name=":1">{{Cite journal|last=Baumgardner|first=D. J.|date=2012-09-01|title=Soil-Related Bacterial and Fungal Infections|url=http://www.jabfm.org/cgi/doi/10.3122/jabfm.2012.05.110226|journal=The Journal of the American Board of Family Medicine|language=en|volume=25|issue=5|pages=734–744|doi=10.3122/jabfm.2012.05.110226|issn=1557-2625}}</ref>
|-
|''Shigella'' spp.
|Shigellosis
|Bakteri
|<ref name=":1" />
|-
|''Clostridium tetani''
|[[Tetanus]]
|Bakteri
|<ref>{{Cite book|last=George|first=Elizabeth K.|last2=De Jesus|first2=Orlando|last3=Vivekanandan|first3=Renuga|date=2024|url=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482484/|title=Clostridium tetani Infection|location=Treasure Island (FL)|publisher=StatPearls Publishing|pmid=29494091}}</ref>
|-
|''Francisella tularensis''
|Tularemia
|Bakteri
|<ref name=":1" />
|-
|''Blastomyces dermatitidis''
|Blastomikosis
|Fungi
|<ref>{{Cite journal|last=Baumgardner|first=Dennis J.|last2=Laundre|first2=Bryan|date=2001|title=Studies on the molecular ecology of Blastomyces dermatitidis|url=http://link.springer.com/10.1023/A:1012438029997|journal=Mycopathologia|volume=152|issue=2|pages=51–58|doi=10.1023/A:1012438029997}}</ref>
|-
|''Coccidioides'' spp.
|Coccidioidomycosis
|Fungi
|<ref>{{Cite book|last=Hasan|first=Syed E.|date=2021|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/B9780124095489125230|title=Medical Geology|publisher=Elsevier|isbn=978-0-08-102909-1|pages=684–702|language=en|doi=10.1016/b978-0-12-409548-9.12523-0.}}</ref>
|-
|''Histoplasma capsulatum''
|Histoplasmosis
|Fungi
|<ref>{{Cite book|last=Akram|first=Sami M.|last2=Koirala|first2=Janak|date=2024|url=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448185/|title=Histoplasmosis|location=Treasure Island (FL)|publisher=StatPearls Publishing|pmid=28846361}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Emmons|first=C. W.|date=1949|title=Isolation of Histoplasma capsulatum from Soil|url=http://dx.doi.org/10.2307/4587021|journal=Public Health Reports (1896-1970)|volume=64|issue=28|pages=892|doi=10.2307/4587021|issn=0094-6214}}</ref>
|}


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 49: Baris 104:
[[Kategori:Mikrobiologi lingkungan]]
[[Kategori:Mikrobiologi lingkungan]]
[[Kategori:Simbiosis]]
[[Kategori:Simbiosis]]
[[Kategori:Mikroba Patogen]]

Revisi per 21 Februari 2024 12.57

Mikrobiologi tanah adalah cabang ilmu pengetahuan dari subdisiplin mikrobiologi lingkungan yang meneliti seluruh aspek biologis mikroorganisme (bakteri, archaea, virus, jamur, parasit, dan protozoa) yang mendiami ekosistem tanah.[1] Bakteri dan jamur, memegang kendali atas fungsi ekosistem melalui proses dekomposisi dan siklus nutrisi dan dapat berperan sebagai indikator perubahan penggunaan lahan dan kesehatan ekosistem. Habitat tanah digambarkan sebagai matriks kompleks dengan pori-pori dan agregat dengan ukuran berbeda. Rizosfer menjadi tempat berkumpul bakteri dan jamur tertentu yang dapat memanfaatkan gula yang dikeluarkan oleh akar tanaman atau bahkan bersimbiosis mutualistik dengan berasosiasi secara fisik dengan sistem akar tanaman dan bertukar serta nutrisi , interkasi tersebut dapat dilihat pada mikoriza dan tanaman. Komunitas tanah dan habitatnya dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, keasaman atau alkalinitas tanah (pH).[2] Mikroba tanah memiliki peran ganda dalam ekosistem, mereka memberikan kontribusi positif yang fundamental bagi kesehatan tanah, tanaman bahkan manusia. Namun, dalam kondisi tertentu, mikroba tanah dapat menimbulkan dampak negatif yang perlu diwaspadai.

Hubungan Mikroba Tanah dengan Tumbuhan

Bakteri Bacillus dalam media agar buatan

Tanaman menunjukkan berbagai interaksi dengan organisme tanah, seperti simbiosis mutualistik dengan jamur mikoriza dan bakteri pengikat nitrogen pada kacang-kacangan. Interaksi ini telah dimanfaatkan manusia sejak lama, seperti pelapisan benih dengan bakteri seperti Azotobacter chroococcum atau Bacillus megaterium untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Sejak tahun 1980-an, berbagai strain bakteri, seperti Pseudomonas dan Azospirillum, telah terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.[3][4][5][6][7][8] Mikroorganisme tanah berperan dalam dekomposisi bahan organik. Mikroorganisme tersebut memperoleh energi dan nutrisi dari beragam molekul dalam bahan organik tanah (BOT). Proses dekomposisi memegang peranan penting dalam penggunaan dan daur ulang nutrisi yang efisien dalam ekosistem terkelola, pertanian, semi-alami, dan alami pada proses ini biomolekul kompleks didegradasi menjadi bioelemen seperti nitrogen (N) dan dilepaskan dalam bentuk yang tersedia bagi tanaman.[2] Mikroorganisme tanah yang hidup di lingkungan kaya karbon dapat menghasilkan eksudat akar, karbon organik volatil, dan rhizodeposisi kimiawi. Eksudat akar ini berbeda-beda antar spesies tanaman, sehingga mikrobioma rizosfer (komunitas mikroba di sekitar akar) pun berbeda-beda. Eksudat ini mengandung berbagai macam senyawa organik, seperti gula, asam amino, asam organik, nukleotida, flavonoid, zat antibakteri, dan enzim.[9][10][11][12][13]

Plant Growth-Promoting Rhizobacteria (PGPR)[1] adalah bakteri alami yang hidup di tanah yang membantu tanaman dengan berbagai cara, yaitu:[14]

  • Meningkatkan pertumbuhan bibit
  • Mempercepat nodulasi dan fungsinya
  • Memperluas permukaan daun
  • Meningkatkan kekuatan, biomassa, dan penyerapan nutrisi, air, dan udara
  • Merangsang pembentukan karbohidrat dan meningkatkan hasil panen

Penggunaan PGPR dalam budidaya tanaman dapat memberikan manfaat antara lain:[15]

  • Mengurangi penggunaan bahan kimia pertanian
  • Meningkatkan produksi pangan jangka panjang
  • Menjaga kelestarian lingkungan

Beberapa contoh PGPR antara lain:[16]

Mikroba Tanah sebagai Patogen Hewan

Penyakit Antraks
Penyakit Botulisme

Dalam berbagai laporan ilmiah mikroba-mikroba tanah dilaporkan bersifat patogen pada manusia diantaranya ditampilkan pada tabel berikut.

Agen penyebab Penyakit Kelompok Mikroba Referensi
Bacillus anthracis Antraks Bakteri [17]
Clostridium botulinum Botulisme Bakteri [18]
Mycobacterium leprae Kusta Bakteri [19]
Shigella spp. Shigellosis Bakteri [19]
Clostridium tetani Tetanus Bakteri [20]
Francisella tularensis Tularemia Bakteri [19]
Blastomyces dermatitidis Blastomikosis Fungi [21]
Coccidioides spp. Coccidioidomycosis Fungi [22]
Histoplasma capsulatum Histoplasmosis Fungi [23][24]

Referensi

  1. ^ "Soil microbiology - Latest research and news | Nature". www.nature.com. Diakses tanggal 2024-02-20. 
  2. ^ a b Dixon, Geoffrey R.; Tilston, Emma L. (2010-09-08). Soil Microbiology and Sustainable Crop Production (dalam bahasa Inggris). Springer Science & Business Media. ISBN 978-90-481-9479-7. 
  3. ^ Jacoby, Richard; Peukert, M; Succurro, A; Koprivova, A; Kopriva, S (2017). "The Role of Soil Microorganisms in Plant Mineral Nutrition—Current Knowledge and Future Directions". Front Plant Sci. 8 (1617). doi:10.3389/fpls.2017.01617. 
  4. ^ Morton, Alan G. (1981). History of Botanical Science: An Account of the Development of Botany from Ancient Times to the Present Day (dalam bahasa Inggris). Academic Press. ISBN 978-0-12-508380-5. 
  5. ^ Brown, M E (1974-09). "Seed and Root Bacterization". Annual Review of Phytopathology (dalam bahasa Inggris). 12 (1): 181–197. doi:10.1146/annurev.py.12.090174.001145. ISSN 0066-4286. 
  6. ^ Burr, T. J. (1978). "Increased Potato Yields by Treatment of Seedpieces with Specific Strains of Pseudomonas fluorescens and P. putida". Phytopathology. 68 (9): 1377. doi:10.1094/phyto-68-1377. ISSN 0031-949X. 
  7. ^ Teintze, Martin; Hossain, M. B.; Barnes, C. L.; Leong, John; Van der Helm, Dick (1981-10-01). "Structure of ferric pseudobactin: a siderophore from a plant growth promoting Pseudomonas". Biochemistry (dalam bahasa Inggris). 20 (22): 6446–6457. doi:10.1021/bi00525a025. ISSN 0006-2960. 
  8. ^ Lin, Willy; Okon, Yaacov; Hardy, Ralph W. F. (1983-06). "Enhanced Mineral Uptake by Zea mays and Sorghum bicolor Roots Inoculated with Azospirillum brasilense". Applied and Environmental Microbiology (dalam bahasa Inggris). 45 (6): 1775–1779. doi:10.1128/aem.45.6.1775-1779.1983. ISSN 0099-2240. PMC 242537alt=Dapat diakses gratis. PMID 16346311. 
  9. ^ Interactions between Microorganisms. CRC Press. 2004-01-11. hlm. 174–204. 
  10. ^ "Effect of Lime and Rice Husk Ash on Index Properties of Black Cotton Soil". paper.researchbib.com. Diakses tanggal 2024-02-21. 
  11. ^ Somers, E.; Vanderleyden, J.; Srinivasan, M. (2004-01). "Rhizosphere Bacterial Signalling: A Love Parade Beneath Our Feet". Critical Reviews in Microbiology. 30 (4): 205–240. doi:10.1080/10408410490468786. ISSN 1040-841X. 
  12. ^ Fiehn, Oliver; Wohlgemuth, Gert; Scholz, Martin; Kind, Tobias; Lee, Do Yup; Lu, Yun; Moon, Stephanie; Nikolau, Basil (2008-02). "Quality control for plant metabolomics: reporting MSI‐compliant studies". The Plant Journal. 53 (4): 691–704. doi:10.1111/j.1365-313x.2007.03387.x. ISSN 0960-7412. 
  13. ^ Biological Control of Soil-borne Sclerotial Pathogens using Fluorescent Pseudomonads. CRC Press. 2005-01-06. hlm. 387–414. 
  14. ^ Gnanamanickam, Samuel S., ed. (2006). "Plant-Associated Bacteria". doi:10.1007/1-4020-4538-7. 
  15. ^ Khan, Amir; Ansari, Mohd Shahid Anwar; Hussain, Touseef; Khan, Abrar Ahmad (2022-10-24). Chapter 7 Role of Beneficial Microbes for Plant growth Improvement (dalam bahasa Inggris). De Gruyter. hlm. 141–176. doi:10.1515/9783110771558-007. ISBN 978-3-11-077155-8. 
  16. ^ Kalita, Munmi; Bharadwaz, Moonmee; Dey, Tapan; Gogoi, Kabita; Dowarah, Pallavi; Unni, Bala Gopalan; Ozah, Dibyajyoti; Saikia, Indira (2015-01). "Developing novel bacterial based bioformulation having PGPR properties for enhanced production of agricultural crops". Indian Journal of Experimental Biology. 53 (1): 56–60. ISSN 0019-5189. PMID 25675713. 
  17. ^ Dragon, Daniel C; Rennie, Robert P. (1995). "The ecology of anthrax spores: Tough but not invincible" (PDF). Can Vet J. 36: 295–301. 
  18. ^ Espelund, Mari; Klaveness, Dag (2014). "Botulism outbreaks in natural environments – an update". Frontiers in Microbiology. 5. doi:10.3389/fmicb.2014.00287. ISSN 1664-302X. PMC 4052663alt=Dapat diakses gratis. PMID 24966853. 
  19. ^ a b c Baumgardner, D. J. (2012-09-01). "Soil-Related Bacterial and Fungal Infections". The Journal of the American Board of Family Medicine (dalam bahasa Inggris). 25 (5): 734–744. doi:10.3122/jabfm.2012.05.110226. ISSN 1557-2625. 
  20. ^ George, Elizabeth K.; De Jesus, Orlando; Vivekanandan, Renuga (2024). Clostridium tetani Infection. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. PMID 29494091. 
  21. ^ Baumgardner, Dennis J.; Laundre, Bryan (2001). "Studies on the molecular ecology of Blastomyces dermatitidis". Mycopathologia. 152 (2): 51–58. doi:10.1023/A:1012438029997. 
  22. ^ Hasan, Syed E. (2021). Medical Geology (dalam bahasa Inggris). Elsevier. hlm. 684–702. doi:10.1016/b978-0-12-409548-9.12523-0. Periksa nilai |doi= (bantuan). ISBN 978-0-08-102909-1. 
  23. ^ Akram, Sami M.; Koirala, Janak (2024). Histoplasmosis. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. PMID 28846361. 
  24. ^ Emmons, C. W. (1949). "Isolation of Histoplasma capsulatum from Soil". Public Health Reports (1896-1970). 64 (28): 892. doi:10.2307/4587021. ISSN 0094-6214.