Gagal ginjal kronis: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 106: Baris 106:
Penyakit ginjal kronis adalah penyebab 956.000 kematian secara global pada 2013, naik dari 409.000 kematian pada 1990.<ref name="GDB2013">{{Cite journal|last=GBD 2013 Mortality Causes of Death Collaborators|date=January 2015|title=Global, regional, and national age-sex specific all-cause and cause-specific mortality for 240 causes of death, 1990-2013: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2013|journal=Lancet|volume=385|issue=9963|pages=117–71|doi=10.1016/S0140-6736(14)61682-2|pmc=4340604|pmid=25530442}} Table 2, p. 137 {{Open access}}</ref>
Penyakit ginjal kronis adalah penyebab 956.000 kematian secara global pada 2013, naik dari 409.000 kematian pada 1990.<ref name="GDB2013">{{Cite journal|last=GBD 2013 Mortality Causes of Death Collaborators|date=January 2015|title=Global, regional, and national age-sex specific all-cause and cause-specific mortality for 240 causes of death, 1990-2013: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2013|journal=Lancet|volume=385|issue=9963|pages=117–71|doi=10.1016/S0140-6736(14)61682-2|pmc=4340604|pmid=25530442}} Table 2, p. 137 {{Open access}}</ref>


== Organisasi ==
== Sosial dan budaya ==
Di Amerika Serikat, [[National Kidney Foundation]] adalah sebuah organisasi nasional yang mewakili pasien dan profesional yang mengobati penyakit ginjal. The [[Amerika Ginjal Dana]] (AKF) adalah sebuah organisasi nirlaba nasional yang menyediakan pengobatan terkait bantuan keuangan ke 1 dari setiap 5 pasien dialisis setiap tahun. The [[Jaringan Dukungan ginjal]] (RSN) adalah, nirlaba yang berfokus pada pasien, pasien menjalankan organisasi yang menyediakan layanan non-medis bagi mereka yang terkena CKD. Para [[American Association Pasien Ginjal]] (AAKP) adalah non-profit, pasien-sentris kelompok terfokus pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan CKD dan [[dialisis]] pasien. Para [[ginjal Asosiasi Dokter]] (RPA) adalah sebuah asosiasi yang mewakili [[nefrologi]] profesional.
Di Amerika Serikat, [[National Kidney Foundation]] adalah sebuah organisasi nasional yang mewakili pasien dan profesional yang mengobati penyakit ginjal. The [[Amerika Ginjal Dana]] (AKF) adalah sebuah organisasi nirlaba nasional yang menyediakan pengobatan terkait bantuan keuangan ke 1 dari setiap 5 pasien dialisis setiap tahun. The [[Jaringan Dukungan ginjal]] (RSN) adalah, nirlaba yang berfokus pada pasien, pasien menjalankan organisasi yang menyediakan layanan non-medis bagi mereka yang terkena CKD. Para [[American Association Pasien Ginjal]] (AAKP) adalah non-profit, pasien-sentris kelompok terfokus pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan CKD dan [[dialisis]] pasien. Para [[ginjal Asosiasi Dokter]] (RPA) adalah sebuah asosiasi yang mewakili [[nefrologi]] profesional.


Baris 112: Baris 112:


Para [[International Society of Nephrology]] adalah sebuah badan internasional yang mewakili spesialis dalam penyakit ginjal.
Para [[International Society of Nephrology]] adalah sebuah badan internasional yang mewakili spesialis dalam penyakit ginjal.

==Penelitian==
Saat ini, beberapa senyawa sedang dalam pengembangan untuk pengobatan CKD. Senyawa termasuk angiotensin receptor blocker (ARB) [[ Olmesartan medoxomil|olmesartan medoxomil]] dan [[ Sulodexide|sulodeksid]], campuran heparin dengan berat molekul rendah dan dermatan sulfat.<ref>{{Cite web|url=https://clinicaltrials.gov/ct2/show/NCT00151827|title=Olmesartan|last=|first=|date=|website=clinicaltrials|archive-url=|archive-date=|access-date=|url-status=live}}</ref> <ref>{{Cite web|url=https://www.medicinenet.com/angiotensin_ii_receptor_blockers/article.htm#what_are_the_side_effects_of_arbs|title=Angiotesin Receptor|last=|first=|date=|website=|archive-url=|archive-date=|access-date=|url-status=live}}</ref>

Penelitian yang tidak lengkap dengan pelaporan lengkap diperlukan untuk menentukan keamanan dan efektivitas [[akupunktur]] untuk mengobati [[Depresi (psikologi)|depresi]], nyeri, [[Gangguan tidur|masalah tidur]], dan [[ Pruritus uremik|pruritus uraemik]] pada orang yang menjalani perawatan dialisis secara teratur.<ref>{{Cite journal|last=Kim|first=Kun Hyung|last2=Lee|first2=Myeong Soo|last3=Kim|first3=Tae-Hun|last4=Kang|first4=Jung Won|last5=Choi|first5=Tae-Young|last6=Lee|first6=Jae Dong|date=2016-06-28|title=Acupuncture and related interventions for symptoms of chronic kidney disease|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27349639|journal=The Cochrane Database of Systematic Reviews|issue=6|pages=CD009440|doi=10.1002/14651858.CD009440.pub2|issn=1469-493X|pmid=27349639}}</ref>


== Lihat juga ==
== Lihat juga ==

Revisi per 27 Mei 2020 09.08

Gagal ginjal kronis (bahasa Inggris: chronic kidney disease, CKD) adalah jenis penyakit ginjal yang mana terdapat kehilangan fungsi ginjal secara bertahap selama beberapa bulan hingga bertahun-tahun.[1] [2] Pada awalnya, gangguan ini tidak menimbulkan gejala, seiring waktu gejalanya mungkin termasuk pembengkakan kaki, merasa lelah, muntah, kehilangan nafsu makan, dan kebingungan. [1] Komplikasi termasuk peningkatan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, penyakit tulang, dan anemia.[3] [4] [5]

Penyebab penyakit ginjal kronis termasuk diabetes, tekanan darah tinggi, glomerulonefritis, dan penyakit ginjal polikistik.[2] [6] Faktor risiko termasuk riwayat keluarga dengan penyakit ginjal kronis.[1] Diagnosis dilakukan dengan tes darah untuk mengukur perkiraan laju filtrasi glomerulus (eGFR), dan tes urin untuk mengukur albumin.[7] Ultrasonografi atau biopsi ginjal dapat dilakukan untuk menentukan penyebab yang mendasarinya.[2] Beberapa sistem penjenjangan berbasis keparahan tetap digunakan.[8] [9]

Penapisan pada orang-orang yang memiliki faktor risiko dianjurkan pada pedoman.[7] Pengobatan awal mungkin termasuk obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah, gula darah, dan kolesterol.[10] Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI) atau antagonis reseptor angiotensin II (ARB) pada umumnya merupakan agen lini pertama untuk pengendalian tekanan darah, karena obat-obat tersebut memperlambat perkembangan penyakit ginjal dan risiko penyakit jantung.[11] Loop diuretik dapat digunakan untuk mengontrol edema dan, jika perlu, untuk menurunkan tekanan darah lebih lanjut.[12] [10] [13] Penggunaan NSAID harus dihindari.[10] Langkah-langkah lain yang direkomendasikan termasuk tetap aktif, dan perubahan diet tertentu seperti diet rendah garam dan jumlah protein yang tepat.[10] [14] Pengobatan untuk anemia dan penyakit tulang juga mungkin diperlukan.[15] [16] Penyakit berat memerlukan hemodialisis, dialisis peritoneum, atau transplantasi ginjal untuk bertahan hidup.[17]

Tanda dan gejala

CKD pada awalnya tanpa gejala, dan biasanya terdeteksi pada pemeriksaan darah rutin dengan peningkatan kreatinin serum, atau protein dalam urin. Saat fungsi ginjal berkurang:

Orang dengan CKD dan penyakit kardiovaskular memiliki prognosis yang jauh lebih buruk daripada orang-orang yang hanya memiliki penyakit kardiovaskular.[30]

Penyebab

Tiga penyebab paling umum CKD dalam urutan frekuensi pada 2015 adalah diabetes mellitus, hipertensi, dan glomerulonefritis.[31] Sekitar satu dari lima orang dewasa dengan hipertensi dan satu dari tiga orang dewasa dengan diabetes menderita CKD. Jika penyebabnya tidak diketahui, hal itu disebut idiopatik.[32]

Secara historis, penyakit ginjal telah diklasifikasikan menurut bagian anatomi ginjal yang terlibat, yaitu:

Diagnosis

EKG 12-lead dari seseorang dengan CKD dan ketidakseimbangan elektrolit yang berat: hiperkalemia (7,4 mmol/l) dengan hipokalsemia (1,6 mmol/l). Gelombang T memuncak dan interval QT memanjang.

Diagnosis CKD sebagian besar didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan dan dipstick urin yang dikombinasikan dengan pengukuran kadar kreatinin serum (lihat di atas). Penting untuk membedakan CKD dari cedera ginjal akut (AKI) karena AKI dapat terbalikkan. Salah satu petunjuk diagnostik yang membantu membedakan CKD dari AKI adalah peningkatan kreatinin serum secara bertahap (lebih dari beberapa bulan atau tahun) dibandingkan dengan peningkatan kreatinin serum secara mendadak (beberapa hari hingga beberapa minggu). Pada banyak orang dengan CKD, penyakit ginjal sebelumnya atau penyakit lain yang mendasarinya sudah diketahui. Sejumlah besar hadir dengan CKD dari penyebab yang tidak diketahui.

Skrining

Skrining pada orang-orang yang tidak memiliki gejala atau faktor risiko untuk CKD tidak dianjurkan.[33] [34] Mereka yang harus diskrining meliputi: orang-orang yang hipertensi atau memiliki riwayat penyakit kardiovaskular, orang-orang yang menderita diabetes atau obesitas, orang-orang yang berusia> 60 tahun, orang-orang dengan keturunan Afrika-Amerika, orang-orang yang memiliki riwayat penyakit ginjal di masa lalu, dan orang-orang yang memiliki kerabat yang memiliki penyakit ginjal yang membutuhkan dialisis.

Skrining harus mencakup perhitungan perkiraan GFR (eGFR) dari tingkat kreatinin serum, dan pengukuran albumin urin terhadap rasio kreatinin (ACR) dalam spesimen urin pagi hari pertama (ini mencerminkan jumlah protein yang disebut albumin dalam urin), serta penapisan dipstick urin untuk hematuria.[35]

Laju filtrasi glomerulus (GFR) berasal dari kreatinin serum dan sebanding dengan 1/kreatinin, yaitu hubungan timbal balik: semakin tinggi kreatinin, semakin rendah GFR. Hal ini mencerminkan satu aspek fungsi ginjal: seberapa efisien glomeruli bekerja. GFR normal yaitu 90-120 mL/menit. Satuan kreatinin bervariasi antar-negara. Tetapi karena glomeruli membentuk <5% dari massa ginjal, GFR tidak menunjukkan semua aspek kesehatan dan fungsi ginjal. Hal ini dapat dilakukan dengan menggabungkan kadar GFR dengan penilaian klinis orang tersebut, termasuk status cairan, dan mengukur kadar hemoglobin, kalium, fosfat, dan hormon paratiroid (PTH).

Ultrasonografi

Ultrasonografi ginjal bermanfaat untuk tujuan diagnostik dan prognostik pada penyakit ginjal kronis. Perubahan patologis yang mendasari seperti sklerosis glomerulus, atrofi tubular, fibrosis interstitial atau peradangan, hasilnya sering kali meningkat ekogenisitas korteks.

Pencitraan tambahan

Tes tambahan mungkin termasuk pemindaian MAG3 untuk mengonfirmasi aliran darah dan menetapkan fungsi diferensial antara kedua ginjal. Pemindaian asam dimerkaptosuksinat (DMSA) juga digunakan dalam pencitraan ginjal; dengan kedua MAG3 dan DMSA digunakan pengelatan dengan elemen radioaktif technetium-99.[36]

Tahapan

Semua individu dengan [laju filtrasi glomerulus []] (GFR) <60 mL/min/1.73 m 2 selama 3 bulan diklasifikasikan sebagai memiliki penyakit ginjal kronis, terlepas dari ada atau tidak adanya kerusakan ginjal . Alasan untuk termasuk orang-orang adalah bahwa penurunan fungsi ginjal untuk tingkat atau lebih rendah merupakan kehilangan setengah atau lebih tingkat dewasa fungsi ginjal normal, yang mungkin terkait dengan sejumlah komplikasi.[37]

Semua individu dengan kerusakan ginjal diklasifikasikan sebagai memiliki penyakit ginjal kronis, terlepas dari tingkat GFR. Alasan untuk termasuk individu dengan GFR> 60 mL/min/1.73 m 2 adalah bahwa GFR dapat dipertahankan pada tingkat normal atau meningkat meskipun kerusakan ginjal substansial dan bahwa pasien dengan kerusakan ginjal berada pada risiko yang meningkat dari dua besar hasil dari penyakit ginjal kronis: hilangnya fungsi ginjal dan perkembangan penyakit kardiovaskular [37].

Adanya protein dalam urin dianggap sebagai penanda independen untuk perburukan fungsi ginjal dan penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu, pedoman Inggris menambahkan huruf "P" untuk tahap penyakit ginjal kronis jika ada kehilangan protein yang signifikan [38].

  1. Tahap 1: Fungsi sedikit berkurang; kerusakan ginjal dengan GFR normal atau relatif tinggi (≥90 ml/menit/1,73 m2) dan albuminuria persisten. Kerusakan ginjal didefinisikan sebagai kelainan patologis atau penanda kerusakan, termasuk kelainan pada tes darah atau urin atau studi pencitraan.[37]
  2. Tahap 2: Reduksi GFR ringan (60-89 ml/menit/1,73 m2) dengan kerusakan ginjal. Kerusakan ginjal didefinisikan sebagai kelainan patologis atau penanda kerusakan, termasuk kelainan pada tes darah atau urin atau studi pencitraan.[37]
  3. Tahap 3: Reduksi GFR moderat (30-59 ml/msnit/1,73 m2). [37] Pedoman Inggris membedakan antara tahap 3A (GFR 45-59) dan tahap 3B (GFR 30-44) untuk keperluan skrining dan rujukan.[38]
  4. Tahap 4: Reduksi GFR parah (15-29 ml /menit/1,73 m2) [37] Persiapan untuk terapi penggantian ginjal.
  5. Tahap 5: Gagal ginjal yang terjadi (GFR <15 ml /menit/1,73 m2), terapi penggantian ginjal permanen, [37] atau penyakit ginjal tahap akhir.

Istilah "penyakit ginjal kronis yang tidak tergantung dialisis" (NDD-CKD) adalah sebutan yang digunakan untuk mencakup status orang-orang dengan CKD mapan yang belum memerlukan perawatan pendukung kehidupan untuk gagal ginjal yang dikenal sebagai terapi penggantian ginjal (kidney replacement therapy, RRT, termasuk dialisis pemeliharaan atau transplantasi ginjal). Kondisi individu dengan CKD, yang memerlukan salah satu dari dua jenis terapi penggantian ginjal (dialisis atau transplantasi), disebut sebagai penyakit ginjal stadium akhir (end-stage kidney disease, ESKD). Oleh karena itu, permulaan ESKD secara praktis merupakan kesimpulan yang tidak dapat diubah dari NDD-CKD. Meskipun status NDD-CKD mengacu pada status orang dengan stadium CKD sebelumnya (tahap 1 hingga 4), orang dengan stadium CKD lanjut (tahap 5), yang belum memulai terapi penggantian ginjal, juga disebut sebagai NDD-CKD.


Pengobatan

Selain mengendalikan faktor risiko lain, tujuan terapi adalah untuk memperlambat atau menghentikan perkembangan CKD. Kontrol tekanan darah dan pengobatan penyakit awal merupakan prinsip utama penangangan.

Tekanan darah

Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEIs) atau antagonis reseptor angiotensin II (ARB) direkomendasikan sebagai agen lini pertama karena mereka terbukti memperlambat penurunan fungsi ginjal, relatif terhadap penurunan yang lebih cepat pada orang-orang yang tidak menggunakan salah satu agen ini.[11] Obat-obatan tersebut juga telah ditemukan mengurangi risiko kejadian kardiovaskular utama seperti infark miokard, stroke, gagal jantung, dan kematian akibat penyakit kardiovaskular bila dibandingkan dengan plasebo pada individu dengan CKD.[11] ACEI mungkin lebih unggul dari ARB untuk perlindungan terhadap perkembangan menjadi gagal ginjal dan kematian dari penyebab apa pun pada mereka yang menderita CKD.[11] Penurunan tekanan darah yang agresif mengurangi risiko kematian orang. [39]

Tindakan lain

  • Dianjurkan pengobatan agresif lipid darah tinggi.[40]
  • Diet rendah protein, rendah garam dapat menyebabkan perkembangan CKD yang lebih lambat dan pengurangan proteinuria serta mengendalikan gejala CKD lanjut untuk menunda dimulainya dialisis. [41] Diet rendah protein yang dirancang khusus, dirancang untuk keasaman rendah, dapat membantu mencegah kerusakan ginjal bagi orang-orang dengan CKD. [42]
  • Anemia - Tingkat target hemoglobin 9-12 g / dL direkomendasikan; [43] [44] meningkatkan kadar hemoglobin ke kisaran normal belum terbukti bermanfaat.[45]
    • Pedoman merekomendasikan pengobatan dengan besi parenteral sebelum perawatan dengan erythropoietin .
    • Penggantian erythropoietin sering diperlukan pada orang dengan penyakit lanjut. [46]
    • Tidak jelas apakah androgen meningkatkan anemia.[47]
  • Calcitriol direkomendasikan untuk defisiensi vitamin D dan kontrol penyakit tulang metabolik.
  • Pengikat fosfat digunakan untuk mengontrol kadar serum fosfat, yang biasanya meningkat pada penyakit ginjal kronis lanjut.
  • Inhibitor fosfodiesterase-5 dan seng dapat meningkatkan disfungsi seksual pada pria.[28]

Terapi penggantian ginjal

Pada stadium 5 CKD, terapi penggantian ginjal biasanya diperlukan, dalam bentuk dialisis atau transplantasi ginjal.

Pada CKD, banyak toksin uremik yang menumpuk di dalam darah. Bahkan ketika ESKD (sebagian besar identik dengan CKD5) diobati dengan dialisis, kadar toksin tidak kembali normal karena dialisis tidak begitu efisien. Demikian pula, setelah transplantasi ginjal, kadarnya mungkin tidak kembali normal karena ginjal yang ditransplantasikan mungkin tidak bekerja 100%. Jika demikian, tingkat kreatinin sering normal. Toksin menunjukkan berbagai aktivitas sitotoksik dalam serum dan memiliki berat molekul berbeda, dan beberapa toksin terikat dengan protein lain, terutama untuk albumin.

Toksin uremik diklasifikasikan menjadi tiga kelompok sebagai zat terlarut kecil yang larut dalam air, zat terlarut dengan berat molekul sedang, dan zat terlarut yang terikat protein.[48] Hemodialisis dengan membran dialisis fluks tinggi, perawatan lama atau sering, dan peningkatan aliran darah/dialisat telah meningkatkan pembuangan toksin uremik berat molekul kecil yang larut dalam air. Molekul dengan berat sedang dihilangkan secara lebih efektif dengan hemodialisis menggunakan membran fluks tinggi, filtrasi hemodia, dan hemofiltrasi. Namun, pengobatan dialisis konvensional terbatas dalam kemampuannya untuk menghilangkan racun uremik yang terikat protein.[49]

Prognosis

CKD meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, dan orang dengan CKD sering memiliki faktor risiko lain untuk penyakit jantung, seperti lemak darah tinggi. Penyebab kematian paling umum pada orang dengan CKD adalah penyakit kardiovaskular daripada gagal ginjal.

Penyakit ginjal kronis menghasilkan kematian semua penyebab yang lebih buruk (angka kematian keseluruhan) yang meningkat dengan menurunnya fungsi ginjal.[50] Penyebab utama kematian pada penyakit ginjal kronis adalah penyakit kardiovaskular, terlepas dari apakah ada perkembangan ke tahap 5.[50] [51] [52]

Terapi penggantian ginjal dapat mempertahankan orang tanpa batas waktu dan memperpanjang hidup, tetapi kualitas hidup dipengaruhi secara negatif. [53] [54] Transplantasi ginjal meningkatkan kelangsungan hidup orang dengan CKD tahap 5 bila dibandingkan dengan pilihan lain; [55] [56] Namun, hal ini dikaitkan dengan peningkatan mortalitas jangka pendek karena komplikasi operasi. Selain transplantasi, hemodialisis intensitas tinggi di rumah tampaknya terkait dengan peningkatan kelangsungan hidup dan kualitas hidup yang lebih besar, bila dibandingkan dengan hemodialisis konvensional tiga kali seminggu dan dialisis peritoneum.[57]

Orang dengan ESKD berada pada peningkatan risiko keseluruhan untuk kanker.[58] Risiko ini sangat tinggi pada orang yang lebih muda dan secara bertahap berkurang seiring bertambahnya usia.[58] Organisasi profesi khusus medis merekomendasikan bahwa dokter tidak melakukan skrining kanker rutin pada orang dengan harapan hidup terbatas karena ESKD karena bukti tidak menunjukkan bahwa tes tersebut mengarah pada hasil yang lebih baik.[59] [60]

Epidemiologi

Sekitar satu dari sepuluh orang memiliki penyakit ginjal kronis. Di Kanada 1,9 hingga 2,3 juta orang diperkirakan memiliki CKD pada tahun 2008.[45] CKD memengaruhi sekitar 16,8% orang dewasa AS berusia 20 tahun ke atas dalam periode 1999 hingga 2004. [61] Pada 2007, 8,8% dari populasi Inggris Raya dan Irlandia Utara memiliki gejala CKD.[62]

Penyakit ginjal kronis adalah penyebab 956.000 kematian secara global pada 2013, naik dari 409.000 kematian pada 1990.[63]

Sosial dan budaya

Di Amerika Serikat, National Kidney Foundation adalah sebuah organisasi nasional yang mewakili pasien dan profesional yang mengobati penyakit ginjal. The Amerika Ginjal Dana (AKF) adalah sebuah organisasi nirlaba nasional yang menyediakan pengobatan terkait bantuan keuangan ke 1 dari setiap 5 pasien dialisis setiap tahun. The Jaringan Dukungan ginjal (RSN) adalah, nirlaba yang berfokus pada pasien, pasien menjalankan organisasi yang menyediakan layanan non-medis bagi mereka yang terkena CKD. Para American Association Pasien Ginjal (AAKP) adalah non-profit, pasien-sentris kelompok terfokus pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan CKD dan dialisis pasien. Para ginjal Asosiasi Dokter (RPA) adalah sebuah asosiasi yang mewakili nefrologi profesional.

Di Britania Raya, Inggris Ginjal Nasional Federasi mewakili pasien, dan ginjal Asosiasi mewakili dokter ginjal dan bekerja erat dengan Layanan Nasional Kerangka untuk penyakit ginjal.

Para International Society of Nephrology adalah sebuah badan internasional yang mewakili spesialis dalam penyakit ginjal.

Penelitian

Saat ini, beberapa senyawa sedang dalam pengembangan untuk pengobatan CKD. Senyawa termasuk angiotensin receptor blocker (ARB) olmesartan medoxomil dan sulodeksid, campuran heparin dengan berat molekul rendah dan dermatan sulfat.[64] [65]

Penelitian yang tidak lengkap dengan pelaporan lengkap diperlukan untuk menentukan keamanan dan efektivitas akupunktur untuk mengobati depresi, nyeri, masalah tidur, dan pruritus uraemik pada orang yang menjalani perawatan dialisis secara teratur.[66]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ a b c "What Is Chronic Kidney Disease?". National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. June 2017. Diakses tanggal 19 December 2017. 
  2. ^ a b c "What is renal failure?". Johns Hopkins Medicine (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 18 December 2017. 
  3. ^ Liao MT, Sung CC, Hung KC, Wu CC, Lo L, Lu KC (2012). "Insulin resistance in patients with chronic kidney disease". Journal of Biomedicine & Biotechnology. 2012: 691369. doi:10.1155/2012/691369. PMC 3420350alt=Dapat diakses gratis. PMID 22919275. 
  4. ^ "Kidney Failure". MedlinePlus (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 11 November 2017. 
  5. ^ a b c KDIGO: Kidney Disease Improving Global Outcomes (August 2009). "KDIGO Clinical Practice Guideline for the Diagnosis, Evaluation, Prevention, and Treatment of Chronic Kidney Disease-Mineral and Bone Disorder (CKD-MBD)" (PDF). Kidney Int. 76 (Suppl 113). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-12-13. 
  6. ^ GBD 2015 Mortality Causes of Death Collaborators (October 2016). "Global, regional, and national life expectancy, all-cause mortality, and cause-specific mortality for 249 causes of death, 1980-2015: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2015". Lancet. 388 (10053): 1459–1544. doi:10.1016/s0140-6736(16)31012-1. PMC 5388903alt=Dapat diakses gratis. PMID 27733281. 
  7. ^ a b "Chronic Kidney Disease Tests & Diagnosis". National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. October 2016. Diakses tanggal 19 December 2017. 
  8. ^ "Summary of Recommendation Statements". Kidney International Supplements. 3 (1): 5–14. January 2013. doi:10.1038/kisup.2012.77. PMC 4284512alt=Dapat diakses gratis. PMID 25598998. 
  9. ^ Ferri, Fred F. (2017). Ferri's Clinical Advisor 2018 E-Book: 5 Books in 1 (dalam bahasa Inggris). Elsevier Health Sciences. hlm. 294–295. ISBN 9780323529570. 
  10. ^ a b c d "Managing Chronic Kidney Disease". National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. October 2016. 
  11. ^ a b c d Xie X, Liu Y, Perkovic V, Li X, Ninomiya T, Hou W, et al. (May 2016). "Renin-Angiotensin System Inhibitors and Kidney and Cardiovascular Outcomes in Patients With CKD: A Bayesian Network Meta-analysis of Randomized Clinical Trials". American Journal of Kidney Diseases (Systematic Review & Meta-Analysis). 67 (5): 728–41. doi:10.1053/j.ajkd.2015.10.011. PMID 26597926. 
  12. ^ Wile D (September 2012). "Diuretics: a review". Annals of Clinical Biochemistry. 49 (Pt 5): 419–31. doi:10.1258/acb.2011.011281. PMID 22783025. 
  13. ^ James PA, Oparil S, Carter BL, Cushman WC, Dennison-Himmelfarb C, Handler J, et al. (February 2014). "2014 evidence-based guideline for the management of high blood pressure in adults: report from the panel members appointed to the Eighth Joint National Committee (JNC 8)". JAMA. 311 (5): 507–20. doi:10.1002/14651858.CD011339.pub2. PMC 6485696alt=Dapat diakses gratis. PMID 24352797. 
  14. ^ "Eating Right for Chronic Kidney Disease | NIDDK". National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses tanggal 5 September 2019. 
  15. ^ "Anemia in Chronic Kidney Disease". National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. July 2016. Diakses tanggal 19 December 2017. 
  16. ^ "Mineral & Bone Disorder in Chronic Kidney Disease". National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. November 2015. Diakses tanggal 19 December 2017. 
  17. ^ "Kidney Failure". National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses tanggal 11 November 2017. 
  18. ^ a b "Chronic Kidney Disease". medscape. 2018-09-16. 
  19. ^ Hruska KA, Mathew S, Lund R, Qiu P, Pratt R (July 2008). "Hyperphosphatemia of chronic kidney disease". Kidney International. 74 (2): 148–57. doi:10.1038/ki.2008.130. PMC 2735026alt=Dapat diakses gratis. PMID 18449174. 
  20. ^ Faul C, Amaral AP, Oskouei B, Hu MC, Sloan A, Isakova T, et al. (November 2011). "FGF23 induces left ventricular hypertrophy". The Journal of Clinical Investigation. 121 (11): 4393–408. doi:10.1172/JCI46122. PMC 3204831alt=Dapat diakses gratis. PMID 21985788. 
  21. ^ Gutiérrez OM, Mannstadt M, Isakova T, Rauh-Hain JA, Tamez H, Shah A, et al. (August 2008). "Fibroblast growth factor 23 and mortality among patients undergoing hemodialysis". The New England Journal of Medicine. 359 (6): 584–92. doi:10.1056/NEJMoa0706130. PMC 2890264alt=Dapat diakses gratis. PMID 18687639. 
  22. ^ Bacchetta J, Sea JL, Chun RF, Lisse TS, Wesseling-Perry K, Gales B, et al. (January 2013). "Fibroblast growth factor 23 inhibits extrarenal synthesis of 1,25-dihydroxyvitamin D in human monocytes". Journal of Bone and Mineral Research. 28 (1): 46–55. doi:10.1002/jbmr.1740. PMC 3511915alt=Dapat diakses gratis. PMID 22886720. 
  23. ^ Bover J, Jara A, Trinidad P, Rodriguez M, Martin-Malo A, Felsenfeld AJ (August 1994). "The calcemic response to PTH in the rat: effect of elevated PTH levels and uremia". Kidney International. 46 (2): 310–7. doi:10.1038/ki.1994.276. PMID 7967341. 
  24. ^ Longo et al., Harrison's Principles of Internal Medicine, 18th ed., p. 3109
  25. ^ Brandenburg VM, Cozzolino M, Ketteler M (2011). "Calciphylaxis: a still unmet challenge". Journal of Nephrology. 24 (2): 142–8. doi:10.5301/jn.2011.6366. PMID 21337312. 
  26. ^ Adrogué HJ, Madias NE (September 1981). "Changes in plasma potassium concentration during acute acid-base disturbances". The American Journal of Medicine. 71 (3): 456–67. doi:10.1016/0002-9343(81)90182-0. PMID 7025622. 
  27. ^ Mak RH, Ikizler AT, Kovesdy CP, Raj DS, Stenvinkel P, Kalantar-Zadeh K (March 2011). "Wasting in chronic kidney disease". Journal of Cachexia, Sarcopenia and Muscle. 2 (1): 9–25. doi:10.1007/s13539-011-0019-5. PMC 3063874alt=Dapat diakses gratis. PMID 21475675. 
  28. ^ a b Vecchio M, Navaneethan SD, Johnson DW, Lucisano G, Graziano G, Saglimbene V, et al. (December 2010). "Interventions for treating sexual dysfunction in patients with chronic kidney disease" (PDF). The Cochrane Database of Systematic Reviews (12): CD007747. doi:10.1002/14651858.CD007747.pub2. PMID 21154382. 
  29. ^ Hoyer, FF; Nahrendorf, M (2 January 2019). "Uremic Toxins Activate Macrophages". Circulation. 139 (1): 97–100. doi:10.1161/CIRCULATIONAHA.118.037308. PMID 30592654. 
  30. ^ Damman K, Valente MA, Voors AA, O'Connor CM, van Veldhuisen DJ, Hillege HL (February 2014). "Renal impairment, worsening renal function, and outcome in patients with heart failure: an updated meta-analysis". European Heart Journal. 35 (7): 455–69. doi:10.1093/eurheartj/eht386. PMID 24164864. 
  31. ^ GBD 2015 Disease Injury Incidence Prevalence Collaborators (October 2016). "Global, regional, and national incidence, prevalence, and years lived with disability for 310 diseases and injuries, 1990-2015: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2015". Lancet. 388 (10053): 1545–1602. doi:10.1016/S0140-6736(16)31678-6. PMC 5055577alt=Dapat diakses gratis. PMID 27733282. 
  32. ^ "United States Renal Data System (USRDS)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-02-13. 
  33. ^ Qaseem A, Hopkins RH, Sweet DE, Starkey M, Shekelle P (December 2013). "Screening, monitoring, and treatment of stage 1 to 3 chronic kidney disease: A clinical practice guideline from the American College of Physicians". Annals of Internal Medicine. 159 (12): 835–47. doi:10.7326/0003-4819-159-12-201312170-00726. PMID 24145991. 
  34. ^ Weckmann GF, Stracke S, Haase A, Spallek J, Ludwig F, Angelow A, et al. (October 2018). "Diagnosis and management of non-dialysis chronic kidney disease in ambulatory care: a systematic review of clinical practice guidelines". BMC Nephrology. 19 (1): 258. doi:10.1186/s12882-018-1048-5. PMC 6180496alt=Dapat diakses gratis. PMID 30305035. 
  35. ^ Johnson, David (2011-05-02). "Chapter 4: CKD Screening and Management: Overview". Dalam Daugirdas, John. Handbook of Chronic Kidney Disease Management. Lippincott Williams and Wilkins. hlm. 32–43. ISBN 978-1-58255-893-6. 
  36. ^ "Kidney scans". Singlehealth. 
  37. ^ a b c d e f g National Kidney Foundation (2002). "K/DOQI clinical practice guidelines for chronic kidney disease". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2005-04-15. Diakses tanggal 2008-06-29. 
  38. ^ a b National Institute for Health and Clinical Excellence. 73 Clinical guideline 73 : penyakit ginjal kronis . London, 2008. Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "NICE" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  39. ^ Malhotra R, Nguyen HA, Benavente O, Mete M, Howard BV, Mant J, et al. (October 2017). "Association Between More Intensive vs Less Intensive Blood Pressure Lowering and Risk of Mortality in Chronic Kidney Disease Stages 3 to 5: A Systematic Review and Meta-analysis". JAMA Internal Medicine. 177 (10): 1498–1505. doi:10.1001/jamainternmed.2017.4377. PMC 5704908alt=Dapat diakses gratis. PMID 28873137. 
  40. ^ Chauhan V, Vaid M (November 2009). "Dyslipidemia in chronic kidney disease: managing a high-risk combination". Postgraduate Medicine. 121 (6): 54–61. doi:10.3810/pgm.2009.11.2077. PMID 19940417. 
  41. ^ Kalantar-Zadeh K, Fouque D (November 2017). "Nutritional Management of Chronic Kidney Disease". The New England Journal of Medicine. 377 (18): 1765–1776. doi:10.1056/NEJMra1700312. PMID 29091561. 
  42. ^ Passey C (May 2017). "Reducing the Dietary Acid Load: How a More Alkaline Diet Benefits Patients With Chronic Kidney Disease". J Ren Nutr (Review). 27 (3): 151–160. doi:10.1053/j.jrn.2016.11.006. PMID 28117137. 
  43. ^ Locatelli F, Aljama P, Canaud B, Covic A, De Francisco A, Macdougall IC, et al. (September 2010). "Target haemoglobin to aim for with erythropoiesis-stimulating agents: a position statement by ERBP following publication of the Trial to reduce cardiovascular events with Aranesp therapy (TREAT) study". Nephrology, Dialysis, Transplantation. 25 (9): 2846–50. doi:10.1093/ndt/gfq336. PMID 20591813. 
  44. ^ Clement FM, Klarenbach S, Tonelli M, Johnson JA, Manns BJ (June 2009). "The impact of selecting a high hemoglobin target level on health-related quality of life for patients with chronic kidney disease: a systematic review and meta-analysis". Archives of Internal Medicine. 169 (12): 1104–12. doi:10.1001/archinternmed.2009.112. PMID 19546410. 
  45. ^ a b Levin A, Hemmelgarn B, Culleton B, Tobe S, McFarlane P, Ruzicka M, et al. (November 2008). "Guidelines for the management of chronic kidney disease". CMAJ. 179 (11): 1154–62. doi:10.1503/cmaj.080351. PMC 2582781alt=Dapat diakses gratis. PMID 19015566. 
  46. ^ "Anaemia management in people with chronic kidney disease (CG114)". NICE Clinical Guideline. UK National Institute for Health and Care Excellence. February 2011. 
  47. ^ Yang, Qianchun; Abudou, Minawaer; Xie, Xi Sheng; Wu, Taixiang (2014-10-09). Cochrane Kidney and Transplant Group, ed. "Androgens for the anaemia of chronic kidney disease in adults". Cochrane Database of Systematic Reviews (dalam bahasa Inggris). doi:10.1002/14651858.CD006881.pub2. 
  48. ^ Vanholder R, De Smet R, Glorieux G, Argilés A, Baurmeister U, Brunet P, et al. (May 2003). "Review on uremic toxins: classification, concentration, and interindividual variability". Kidney International. 63 (5): 1934–43. doi:10.1046/j.1523-1755.2003.00924.x. PMID 12675874. 
  49. ^ Yamamoto, Suguru; Kazama, Junichiro James; Wakamatsu, Takuya; Takahashi, Yoshimitsu; Kaneko, Yoshikatsu; Goto, Shin; Narita, Ichiei (14 September 2016). "Removal of uremic toxins by renal replacement therapies: a review of current progress and future perspectives". Renal Replacement Therapy. 2 (1). doi:10.1186/s41100-016-0056-9. 
  50. ^ a b Perazella MA, Khan S (March 2006). "Increased mortality in chronic kidney disease: a call to action". The American Journal of the Medical Sciences. 331 (3): 150–3. doi:10.1097/00000441-200603000-00007. PMID 16538076. 
  51. ^ Sarnak MJ, Levey AS, Schoolwerth AC, Coresh J, Culleton B, Hamm LL, et al. (October 2003). "Kidney disease as a risk factor for development of cardiovascular disease: a statement from the American Heart Association Councils on Kidney in Cardiovascular Disease, High Blood Pressure Research, Clinical Cardiology, and Epidemiology and Prevention". Circulation. 108 (17): 2154–69. doi:10.1161/01.CIR.0000095676.90936.80. PMID 14581387. 
  52. ^ Tonelli M, Wiebe N, Culleton B, House A, Rabbat C, Fok M, et al. (July 2006). "Chronic kidney disease and mortality risk: a systematic review". Journal of the American Society of Nephrology. 17 (7): 2034–47. doi:10.1681/ASN.2005101085. PMID 16738019. 
  53. ^ Heidenheim AP, Kooistra MP, Lindsay RM (2004). Quality of life. Contrib Nephrol. Contributions to Nephrology. 145. hlm. 99–105. doi:10.1159/000081673. ISBN 978-3-8055-7808-0. PMID 15496796. 
  54. ^ de Francisco AL, Piñera C (January 2006). "Challenges and future of renal replacement therapy". Hemodialysis International. International Symposium on Home Hemodialysis. 10 Suppl 1 (Suppl 1): S19–23. doi:10.1111/j.1542-4758.2006.01185.x. PMID 16441862. 
  55. ^ Groothoff JW (July 2005). "Long-term outcomes of children with end-stage renal disease". Pediatric Nephrology. 20 (7): 849–53. doi:10.1007/s00467-005-1878-9. PMID 15834618. 
  56. ^ Giri M (2004). "Choice of renal replacement therapy in patients with diabetic end stage renal disease". EDTNA/ERCA Journal. 30 (3): 138–42. doi:10.1111/j.1755-6686.2004.tb00353.x. PMID 15715116. 
  57. ^ Pierratos A, McFarlane P, Chan CT (March 2005). "Quotidian dialysis--update 2005". Current Opinion in Nephrology and Hypertension. 14 (2): 119–24. doi:10.1097/00041552-200503000-00006. PMID 15687837. 
  58. ^ a b Maisonneuve P, Agodoa L, Gellert R, Stewart JH, Buccianti G, Lowenfels AB, et al. (July 1999). "Cancer in patients on dialysis for end-stage renal disease: an international collaborative study". Lancet. 354 (9173): 93–9. doi:10.1016/S0140-6736(99)06154-1. PMID 10408483. 
  59. ^ American Society of Nephrology. "Five Things Physicians and Patients Should Question" (PDF). Choosing Wisely: An Initiative of the ABIM Foundation. Diakses tanggal August 17, 2012. 
  60. ^ Chertow GM, Paltiel AD, Owen WF, Lazarus JM (June 1996). "Cost-effectiveness of cancer screening in end-stage renal disease". Archives of Internal Medicine. 156 (12): 1345–50. doi:10.1001/archinte.1996.00440110117016. PMID 8651845. 
  61. ^ Centers for Disease Control Prevention (CDC) (March 2007). "Prevalence of chronic kidney disease and associated risk factors--United States, 1999-2004". MMWR. Morbidity and Mortality Weekly Report. 56 (8): 161–5. PMID 17332726. 
  62. ^ Morgan T (21 January 2009). "Chronic Kidney Disease (stages 3–5) prevalence estimates using data from the Neoerica study (2007)". Association of Public Health Observatories. 
  63. ^ GBD 2013 Mortality Causes of Death Collaborators (January 2015). "Global, regional, and national age-sex specific all-cause and cause-specific mortality for 240 causes of death, 1990-2013: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2013". Lancet. 385 (9963): 117–71. doi:10.1016/S0140-6736(14)61682-2. PMC 4340604alt=Dapat diakses gratis. PMID 25530442.  Table 2, p. 137 publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  64. ^ "Olmesartan". clinicaltrials. 
  65. ^ "Angiotesin Receptor". 
  66. ^ Kim, Kun Hyung; Lee, Myeong Soo; Kim, Tae-Hun; Kang, Jung Won; Choi, Tae-Young; Lee, Jae Dong (2016-06-28). "Acupuncture and related interventions for symptoms of chronic kidney disease". The Cochrane Database of Systematic Reviews (6): CD009440. doi:10.1002/14651858.CD009440.pub2. ISSN 1469-493X. PMID 27349639. 

Pranala luar