Pertempuran Gunung Putih: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Adeninasn (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Adeninasn (bicara | kontrib)
draf baru
Baris 35: Baris 35:
|casualties2=700 orang meninggal atau luka-luka<ref name=WM/>
|casualties2=700 orang meninggal atau luka-luka<ref name=WM/>
}}{{Kotak kampanye Perang Tiga Puluh Tahun}}
}}{{Kotak kampanye Perang Tiga Puluh Tahun}}
'''Pertempuran Gunung Putih''' ({{Lang-cs|Bitva na Bílé hoře}}; {{lang-de|Schlacht am Weißen Berg}}) merupakan pertempuran besar pertama dalam tahap awal [[Perang Tiga Puluh Tahun]].<ref name=":0">{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/668214376|title=A house divided : Wittelsbach confessional court cultures in the Holy Roman Empire, c. 1550-1650|last=L.|first=Thomas, Andrew|date=2010|publisher=Brill|year=|isbn=9789004183568|location=Leiden|pages=5; 251|oclc=668214376|ref=harv}}</ref> Pertempuran ini merupakan pertempuran terpendek dalam sejarah Ceko, dengan dampak jangka panjang terbesar. Pertempuran ini menandai berakhirnya keragaman budaya religius di Bohemia yang ada di akhir [[Abad Pertengahan]].<ref name=":0" />
'''Pertempuran Gunung Putih''' ({{Lang-cs|Bitva na Bílé hoře}}; {{lang-de|Schlacht am Weißen Berg}}) merupakan pertempuran besar pertama pada tahap awal [[Perang Tiga Puluh Tahun]].<ref name=":0">{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/668214376|title=A house divided : Wittelsbach confessional court cultures in the Holy Roman Empire, c. 1550-1650|last=L.|first=Thomas, Andrew|date=2010|publisher=Brill|year=|isbn=9789004183568|location=Leiden|pages=5; 251-253|oclc=668214376|ref=harv}}</ref> Pertempuran ini merupakan pertempuran terpendek dalam sejarah Ceko, dengan dampak jangka panjang terbesar. Pertempuran ini menandai berakhirnya keragaman budaya religius di Bohemia yang ada di akhir [[Abad Pertengahan]].<ref name=":0" />
==Pendahuluan==
==Pendahuluan==
Warga [[Protestanisme|Protestan]] di Bohemia dianggap melanggar Surat Yang Mulia yang dikeluarkan Kaisar [[Rudolph II dari Burgundia|Rudolf II]] pada tahun 1609, yang telah memastikan kebebasan beragama di seluruh [[Bohemia]].<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/609850911|title=The Thirty Years War : a documentary history|last=Helfferich|first=Tryntje.|date=2009|publisher=Hackett Pub. Co|year=|isbn=1603842292|location=Indianapolis|pages=|oclc=609850911|ref=harv}}</ref> Pada bulan Mei 1618, warga tersebut menyampaikan keluhan mereka atas masalah ini dan isu lainnya. Sekelompok bangsawan Bohemia bertemu dengan perwakilan kaisar di Istana Kerajaan di Praha. Pertemuan tersebut diakhiri dengan pelemparan dua perwakilan kaisar dan sekretarisnya. Mereka dilempar dari jendela tinggi dan terluka parah. Peristiwa ini dikenal sebagai [[Pelemparan di Praha]] kedua, dan memicu pemberontakan di Bohemia selama tahun 1618 hingga 1620.<ref name=":4">{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/46473894|title=Battles of the Thirty Years War : from White Mountain to Nordlingen, 1618-1635|last=Guthrie|first=William P.|date=2002|publisher=Greenwood Press|year=|isbn=0313320284|location=Westport, CT|pages=|oclc=46473894|ref=harv}}</ref>

==Pertempuran==
==Pertempuran==
[[Berkas:White Mountain plan.jpg|thumb|300px|Rencana pertempuran dalam ''Theatrum Europaeum''. Bagian atas adalah pasukan [[Bohemia]], dan bagian bawah adalah pasukan [[Kekaisaran Romawi Suci|Kekaisaran]] dan angkatan bersenjata [[Bavaria]].]]
Sekitar 20.000 hingga 21.000 tentara [[Bohemia|Bohemian]] dan tentara bayaran bertempur dengan koalisi [[Habsburg]]-[[Katolik]] dengan jumlah kekuatan yang jauh lebih besar di Gunung Putih (Bílé hoře). Pertempuran ini terjadi pada tanggal 8 November 1620, di dekat Praha, yang dipimpin oleh [[Maximilian I, Elektor dari Bavaria|Maximilian I]] dan Pangeran Johann von Tilly. Pasukan [[Habsburg]] dan sekutu mereka di [[Liga Katolik (Jerman)|Liga Katolik]] mengalahkan penduduk [[Ceko]] dalam sebuah pertempuran yang berpengaruh besar dalam sejarah Ceko hingga awal abad 20. Pertempuran ini bukan hanya Pertempuran Nasional Ceko melawan Jerman. Pertempuran ini merupakan pertempuran antara bangsawan [[Protestan]] di [[Bohemia]], [[Ceko]] dan [[Jerman]], serta [[Wangsa Habsburg|dinasti Habsburg]] [[Katolik]] dengan sekutu mereka.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/712040455|title=The history of the Czech Republic and Slovakia|last=M.|first=Mahoney, William|date=2011|publisher=Greenwood|year=|isbn=9780313363054|location=Santa Barbara, Calif.|pages=78|oclc=712040455|ref=harv}}</ref>
Sekitar 20.000 hingga 21.000 tentara [[Bohemia|Bohemian]] dan tentara bayaran bertempur dengan koalisi [[Habsburg]]-[[Katolik]] dengan jumlah kekuatan yang jauh lebih besar di Gunung Putih (Bílé hoře). Pertempuran ini terjadi pada tanggal 8 November 1620, di dekat Praha, yang dipimpin oleh [[Maximilian I, Elektor dari Bavaria|Maximilian I]] dan Pangeran Johann von Tilly. Pasukan [[Habsburg]] dan sekutu mereka di [[Liga Katolik (Jerman)|Liga Katolik]] mengalahkan tentara [[Ceko]] dalam sebuah pertempuran yang berpengaruh besar dalam sejarah Ceko hingga awal abad dua puluh. Pertempuran ini bukan Pertempuran Nasional Ceko melawan Jerman, melainkan pertempuran antara bangsawan [[Protestan]] di [[Bohemia]], [[Ceko]] dan [[Jerman]], serta [[Wangsa Habsburg|dinasti Habsburg]] [[Katolik]] dengan sekutu mereka.<ref name=":2">{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/712040455|title=The history of the Czech Republic and Slovakia|last=M.|first=Mahoney, William|date=2011|publisher=Greenwood|year=|isbn=9780313363054|location=Santa Barbara, Calif.|pages=78-80|oclc=712040455|ref=harv}}</ref> Pertempuran Gunung Putih lebih merupakan pertengkaran daripada pertempuran. Hal ini dikarenakan jumlah tentara Bohemia tidak sebanding dengan pasukan bersenjata Kaisar [[Ferdinand II, Kaisar Romawi Suci|Ferdinand II]]. Pertempuran ini sebenarnya hanya berlangsung satu jam, yang membuat tentara [[Bohemia]] kewalahan. Sekitar 4.000 pemeluk [[Protestanisme|Protestan]] tewas dan sebagian lainnya ditahan. Sementara korban di pihak [[Kekaisaran Romawi Suci|Kekaisaran]] hanya berjumlah sekitar 700 orang.<ref name=":4" />
==Konsekuensi==

Peraturan Pemerintah atas Tanah Ceko (1627) menetapkan dasar hukum bagi absolutisme [[Habsburg]]. Semua tanah di Ceko dinyatakan sebagai properti turun temurun [[wangsa Habsburg]]. Fungsi legislatif dewan, baik dari [[Bohemia]] dan [[Moravia]] dicabut; semua undang-undang berikutnya harus berdasarkan keputusan kerajaan, dan hanya menerima persetujuan formal dari dewan. Pejabat tertinggi kerajaan, yang dipilih dari kalangan bangsawan setempat, akan dipilih dengan ketat oleh raja. Dengan demikian, Kerajaan di [[Bohemia]] yang otonom berubah. Aturan [[Wangsa Habsburg|dinasti Habsburg]] lebih jauh ditopang oleh imigrasi skala besar warga [[Jerman]] [[Katolik]] yang berasal dari wilayah Jerman Bagian Selatan ke [[Bohemia]]. Warga Jerman menjadi pemilik sebagian besar tanah [[Ceko]] dan menjadi bangsawan [[Bohemia]] baru. Para bangsawan [[Katolik]] [[Ceko]] yang tersisa secara bertahap meninggalkan [[Ceko]] dan menjadi pelayan setia sistem [[Kekaisaran Romawi Suci|Kekaisaran]]. Imigran Katolik Jerman mengambil alih perdagangan dan industri.<ref name=":1">{{Cite web|url=http://countrystudies.us/czech-republic/11.htm|title=Czech Republic - Consequences of Czech Defeat|last=Gawdiak|first=Ihor|date=|year=1987|website=countrystudies.us|publisher=GPO for the Library of Congress|location=Washington|access-date=2017-11-12|ref=harv}}</ref> Setelah kekalahan Ceko, perang agama tetap berlanjut. [[Perang Tiga Puluh Tahun]] (1618-48) antara pangeran [[Protestan]] [[Jerman]] melawan[[ Kaisar Romawi Suci]] melibatkan kekuatan asing yang melampaui wilayah [[Jerman]] sendiri. Ceko bertempur di semua sisi, dan sebagian besar jenderal Ceko yang memberontak bergabung dengan tentara [[Protestan]].<ref name=":1" />
[[Ferdinand II, Kaisar Romawi Suci|Ferdinand II]] memutuskan untuk menghukum warga [[Cheska|Ceko]] atas serangkaian pemberontakan yang merupakan perlawanan terhadap peraturan [[Habsburg]] atas wilayah tersebut. Dia mengembalikan agama Katolik yang merupakan bagian dari identitas nasional [[Ceko]], yang terkenal dengan motto-nya, "Lebih baik sebuah padang pasir daripada suatu negara yang dipenuhi orang-orang sesat."<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/900192002|title=The making of a state : memories and observations, 1914-1918|last=Steed|first=Henry Wickham.|publisher=Ishi Press|year=2009|isbn=0923891331|edition=Digitally reprinted|location=New York|pages=|oclc=900192002|ref=harv}}</ref> Pada tanggal 21 Juni 1621 pagi, sebanyak 27 warga dan bangsawan dieksekusi di Old Town Square, Praha. Kepala mereka dipenggal dan dipertontonkan di tempat publik, di salah satu menara di Jembatan Charles. Penggalan kepala tersebut masih di sana hingga beberapa dekade berikutnya. Para korban tersebut baru dilakukan penguburan formal di Katedral Ty'n.<ref name=":2" />

Pada tahun 1622, Friedrich V melarang praktik iman [[Lutheran]]. Pada tahun 1626, dia memerintahkan semua orang [[Gereja Lutheran|Lutheran]] (kebanyakan dari mereka tidak terlibat dalam pemberontakan) untuk mengubah keyakinannya atau meninggalkan negara tersebut.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/57010133|title=The Thirty Years War|last=Wedgwood|first=Cicely Veronica.|date=2005|publisher=New York Review Books|year=|isbn=1590171462|location=New York|pages=158; 224|oclc=57010133|ref=harv}}</ref> Pada tahun 1624, Friedrich V, seorang raja dari [[Palatine]] melakukan pengusiran imam non-Katolik dan melarang orang awam menerima [[komuni]] dengan sebuah Keputusan Kekaisaran, di mana [[Katolik]] sebagai satu-satunya [[denominasi]] yang diizinkan di Kerajaan [[Bohemia]]. Tiga tahun kemudian, pada bulan Juli 1627, Paten Pengkatolikan memaksa bangsawan [[Protestan]] untuk memilih agama Katolik atau diusir dari wilayahnya, yang mengakibatkan berpindahnya sekitar 20 persen bangsawan [[Bohemia]] dan [[Moravia]].<ref name=":2" />

Dua puluh tujuh salib putih sekarang tertanam di trotoar di luar Balai Kota Lama di alun-alun. Setelah eksekusi, Friedrich melawan para bangsawan dan warga Ceko dengan merebut tanah milik bangsawan [[Protestan]] dan menjualnya atau memberikannya kepada kerabatnya di [[Wangsa Habsburg|Habsburg]]. Tentara bayaran pasukan Habsburg diberi kompensasi dengan tanah, hal ini menyebabkan bangsawan asal [[Spanyol]], [[Flemish]], [[Irlandia]], [[Italia]], dan [[Jerman]] ke jajaran elite baru pemilik tanah. [[Klerus]] Katolik mendapatkan kembali status mereka yang hilang sebagai ahli waris dan tetap menjadi sekutu kuat [[Wangsa Habsburg|dinasti Habsburg]].<ref name=":2" />

== Pengaruhnya hingga kini ==
[[Berkas:Labyrint_světa.jpg|left|thumb|Edisi pertama ''Labyrinth of the World and Paradise of the Heart'' (1631) yang hilang di Bohemia hingga akhir abad 18.]]
[[Berkas:Tribute to the 27 victims.jpg|left|thumb|Dua puluh tujuh salib putih di tanam di trotoar sebagai penghormatan bagi para korban.]]
Pertempuran Gunung Putih bukan hanya titik puncak keterlibatan militer Maximilian I dan Friedrich V dalam Perang Tiga Puluh Tahun. Pertempuran ini juga melibatkan para intelektual dan seniman dari kedua belah pihak dengan mengobarkan perang lewat kata-kata dalam bentuk [[panegirik]], [[lembar lebar]], [[satire]], [[Musik tradisional|lagu 'rakyat']], permadani, monumen, dan potret. Pada periode kritis ini, penulis dan seniman menggunakan bakat mereka untuk mempertahankan kekuasaan dan pandangan dunia masing-masing. Bersamaan dengan itu, perjuangan antara Friedrich V dan Maximilian I mengenai status kepemilikan akan tanah [[Bukit Palatium|Palatine]] memainkan peran penting dalam memperpanjang [[Perang Tiga Puluh Tahun]].<ref name=":0" /> Di antara para intelektual [[Protestan]] yang meninggalkan tanah air mereka adalah [[John Amos Comenius]], seorang humanis dan pendidik yang pada tahun 1623 karya satirnya berjudul ''The Labyrinth of the World and the Paradise of the Heart'', hilang di Bohemia hinga akhir abad ke-18. [[John Amos Comenius|Comenius]] telah menjadi pemimpin Kelompok Persaudaraan di [[Moravia]] dan menjadi seorang [[uskup]] setelah bergabung dengan kelompok berbeda dari kepercayaannya untuk melarikan diri dari kebijakan [[Reformasi Katolik|Kontra-reformasi]] di [[Bohemia]]. [[John Amos Comenius|Comenius]] akhirnya pindah ke [[Amsterdam]], di mana dia meninggal pada tahun 1670, namanya diresmikan menjadi nama sebuah universitas di ibukota [[Slowakia]], [[Bratislava]].<ref name=":2" />

Peraturan Pemerintah atas Tanah Ceko (1627) menetapkan dasar hukum bagi absolutisme [[Habsburg]]. Semua tanah di Ceko dinyatakan sebagai properti turun temurun [[wangsa Habsburg|dinasti Habsburg]]. Fungsi legislatif dewan, baik dari [[Bohemia]] dan [[Moravia]] dicabut; semua undang-undang berikutnya harus berdasarkan keputusan kerajaan, dan hanya menerima persetujuan formal dari dewan. Pejabat tertinggi kerajaan, yang dipilih dari kalangan bangsawan setempat, akan dipilih dengan ketat oleh raja. Dengan demikian, Kerajaan di [[Bohemia]] yang otonom berubah. Aturan [[Wangsa Habsburg|dinasti Habsburg]] lebih jauh ditopang oleh imigrasi skala besar warga [[Jerman]] [[Katolik]] yang berasal dari wilayah Jerman Bagian Selatan ke [[Bohemia]]. Warga Jerman menjadi pemilik sebagian besar tanah [[Ceko]] dan menjadi bangsawan [[Bohemia]] baru. Para bangsawan [[Katolik]] [[Ceko]] yang tersisa secara bertahap meninggalkan [[Ceko]] dan menjadi pelayan setia sistem [[Kekaisaran Romawi Suci|Kekaisaran]]. Imigran Katolik Jerman mengambil alih perdagangan dan industri.<ref name=":1">{{Cite web|url=http://countrystudies.us/czech-republic/11.htm|title=Czech Republic - Consequences of Czech Defeat|last=Gawdiak|first=Ihor|date=|year=1987|website=countrystudies.us|publisher=GPO for the Library of Congress|location=Washington|access-date=2017-11-12|ref=harv}}</ref> Setelah kekalahan Ceko, perang agama tetap berlanjut. [[Perang Tiga Puluh Tahun]] (1618-48) antara pangeran [[Protestan]] [[Jerman]] melawan[[ Kaisar Romawi Suci]] melibatkan kekuatan asing yang melampaui wilayah [[Jerman]] sendiri. Ceko bertempur di semua sisi, dan sebagian besar jenderal Ceko yang memberontak bergabung dengan tentara [[Protestan]].<ref name=":1" />

Dalam banyak hal, [[Friedrich V]] dan [[Protestan]] dari [[Palatinate]] bagian atas dan bawah mengalami nasib yang sama seperti [[Bohemia]] dan [[Moravia]] setelah kekalahan mereka di Gunung Putih: pengasingan dan pengakuan Katolik yang dipaksakan oleh sekutu Kaisar, terutama sepupu Fiedrich V, yaitu Maximilian I. Contoh pengalaman bersama adalah pengalaman karir Jan Jessenius. Jessenius adalah mantan dokter Rudolf II dari Transylvania dan rektor Universitas Praha sejak 1617. Pada tahun 1619, dia telah menerbitkan sebuah risalah mengenai pembaharuan Universitas Praha.<ref name=":3">{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/1515261|title=Bohemia sacra : das Christentum in Böhmen 973-1973|last=Ferdinand|first=Seibt.|date=1974|publisher=Pädagogischer Verlag Schwann|year=|isbn=9783590302471|location=Düsseldorf|pages=416|oclc=1515261|ref=harv}}</ref> Setelah Pertempuran Gunung Putih, [[Ferdinand II, Kaisar Romawi Suci|Ferdinand II]] memilikinya sebagai pemimpin kunci lainnya atas Pemberontakan Bohemia yang dieksekusi di sepanjang Jembatan Charles pada tahun 1621.<ref name=":3" /> Pada tanggal 10 November 1622, Kaisar [[Ferdinand II, Kaisar Romawi Suci|Ferdinand II]] mengumumkan penyatuan Universitas Praha dan Kolese Jesuit.<ref name=":0" /> Tata cara tata ruang yang direvisi pada tahun 1627 (''Verneuerte Landesordnung'') juga merupakan dokumen kunci atas pengakuan karena menjadikan [[Katolik]] sebagai satu-satunya agama yang dapat ditoleransi secara hukum di [[Bohemia]], dan [[Ferdinand]] memberi kontrol [[Yesuit]] atas penyensoran, sekolah, dan Universitas Praha.<ref name=":0" /> Keputusan [[Ferdinand II, Kaisar Romawi Suci|Ferdinand II]] tentang kebijakan Gunung Putih didasarkan pada pemahamannya tentang hak-hak hukumnya. Dengan kata lain, Ferdinand percaya bahwa [[Bohemian]] dan Negara Bagian Austria Atas telah kehilangan hak mereka karena pemberontakan. Namun, di Austria Bagian Dalam dan Bawah, dia menghormati tradisi hukum mereka justru karena mereka tidak pernah menentang.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/1004308031|title=Crown, Church and estates : Central European politics in the sixteenth and seventeenth centuries|last=Breley|first=Robert|publisher=University of London. School of Slavonic and East European Studies.|year=1991|isbn=9781349215799|location=London|pages=226-244|chapter=Ferdinand II: Founder of the Habsburg Monarchy|oclc=1004308031|ref=harv}}</ref>

Universitas Praha, telah lama menjadi pusat intelektual religius [[reformasi]], ditempatkan di bawah wewenang Yesuit, yang bergabung dengan Klementinum mereka di tahun 1653. Rektor Universitas Karl Ferdinand ditunjuk bertanggung jawab dalam mengelola semua sekolah di kerajaan dan menjunjung tinggi pembatasan yang diberlakukan oleh penyensoran tingkat tinggi. Sebagai instrumen penyensoran, "Indeks Buku Terlarang dan Berbahaya" oleh Uskup Antonin Konia mencakup hampir semua literatur di Ceko dan khususnya karya penulis [[Hussite]], [[Lutheran]], dan [[Kalvinis]]. Karena bahkan bahasa itu sendiri dicurigai. Pengajaran bahasa Ceko hanya diperbolehkan pada tingkat awal sekolah. Seiring bahasa Jerman mendapatkan status bahasa resmi, bahasa Ceko menjadi bahasa yang lebih rendah dari bahasa strata dan bahasa Jerman dari nobles dan bangsawan.<ref name=":2" />


== Catatan kaki ==
== Catatan kaki ==
Baris 50: Baris 68:
* {{en}} {{Cite web|url=http://www.ce-review.org/99/13/stroehlein13.html|title=Central Europe Review - Not Just Prague|website=www.ce-review.org|ref=harv}}
* {{en}} {{Cite web|url=http://www.ce-review.org/99/13/stroehlein13.html|title=Central Europe Review - Not Just Prague|website=www.ce-review.org|ref=harv}}
* {{en}} {{Cite web|url=https://www.loc.gov/rr/european/cash/cash3.html|title=Czech and Slovak History: An Annotated Bibliography (European Reading Room, Library of Congress)|website=www.loc.gov|ref=harv}}
* {{en}} {{Cite web|url=https://www.loc.gov/rr/european/cash/cash3.html|title=Czech and Slovak History: An Annotated Bibliography (European Reading Room, Library of Congress)|website=www.loc.gov|ref=harv}}
* {{en}} {{Cite web|url=http://www.visitpraha.cz/?artid=36&lang=en&mode=normal|title=Sovereigns over the czech lands and Prague Castle, visitpraha.cz|last=(mrazek@msystem.cz)|first=Code: Lubor Mrazek|website=www.visitpraha.cz|language=en|ref=harv}}
{{portal bar|Eropa|Sejarah|Politik}}
{{portal bar|Eropa|Sejarah|Politik}}
{{Authority control}}
{{Authority control}}

Revisi per 12 November 2017 04.18

Pertempuran Gunung Putih
Bagian dari Perang Tiga Puluh Tahun
Battle of White Mountain
Pertempuran Gunung Putih (1620), Kaisar Spanyol menang melawan Johan Tzerclaes, Count dari Tilly
Tanggal8 November 1620
LokasiBílá Hora dekat Praha, Bohemia
(kini Praha, Republik Ceko)

50°04′42″N 14°19′10″E / 50.07833°N 14.31944°E / 50.07833; 14.31944Koordinat: 50°04′42″N 14°19′10″E / 50.07833°N 14.31944°E / 50.07833; 14.31944
Hasil

Kemenangan Ferdinand II, Kaisar Romawi Suci dan teman sekutu katoliknya

Hasil:

Hasil akhir Negara-negara Bohemian:

  • Berkurangnya logam berat, dan hasil pertanian
  • Penurunan populasi secara signifikan
  • Perpindahan agama menjadi Katolik
  • Pemberantasan Protestan
  • Penurunan pengguna bahasa Ceko
  • Jerman dikukuhkan sebagai bahasa resmi di aristokrasi Bohemian
  • Eksekusi Old Town Square
  • Aristokrasi Bohemian sebagian diasingkan ke negara Protestan

Hasil akhir bagi Kekaisaran Romawi Suci dan sekutunya:

Pihak terlibat
Bohemian Estates Kekaisaran Romawi Suci Kekaisaran Romawi Suci
Spanyol Spanyol
Liga Katolik
Tokoh dan pemimpin
Christian I dari Anhalt-Bernburg
Jindřich Matyáš Thurn
Charles de Longueval, Count dari Bucquoy
Johann Tserclaes, Count dari Tilly
Kekuatan
15,000 orang:
(Merupakan tentara bayaran dari Bohemia dan tanah Jerman, sekutu Hungaria dan Austria)
27,000 orang:
(dari Kekaisaran, Liga Katolik, pasukan dari Spanyol, Belanda - Spanyol dan Polandia Lisowczycy)
Korban
4,000 orang meninggal atau luka-luka[1] 700 orang meninggal atau luka-luka[1]

Pertempuran Gunung Putih (bahasa Ceska: Bitva na Bílé hoře; Jerman: Schlacht am Weißen Berg) merupakan pertempuran besar pertama pada tahap awal Perang Tiga Puluh Tahun.[2] Pertempuran ini merupakan pertempuran terpendek dalam sejarah Ceko, dengan dampak jangka panjang terbesar. Pertempuran ini menandai berakhirnya keragaman budaya religius di Bohemia yang ada di akhir Abad Pertengahan.[2]

Pendahuluan

Warga Protestan di Bohemia dianggap melanggar Surat Yang Mulia yang dikeluarkan Kaisar Rudolf II pada tahun 1609, yang telah memastikan kebebasan beragama di seluruh Bohemia.[3] Pada bulan Mei 1618, warga tersebut menyampaikan keluhan mereka atas masalah ini dan isu lainnya. Sekelompok bangsawan Bohemia bertemu dengan perwakilan kaisar di Istana Kerajaan di Praha. Pertemuan tersebut diakhiri dengan pelemparan dua perwakilan kaisar dan sekretarisnya. Mereka dilempar dari jendela tinggi dan terluka parah. Peristiwa ini dikenal sebagai Pelemparan di Praha kedua, dan memicu pemberontakan di Bohemia selama tahun 1618 hingga 1620.[4]

Pertempuran

Rencana pertempuran dalam Theatrum Europaeum. Bagian atas adalah pasukan Bohemia, dan bagian bawah adalah pasukan Kekaisaran dan angkatan bersenjata Bavaria.

Sekitar 20.000 hingga 21.000 tentara Bohemian dan tentara bayaran bertempur dengan koalisi Habsburg-Katolik dengan jumlah kekuatan yang jauh lebih besar di Gunung Putih (Bílé hoře). Pertempuran ini terjadi pada tanggal 8 November 1620, di dekat Praha, yang dipimpin oleh Maximilian I dan Pangeran Johann von Tilly. Pasukan Habsburg dan sekutu mereka di Liga Katolik mengalahkan tentara Ceko dalam sebuah pertempuran yang berpengaruh besar dalam sejarah Ceko hingga awal abad dua puluh. Pertempuran ini bukan Pertempuran Nasional Ceko melawan Jerman, melainkan pertempuran antara bangsawan Protestan di Bohemia, Ceko dan Jerman, serta dinasti Habsburg Katolik dengan sekutu mereka.[5] Pertempuran Gunung Putih lebih merupakan pertengkaran daripada pertempuran. Hal ini dikarenakan jumlah tentara Bohemia tidak sebanding dengan pasukan bersenjata Kaisar Ferdinand II. Pertempuran ini sebenarnya hanya berlangsung satu jam, yang membuat tentara Bohemia kewalahan. Sekitar 4.000 pemeluk Protestan tewas dan sebagian lainnya ditahan. Sementara korban di pihak Kekaisaran hanya berjumlah sekitar 700 orang.[4]

Ferdinand II memutuskan untuk menghukum warga Ceko atas serangkaian pemberontakan yang merupakan perlawanan terhadap peraturan Habsburg atas wilayah tersebut. Dia mengembalikan agama Katolik yang merupakan bagian dari identitas nasional Ceko, yang terkenal dengan motto-nya, "Lebih baik sebuah padang pasir daripada suatu negara yang dipenuhi orang-orang sesat."[6] Pada tanggal 21 Juni 1621 pagi, sebanyak 27 warga dan bangsawan dieksekusi di Old Town Square, Praha. Kepala mereka dipenggal dan dipertontonkan di tempat publik, di salah satu menara di Jembatan Charles. Penggalan kepala tersebut masih di sana hingga beberapa dekade berikutnya. Para korban tersebut baru dilakukan penguburan formal di Katedral Ty'n.[5]

Pada tahun 1622, Friedrich V melarang praktik iman Lutheran. Pada tahun 1626, dia memerintahkan semua orang Lutheran (kebanyakan dari mereka tidak terlibat dalam pemberontakan) untuk mengubah keyakinannya atau meninggalkan negara tersebut.[7] Pada tahun 1624, Friedrich V, seorang raja dari Palatine melakukan pengusiran imam non-Katolik dan melarang orang awam menerima komuni dengan sebuah Keputusan Kekaisaran, di mana Katolik sebagai satu-satunya denominasi yang diizinkan di Kerajaan Bohemia. Tiga tahun kemudian, pada bulan Juli 1627, Paten Pengkatolikan memaksa bangsawan Protestan untuk memilih agama Katolik atau diusir dari wilayahnya, yang mengakibatkan berpindahnya sekitar 20 persen bangsawan Bohemia dan Moravia.[5]

Dua puluh tujuh salib putih sekarang tertanam di trotoar di luar Balai Kota Lama di alun-alun. Setelah eksekusi, Friedrich melawan para bangsawan dan warga Ceko dengan merebut tanah milik bangsawan Protestan dan menjualnya atau memberikannya kepada kerabatnya di Habsburg. Tentara bayaran pasukan Habsburg diberi kompensasi dengan tanah, hal ini menyebabkan bangsawan asal Spanyol, Flemish, Irlandia, Italia, dan Jerman ke jajaran elite baru pemilik tanah. Klerus Katolik mendapatkan kembali status mereka yang hilang sebagai ahli waris dan tetap menjadi sekutu kuat dinasti Habsburg.[5]

Pengaruhnya hingga kini

Edisi pertama Labyrinth of the World and Paradise of the Heart (1631) yang hilang di Bohemia hingga akhir abad 18.
Dua puluh tujuh salib putih di tanam di trotoar sebagai penghormatan bagi para korban.

Pertempuran Gunung Putih bukan hanya titik puncak keterlibatan militer Maximilian I dan Friedrich V dalam Perang Tiga Puluh Tahun. Pertempuran ini juga melibatkan para intelektual dan seniman dari kedua belah pihak dengan mengobarkan perang lewat kata-kata dalam bentuk panegirik, lembar lebar, satire, lagu 'rakyat', permadani, monumen, dan potret. Pada periode kritis ini, penulis dan seniman menggunakan bakat mereka untuk mempertahankan kekuasaan dan pandangan dunia masing-masing. Bersamaan dengan itu, perjuangan antara Friedrich V dan Maximilian I mengenai status kepemilikan akan tanah Palatine memainkan peran penting dalam memperpanjang Perang Tiga Puluh Tahun.[2] Di antara para intelektual Protestan yang meninggalkan tanah air mereka adalah John Amos Comenius, seorang humanis dan pendidik yang pada tahun 1623 karya satirnya berjudul The Labyrinth of the World and the Paradise of the Heart, hilang di Bohemia hinga akhir abad ke-18. Comenius telah menjadi pemimpin Kelompok Persaudaraan di Moravia dan menjadi seorang uskup setelah bergabung dengan kelompok berbeda dari kepercayaannya untuk melarikan diri dari kebijakan Kontra-reformasi di Bohemia. Comenius akhirnya pindah ke Amsterdam, di mana dia meninggal pada tahun 1670, namanya diresmikan menjadi nama sebuah universitas di ibukota Slowakia, Bratislava.[5]

Peraturan Pemerintah atas Tanah Ceko (1627) menetapkan dasar hukum bagi absolutisme Habsburg. Semua tanah di Ceko dinyatakan sebagai properti turun temurun dinasti Habsburg. Fungsi legislatif dewan, baik dari Bohemia dan Moravia dicabut; semua undang-undang berikutnya harus berdasarkan keputusan kerajaan, dan hanya menerima persetujuan formal dari dewan. Pejabat tertinggi kerajaan, yang dipilih dari kalangan bangsawan setempat, akan dipilih dengan ketat oleh raja. Dengan demikian, Kerajaan di Bohemia yang otonom berubah. Aturan dinasti Habsburg lebih jauh ditopang oleh imigrasi skala besar warga Jerman Katolik yang berasal dari wilayah Jerman Bagian Selatan ke Bohemia. Warga Jerman menjadi pemilik sebagian besar tanah Ceko dan menjadi bangsawan Bohemia baru. Para bangsawan Katolik Ceko yang tersisa secara bertahap meninggalkan Ceko dan menjadi pelayan setia sistem Kekaisaran. Imigran Katolik Jerman mengambil alih perdagangan dan industri.[8] Setelah kekalahan Ceko, perang agama tetap berlanjut. Perang Tiga Puluh Tahun (1618-48) antara pangeran Protestan Jerman melawanKaisar Romawi Suci melibatkan kekuatan asing yang melampaui wilayah Jerman sendiri. Ceko bertempur di semua sisi, dan sebagian besar jenderal Ceko yang memberontak bergabung dengan tentara Protestan.[8]

Dalam banyak hal, Friedrich V dan Protestan dari Palatinate bagian atas dan bawah mengalami nasib yang sama seperti Bohemia dan Moravia setelah kekalahan mereka di Gunung Putih: pengasingan dan pengakuan Katolik yang dipaksakan oleh sekutu Kaisar, terutama sepupu Fiedrich V, yaitu Maximilian I. Contoh pengalaman bersama adalah pengalaman karir Jan Jessenius. Jessenius adalah mantan dokter Rudolf II dari Transylvania dan rektor Universitas Praha sejak 1617. Pada tahun 1619, dia telah menerbitkan sebuah risalah mengenai pembaharuan Universitas Praha.[9] Setelah Pertempuran Gunung Putih, Ferdinand II memilikinya sebagai pemimpin kunci lainnya atas Pemberontakan Bohemia yang dieksekusi di sepanjang Jembatan Charles pada tahun 1621.[9] Pada tanggal 10 November 1622, Kaisar Ferdinand II mengumumkan penyatuan Universitas Praha dan Kolese Jesuit.[2] Tata cara tata ruang yang direvisi pada tahun 1627 (Verneuerte Landesordnung) juga merupakan dokumen kunci atas pengakuan karena menjadikan Katolik sebagai satu-satunya agama yang dapat ditoleransi secara hukum di Bohemia, dan Ferdinand memberi kontrol Yesuit atas penyensoran, sekolah, dan Universitas Praha.[2] Keputusan Ferdinand II tentang kebijakan Gunung Putih didasarkan pada pemahamannya tentang hak-hak hukumnya. Dengan kata lain, Ferdinand percaya bahwa Bohemian dan Negara Bagian Austria Atas telah kehilangan hak mereka karena pemberontakan. Namun, di Austria Bagian Dalam dan Bawah, dia menghormati tradisi hukum mereka justru karena mereka tidak pernah menentang.[10]

Universitas Praha, telah lama menjadi pusat intelektual religius reformasi, ditempatkan di bawah wewenang Yesuit, yang bergabung dengan Klementinum mereka di tahun 1653. Rektor Universitas Karl Ferdinand ditunjuk bertanggung jawab dalam mengelola semua sekolah di kerajaan dan menjunjung tinggi pembatasan yang diberlakukan oleh penyensoran tingkat tinggi. Sebagai instrumen penyensoran, "Indeks Buku Terlarang dan Berbahaya" oleh Uskup Antonin Konia mencakup hampir semua literatur di Ceko dan khususnya karya penulis Hussite, Lutheran, dan Kalvinis. Karena bahkan bahasa itu sendiri dicurigai. Pengajaran bahasa Ceko hanya diperbolehkan pada tingkat awal sekolah. Seiring bahasa Jerman mendapatkan status bahasa resmi, bahasa Ceko menjadi bahasa yang lebih rendah dari bahasa strata dan bahasa Jerman dari nobles dan bangsawan.[5]

Catatan kaki

  1. ^ a b Bílá Hora., Ottův slovník naučný (1888–1909) a Ottův slovník naučný nové doby (1930–1943). (di Ceko)
  2. ^ a b c d e L., Thomas, Andrew (2010). A house divided : Wittelsbach confessional court cultures in the Holy Roman Empire, c. 1550-1650. Leiden: Brill. hlm. 5; 251–253. ISBN 9789004183568. OCLC 668214376. 
  3. ^ Helfferich, Tryntje. (2009). The Thirty Years War : a documentary history. Indianapolis: Hackett Pub. Co. ISBN 1603842292. OCLC 609850911. 
  4. ^ a b Guthrie, William P. (2002). Battles of the Thirty Years War : from White Mountain to Nordlingen, 1618-1635. Westport, CT: Greenwood Press. ISBN 0313320284. OCLC 46473894. 
  5. ^ a b c d e f M., Mahoney, William (2011). The history of the Czech Republic and Slovakia. Santa Barbara, Calif.: Greenwood. hlm. 78–80. ISBN 9780313363054. OCLC 712040455. 
  6. ^ Steed, Henry Wickham. (2009). The making of a state : memories and observations, 1914-1918 (edisi ke-Digitally reprinted). New York: Ishi Press. ISBN 0923891331. OCLC 900192002. 
  7. ^ Wedgwood, Cicely Veronica. (2005). The Thirty Years War. New York: New York Review Books. hlm. 158; 224. ISBN 1590171462. OCLC 57010133. 
  8. ^ a b Gawdiak, Ihor (1987). "Czech Republic - Consequences of Czech Defeat". countrystudies.us. Washington: GPO for the Library of Congress. Diakses tanggal 2017-11-12. 
  9. ^ a b Ferdinand, Seibt. (1974). Bohemia sacra : das Christentum in Böhmen 973-1973. Düsseldorf: Pädagogischer Verlag Schwann. hlm. 416. ISBN 9783590302471. OCLC 1515261. 
  10. ^ Breley, Robert (1991). "Ferdinand II: Founder of the Habsburg Monarchy". Crown, Church and estates : Central European politics in the sixteenth and seventeenth centuries. London: University of London. School of Slavonic and East European Studies. hlm. 226–244. ISBN 9781349215799. OCLC 1004308031. 

Bacaan lanjut

Pranala luar