Hepatitis B: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 77: Baris 77:


=== Durasi vaksinasi ===
=== Durasi vaksinasi ===
Dalam 10 hingga 22 tahun penelitian tidak ada kasus hepatitis B pada mereka yang memiliki kekebalan normal dan telah divaksinasi, hanya ada beberapa infeksi-infeksi kronik yang telah didokumentasikan.<ref>{{vcite2 journal | vauthors = Shepard CW, Simard EP, Finelli L, Fiore AE, Bell BP | title = Hepatitis B virus infection: epidemiology and vaccination. | journal = Epidemiologic reviews | volume = 28 | pages = 112-25 | date = 2006 | pmid = 16754644 }}</ref>
Dalam 10 hingga 22 tahun penelitian tidak ada kasus hepatitis B pada mereka yang memiliki kekebalan normal dan telah divaksinasi, hanya ada beberapa infeksi-infeksi kronik yang telah didokumentasikan.<ref>{{Cite journal|last=Shepard|first=Colin W.|last2=Simard|first2=Edgar P.|last3=Finelli|first3=Lyn|last4=Fiore|first4=Anthony E.|last5=Bell|first5=Beth P.|date=2006|title=Hepatitis B virus infection: epidemiology and vaccination|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/16754644|journal=Epidemiologic Reviews|volume=28|pages=112–125|doi=10.1093/epirev/mxj009|issn=0193-936X|pmid=16754644}}</ref> Vaksinasi sangat direkomendasikan untuk kelompok berisiko tinggi termasuk: petugas kesehatan, penderita gagal ginjal kronis, dan lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki.<ref>{{Cite journal|last=Schroth|first=R. J.|last2=Hitchon|first2=C. A.|last3=Uhanova|first3=J.|last4=Noreddin|first4=A.|last5=Taback|first5=S. P.|last6=Moffatt|first6=M. E. K.|last7=Zacharias|first7=J. M.|date=2004|title=Hepatitis B vaccination for patients with chronic renal failure|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/15266500|journal=The Cochrane Database of Systematic Reviews|issue=3|pages=CD003775|doi=10.1002/14651858.CD003775.pub2|issn=1469-493X|pmc=|pmid=15266500}}</ref><ref>{{Cite web|date=2021-04-22|title=Gay & Bisexual Men - Vaccination Against Hepatitis A, B {{!}} CDC|url=https://www.cdc.gov/hepatitis/populations/msm.htm|website=www.cdc.gov|language=en-us|access-date=2022-03-11}}</ref>


== Perawatan ==
== Perawatan ==

Revisi per 11 Maret 2022 20.37

Hepatitis B
Informasi umum
SpesialisasiPenyakit menular Sunting ini di Wikidata
Hepatitis B virus
Micrograph showing hepatitis B virions
Klasifikasi virus
Grup:
Grup VII (dsDNA-RT)
Famili:
Genus:
Spesies:
Virus Hepatitis B

Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B, yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.[1] Virus ini tidak menyebar melalui makanan atau kontak biasa, tetapi dapat menyebar melalui darah atau cairan tubuh dari penderita yang terinfeksi. Seorang bayi dapat terinfeksi dari ibunya selama proses kelahirannya. Virus dapat menyebar melalui kegiatan seksual,[2] penggunaan berulang jarum suntik,[3] dan transfusi darah dengan virus di dalamnya.[4]

Mula-mula dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika.[5] Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia.[6]

Infeksi karena hepatitis B dapat dicegah melalui vaksinasi, di mana injeksi diberikan untuk membuat tubuh kebal terhadapnya. Direkomendasikan pada semua masyarakat untuk mendapat 3 vaksinasi (0, 1 bulan, dan 6 bulan) terutama ketika masih bayi untuk memberikan proteksi yang baik terhadap virus ini. Bagaimanapun, vaksinasi hanya memberikan proteksi maksimal sekitar 90 persen, dan tidak menyingkirkan sama sekali risiko infeksi.[7]

Beberapa orang yang terinfeksi virus ini dapat dengan cepat mengalahkan virusnya. Kebanyakan akan terinfeksi untuk seumur hidup. Biasanya terdapat sedikit atau tanpa gejala sama sekali. Kadang-kadang hati rusak berat, menyebakan gagal hati. Gejala yang umum dari gagal hati adalah jaundice, di mana kulit dan mata penderita menjadi kuning, karena zat-zat yang diproduksi tumbuh dan seharusnya disaring oleh hati tidak dilakukan. Masalah lainnya adalah hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati.[8]

Tes darah dapat menemukan tanda-tanda proses kerusakan hati. Jika penderita memiliki tanda-tanda tersebut, pengobatan hepatitis B dapat mencegah kerusakan hati yang disebakan virusnya. Pengobatan anti virus diberikan, untuk mencegah virus memperbanyak diri. Bagaimanapun, sekali virus masuk, maka tidak mungkin untuk menyingkirkannya semuanya hingga tuntas.

Gejala dan tanda

Infeksi akut virus hepatitis B dikaitkan dengan "hepatitis virus akut", suatu penyakit yang dimulai dengan kesehatan umum yang menurun, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, nyeri tubuh, demam ringan, dan urin berwarna gelap. Penyakit kemudian berkembang menjadi penyakit kuning. Penyakit ini berlangsung selama beberapa minggu dan kemudian berangsur-angsur membaik pada sebagian besar orang yang terkena. Beberapa orang mungkin memiliki bentuk penyakit hati yang lebih parah yang dikenal sebagai gagal hati fulminan dan dapat berakhir dengan kematian. Infeksi dapat sepenuhnya tanpa gejala.[9]

Infeksi kronis dengan hepatitis B baik mungkin tanpa gejala atau berhubungan dengan peradangan kronis hati (hepatitis kronis), yang mengarah ke sirosis selama beberapa tahun. Jenis infeksi ini secara nyata meningkatkan kejadian karsinoma hepatoseluler (HCC; suatu jenis kanker hati). Di seluruh Eropa, hepatitis B dan C menyebabkan sekitar 50% karsinoma hepatoseluler.[10][11] Pengidap hepatitis infeksi kronis dianjurkan untuk menghindari konsumsi alkohol karena meningkatkan risiko sirosis dan kanker hati. Hepatitis B telah dikaitkan dengan perkembangan glomerulonefritis membran.[12]

Gejala di luar hati terdapat pada 1-10% orang yang terinfeksi HBV dan termasuk sindrom seperti penyakit serum, vaskulitis nekrotikans akut (poliarteritis nodosa), glomerulonefritis membranosa, dan akrodermatitis papular pada masa kanak-kanak (sindrom Gianotti-Crosti).[13][14] Sindrom seripa serum-sickness terjadi pada hepatitis B akut, sering mendahului onset ikterus.[15] Gambaran klinisnya yaitu demam, ruam kulit, dan poliarteritis. Gejala sering mereda segera setelah timbulnya penyakit kuning tetapi dapat bertahan selama durasi hepatitis B akut.[16] Sekitar 30-50% orang dengan vaskulitis nekrotikans akut (poliarteritis nodosa) merupakan pembawa HBV. [17] Nefropati terkait HBV telah ditemukan pada orang dewasa, tetapi lebih sering terjadi pada anak-anak.[18][19] Glomerulonefritis membranosa merupakan bentuk yang paling umum.[16] Gangguan hematologi yang diperantarai imun lainnya, seperti krioglobulinemia campuran esensial dan anemia aplastik telah diketahui sebagai bagian dari manifestasi ekstrahepatik dari infeksi HBV, tetapi hubungannya tidak begitu jelas; oleh karena itu, penyakit-penyakit tersebut tidak boleh dianggap terkait secara etiologis dengan HBV.[16]

Diagnosis

Tes (asai) untuk mendeteksi infeksi virus hepatitis B melibatkan uji serum atau darah yang mendeteksi antigen virus (protein yang diproduksi oleh virus) atau antibodi yang diproduksi oleh inang. Interpretasi hasil tes ini membutuhkan pengetahuan yang tinggi oleh ahli.[20]

Antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) paling sering digunakan untuk menapis keberadaan infeksi. HBsAg merupakan antigen virus pertama yang muncul terdeteksi selama infeksi. Namun, pada awal infeksi, antigen ini bisa jadi tidak ada dan tidak terdeteksi di kemudian hari karena sedang dibersihkan oleh inang. Virion menular mengandung "partikel inti" dalam yang melingkupi genom virus. Partikel inti ikosahedral terbuat dari 180 atau 240 salinan protein inti, atau dikenal sebagai antigen inti hepatitis B, atau HBcAg. Selama periode 'jendela' yaitu pejamu tetap terinfeksi tetapi berhasil membersihkan virus, antibodi IgM spesifik terhadap antigen inti hepatitis B (anti-HBc IgM) merupakan satu-satunya bukti serologis penyakit. Oleh karena itu, sebagian besar panel diagnostik hepatitis B mengandung HBsAg dan anti-HBc total (baik IgM dan IgG).[21]

Tak lama setelah munculnya HBsAg, antigen lain yang disebut antigen hepatitis B e (HBeAg) akan muncul. Secara tradisional, keberadaan HBeAg dalam serum inang dikaitkan dengan tingkat replikasi virus yang jauh lebih tinggi dan peningkatan infektivitas. Namun, varian hepatitis B tidak menghasilkan antigen 'e', jadi aturan ini tidak selalu benar.[22] Selama perjalanan alami infeksi, HBeAg dapat dibersihkan, dan antibodi terhadap antigen 'e' (anti-HBe) akan segera muncul setelahnya. Konversi ini biasanya dikaitkan dengan penurunan nyata dalam replikasi virus.

Jika inang mampu membersihkan infeksi, akhirnya HBsAg menjadi tidak terdeteksi dan diikuti dengan antibodi IgG terhadap antigen permukaan hepatitis B dan antigen inti (anti-HBs dan anti-HBc IgG).[23] Waktu antara pelepasan HBsAg dan munculnya anti-HBs disebut periode jendela. Seseorang dengan HBsAg negatif tetapi positif untuk anti-HBs dapat berarti telah sembuh dari infeksi atau telah divaksinasi sebelumnya.

Individu dengan HBsAg positif setidaknya selama enam bulan dianggap sebagai pembawa hepatitis B.[24] Pembawa virus mungkin menderita hepatitis B kronis, yang akan dicerminkan oleh peningkatan kadar serum alanina aminotransferase (ALT) dan peradangan hati, jika mereka berada dalam fase pembersihan kekebalan dari infeksi kronis. Pembawa yang telah serokonversi ke status HBeAg negatif, khususnya mereka yang memperoleh infeksi sebagai orang dewasa, memiliki multiplikasi virus yang sangat sedikit dan karenanya mungkin berisiko kecil komplikasi jangka panjang atau penularan infeksi ke orang lain.[25] Namun, kemungkinan lain individu memasuki "kekebalan" dengan hepatitis HBeAg-negatif.

Tes PCR telah dikembangkan untuk mendeteksi dan mengukur jumlah DNA HBV, yang disebut viral load dalam spesimen klinis. Tes ini digunakan untuk menilai status infeksi seseorang dan untuk memantau pengobatan.[26] Individu dengan viral load tinggi, secara khas memiliki hepatosit ground glass pada biopsi.[27]

Penularan

Hepatitis B merupakan bentuk hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan jenis hepatitis lainnya.[1] Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan virus hepatitis B ini menular.[28]

  • Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah persalinan.
  • Secara horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara bersama-sama (Hanya jika penderita memiliki penyakit mulut (sariawan, gusi berdarah,dll), lendir (berciuman) atau luka yang mengeluarkan darah serta hubungan seksual dengan penderita.

Sebagai antisipasi, biasanya terhadap darah-darah yang diterima dari pendonor akan di tes terlebih dulu apakah darah yang diterima reaktif terhadap hepatitis, sifilis, dan HIV.

Sesungguhnya, tidak semua yang positif hepatitis B perlu ditakuti. Dari hasil pemeriksaan darah, dapat terungkap apakah ada riwayat pernah kena dan sekarang sudah kebal, atau bahkan virusnya sudah tidak ada. Bagi pasangan yang hendak menikah, tidak ada salahnya untuk memeriksakan pasangannya untuk mencegah penularan penyakit ini.

Pencegahan

Vaksin untuk mencegah hepatitis B telah rutin direkomendasikan diberikan pada bayi sejak 1991 di Amerika Serikat.[29] Kebanyakan vaksin diberikan dalam 3 dosis selama beberapa bulan. Timbalan pada vaksin dinyatakan sebagai konsentrasi antibodi anti-HBs sekurang-kurangnya 10 mIU/ml pada serum tubuh tervaksinasi. Vaksin lebih efektif diberikan pada anak-anak dan 95 persennya memiliki antibodi perlawanan tersebut. Antibodi tersebut turun menjadi 90% pada usia 40 tahun dan menjadi sekitar 75 persen bagi mereka yang telah berusia 60 tahun. Proteksi vaksinasi bersifat jangka panjang, bahkan sesuadah antibodi turun di bawah 10 mIU/ml. Vaksinasi pada saat kelahiran direkomendasikan untuk semua bayi dengan ibu yang terinfeksi.[30] Kombinasi dari hepatitis B immune globulin dan pemberian awal dari vaksin hepatitis B mencegah penularan hepatitis B pada saat kelahiran sebesar 86% hingga 99%.[31]

Semua yang berisiko bersinggungan dengan cairan tubuh seperti darah harus divaksinasi, jika belum lakukan segera.[29] Tes untuk menguji efektifitas imunisasi direkomendasikan dan dosis lanjutan vaksin diberikan kepada mereka yang belum cukup kebal.[29]

Pada bayi tabung, pencucian sperma tidak diperlukan bagi laki-laki yang menderita hepatitis B untuk mencegah penularan, kecuali pasangan wanitanya belum efektif tervaksinasi. Pada wanita dengan hepatitis B, risiko penularan dari ibu ke bayinya menggunakan teknik IVF maupun kehamilan normal adalah sama.[32]

Mereka yang berisiko tinggi terinfeksi harus dites apakah ada pengobatan yang efektif pada mereka yang memiliki penyakit ini. Kelompok yang ditapis direkomendasikan termasuk mereka yang belum divaksinasi dan salah satu dari: masyarakat dari daerah yang tingkat hepatitis B-nya lebih dari 2 persen (Indonesia termasuk), mereka yang terjangkit HIV, pengguna narkoba suntik, lelaki yang memiliki aktivitas seksual dengan lelaki, dan mereka yang tinggal bersama dengan penderita hepatitis B.[33]

Durasi vaksinasi

Dalam 10 hingga 22 tahun penelitian tidak ada kasus hepatitis B pada mereka yang memiliki kekebalan normal dan telah divaksinasi, hanya ada beberapa infeksi-infeksi kronik yang telah didokumentasikan.[34] Vaksinasi sangat direkomendasikan untuk kelompok berisiko tinggi termasuk: petugas kesehatan, penderita gagal ginjal kronis, dan lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki.[35][36]

Perawatan

Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus menyebabkan sel-sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pada umumnya, sel-sel hati dapat tumbuh kembali dengan sisa sedikit kerusakan, tetapi penyembuhannya memerlukan waktu berbulan-bulan dengan diet dan istirahat yang baik.[1]

Hepatitis B akut umumnya sembuh, hanya 10% menjadi hepatitis B kronik (menahun) dan dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.[37] Saat ini ada beberapa perawatan yang dapat dilakukan untuk hepatitis B kronis yang dapat meningkatkan kesempatan bagi seorang penderita penyakit ini. Perawatannya tersedia dalam bentuk antiviral seperti lamivudine dan adefovir dan modulator sistem kebal seperti Interferon Alfa ( Uniferon).[38]

Selain itu, ada juga pengobatan tradisional yang dapat dilakukan. Tumbuhan obat atau herbal yang dapat digunakan untuk mencegah dan membantu pengobatan hepatitis diantaranya mempunyai efek sebagai hepatoprotektor, yaitu melindungi hati dari pengaruh zat toksik yang dapat merusak sel hati, juga bersifat anti radang, kolagogum dan khloretik, yaitu meningkatkan produksi empedu oleh hati. Beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk pengobatan hepatitis, antara lain yaitu temulawak (Curcuma xanthorrhiza), kunyit (Curcuma longa), sambiloto (Andrographis paniculata), meniran (Phyllanthus urinaria), daun serut/mirten, jamur kayu/lingzhi (Ganoderma lucidum), akar alang-alang (Imperata cyllindrica), rumput mutiara (Hedyotis corymbosa), pegagan (Centella asiatica), buah kacapiring (Gardenia augusta), buah mengkudu (Morinda citrifolia), jombang (Taraxacum officinale). Selain itu juga ada pengobatan alternatif lain seperti hijamah/bekam yang bisa menyembuhkan segala penyakit hepatitis, asal dilakukan dengan benar dan juga dengan standar medis.[1]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d Tripathi, Nishant; Mousa, Omar Y. (2022). Hepatitis B. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. PMID 32310405. 
  2. ^ Fairley CK, Read TR (February 2012). "Vaccination against sexually transmitted infections". Current Opinion in Infectious Diseases 25 (1): 66–72. doi:10.1097/QCO.0b013e32834e9aeb. PMID 22143117.
  3. ^ Hughes RA (March 2000). "Drug injectors and the cleaning of needles and syringes". European Addiction Research 6 (1): 20–30. PMID 10729739.
  4. ^ [49]
  5. ^ Ryan KJ; Ray CG (editors) (2004). Sherris Medical Microbiology (edisi ke-4th ed.). McGraw Hill. hlm. pp. 544–51. ISBN 0-8385-8529-9. 
  6. ^ Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Roberts K, Walter P (2002). Molecular Biology of the Cell (edisi ke-4th). Garland. NCBI Bookshelf) ISBN 0-8153-3218-1. 
  7. ^ Aspinall, E. J.; Hawkins, G.; Fraser, A.; Hutchinson, S. J.; Goldberg, D. (2011). "Hepatitis B prevention, diagnosis, treatment and care: A review". Occupational Medicine 61 (8): 531–540. doi:10.1093/occmed/kqr136. PMID 22114089. edit
  8. ^ Dienstag, J. L. (2008). "Hepatitis B Virus Infection". New England Journal of Medicine 359 (14): 1486–1500. doi:10.1056/NEJMra0801644. PMID 18832247.
  9. ^ Terrault N, Roche B, Samuel D (July 2005). "Management of the hepatitis B virus in the liver transplantation setting: a European and an American perspective". Liver Transplant. 11 (7): 716–32. doi:10.1002/lt.20492. PMID 15973718. 
  10. ^ El-Serag HB, Rudolph KL (June 2007). "Hepatocellular carcinoma: epidemiology and molecular carcinogenesis". Gastroenterology. 132 (7): 2557–76. doi:10.1053/j.gastro.2007.04.061. PMID 17570226. 
  11. ^ El-Serag HB (22 September 2011). "Hepatocellular carcinoma". New England Journal of Medicine. 365 (12): 1118–27. doi:10.1056/NEJMra1001683. PMID 21992124. 
  12. ^ Gan SI, Devlin SM, Scott-Douglas NW, Burak KW (October 2005). "Lamivudine for the treatment of membranous glomerulopathy secondary to chronic hepatitis B infection". Canadian Journal of Gastroenterology. 19 (10): 625–9. doi:10.1155/2005/378587. PMID 16247526. 
  13. ^ Dienstag JL (February 1981). "Hepatitis B as an immune complex disease". Seminars in Liver Disease. 1 (1): 45–57. doi:10.1055/s-2008-1063929. PMID 6126007. 
  14. ^ Trepo C, Guillevin L (May 2001). "Polyarteritis nodosa and extrahepatic manifestations of HBV infection: the case against autoimmune intervention in pathogenesis". Journal of Autoimmunity. 16 (3): 269–74. doi:10.1006/jaut.2000.0502. PMID 11334492. 
  15. ^ Alpert E, Isselbacher KJ, Schur PH (July 1971). "The pathogenesis of arthritis associated with viral hepatitis. Complement-component studies". The New England Journal of Medicine. 285 (4): 185–9. doi:10.1056/NEJM197107222850401. PMID 4996611. 
  16. ^ a b c Liang TJ (May 2009). "Hepatitis B: the virus and disease". Hepatology. 49 (5 Suppl): S13–21. doi:10.1002/hep.22881. PMC 2809016alt=Dapat diakses gratis. PMID 19399811. 
  17. ^ Gocke DJ, Hsu K, Morgan C, Bombardieri S, Lockshin M, Christian CL (December 1970). "Association between polyarteritis and Australia antigen". Lancet. 2 (7684): 1149–53. doi:10.1016/S0140-6736(70)90339-9. PMID 4098431. 
  18. ^ Lai KN, Li PK, Lui SF, Au TC, Tam JS, Tong KL, Lai FM (May 1991). "Membranous nephropathy related to hepatitis B virus in adults". The New England Journal of Medicine. 324 (21): 1457–63. doi:10.1056/NEJM199105233242103. PMID 2023605. 
  19. ^ Takekoshi Y, Tanaka M, Shida N, Satake Y, Saheki Y, Matsumoto S (November 1978). "Strong association between membranous nephropathy and hepatitis-B surface antigenaemia in Japanese children". Lancet. 2 (8099): 1065–8. doi:10.1016/S0140-6736(78)91801-9. PMID 82085. 
  20. ^ Bonino F, Chiaberge E, Maran E, Piantino P (1987). "Serological markers of HBV infectivity". Ann. Ist. Super. Sanità. 24 (2): 217–23. PMID 3331068. 
  21. ^ Karayiannis P, Thomas HC (2009). Mahy BW, van Regenmortel MH, ed. Desk Encyclopedia of Human and Medical VirologyAkses gratis dibatasi (uji coba), biasanya perlu berlangganan. Boston: Academic Press. hlm. 110. ISBN 978-0-12-375147-8. 
  22. ^ Liaw YF, Brunetto MR, Hadziyannis S (2010). "The natural history of chronic HBV infection and geographical differences". Antiviral Therapy. 15: 25–33. doi:10.3851/IMP1621. PMID 21041901. 
  23. ^ Zuckerman AJ (1996). "Hepatitis Viruses". Dalam Baron S, et al. Baron's Medical Microbiology (edisi ke-4th). University of Texas Medical Branch. ISBN 978-0-9631172-1-2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 July 2009. 
  24. ^ Lok AS, McMahon BJ (February 2007). "Chronic hepatitis B". Hepatology. 45 (2): 507–39. doi:10.1002/hep.21513. PMID 17256718. 
  25. ^ Chu CM, Liaw YF (November 2007). "Predictive factors for reactivation of hepatitis B following hepatitis B e antigen seroconversion in chronic hepatitis B". Gastroenterology. 133 (5): 1458–65. doi:10.1053/j.gastro.2007.08.039. PMID 17935720. 
  26. ^ Zoulim F (November 2006). "New nucleic acid diagnostic tests in viral hepatitis". Semin. Liver Dis. 26 (4): 309–317. doi:10.1055/s-2006-951602. PMID 17051445. 
  27. ^ Wang, Hui-Ching; Wu, Han-Chieh; Chen, Chien-Fu; Fausto, Nelson; Lei, Huan-Yao; Su, Ih-Jen (2003-12). "Different Types of Ground Glass Hepatocytes in Chronic Hepatitis B Virus Infection Contain Specific Pre-S Mutants that May Induce Endoplasmic Reticulum Stress". The American Journal of Pathology. 163 (6): 2441–2449. doi:10.1016/S0002-9440(10)63599-7. ISSN 0002-9440. PMC 1892360alt=Dapat diakses gratis. PMID 14633616. 
  28. ^ "Dinas Kesehatan Jakarta". Swipa. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-10-09. Diakses tanggal 10-03-2007. 
  29. ^ a b c Schillie, Sarah; Murphy, Trudy V.; Sawyer, Mark; Ly, Kathleen; Hughes, Elizabeth; Jiles, Ruth; de Perio, Marie A.; Reilly, Meredith; Byrd, Kathy (2013-12-20). "CDC guidance for evaluating health-care personnel for hepatitis B virus protection and for administering postexposure management". MMWR. Recommendations and reports: Morbidity and mortality weekly report. Recommendations and reports. 62 (RR-10): 1–19. ISSN 1545-8601. PMID 24352112. 
  30. ^ COMMITTEE ON INFECTIOUS DISEASES; COMMITTEE ON FETUS AND NEWBORN (2017-09). "Elimination of Perinatal Hepatitis B: Providing the First Vaccine Dose Within 24 Hours of Birth". Pediatrics. 140 (3): e20171870. doi:10.1542/peds.2017-1870. ISSN 1098-4275. PMID 28847980. 
  31. ^ Wong, F; Pai, R; Van Schalkwyk, J; Yoshida, EM (2014). "Hepatitis B in pregnancy: a concise review of neonatal vertical transmission and antiviral prophylaxis". Annals of hepatology. 13 (2): 187–95. PMID 24552860. 
  32. ^ Lutgens, Suzanne P. M.; Nelissen, Ewka C. M.; van Loo, Inge H. M.; Koek, Ger H.; Derhaag, Josien G.; Dunselman, Gerard A. J. (2009-11). "To do or not to do: IVF and ICSI in chronic hepatitis B virus carriers". Human Reproduction (Oxford, England). 24 (11): 2676–2678. doi:10.1093/humrep/dep258. ISSN 1460-2350. PMID 19625309. 
  33. ^ LeFevre, Michael L.; U.S. Preventive Services Task Force (2014-07-01). "Screening for hepatitis B virus infection in nonpregnant adolescents and adults: U.S. Preventive Services Task Force recommendation statement". Annals of Internal Medicine. 161 (1): 58–66. doi:10.7326/M14-1018. ISSN 1539-3704. PMID 24863637. 
  34. ^ Shepard, Colin W.; Simard, Edgar P.; Finelli, Lyn; Fiore, Anthony E.; Bell, Beth P. (2006). "Hepatitis B virus infection: epidemiology and vaccination". Epidemiologic Reviews. 28: 112–125. doi:10.1093/epirev/mxj009. ISSN 0193-936X. PMID 16754644. 
  35. ^ Schroth, R. J.; Hitchon, C. A.; Uhanova, J.; Noreddin, A.; Taback, S. P.; Moffatt, M. E. K.; Zacharias, J. M. (2004). "Hepatitis B vaccination for patients with chronic renal failure". The Cochrane Database of Systematic Reviews (3): CD003775. doi:10.1002/14651858.CD003775.pub2. ISSN 1469-493X. PMID 15266500. 
  36. ^ "Gay & Bisexual Men - Vaccination Against Hepatitis A, B | CDC". www.cdc.gov (dalam bahasa Inggris). 2021-04-22. Diakses tanggal 2022-03-11. 
  37. ^ "Ikatan Dokter Indonesia". Swipa. 
  38. ^ Lau GKK; et al. (2005). "Peginterferon Alfa-2a, lamivudine, and the combination for HBeAg-positive chronic hepatitis B". N Engl J Med. 352 (26): 2682–95. PMID 15987917.