Tutut jawa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tutut jawa
Filopaludina javanica
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
(tanpa takson):
Superfamili:
Famili:
Genus:
Spesies:
F. javanica
Nama binomial
Filopaludina javanica
(von dem Busch, 1844)[2]
SinonimCatalogue of Life
  • Paludina javanica von dem Busch, 1844[3] (basionym)
  • Bellamya angularis Mousson, 1849
  • Bellamya chinensis Reeve, 1863
  • Bellamya costata
  • Bellamya gratiosa Leschke, 1914
  • Bellamya hortulana Kobelt, 1908
  • Bellamya javanica (von dem Busch, 1844)
  • Bellamya rouyeri Bullen, 1904
  • Bellamya virescens Reeve, 1863
  • Idiopoma javanica (von dem Busch, 1844)
  • Siamopaludina javanica (von dem Busch, 1844)

Tutut jawa[4] (Filopaludina javanica) adalah sejenis siput air tawar anggota suku Viviparidae. Siput atau keong yang biasa ditemukan di sawah atau sungai ini acap dikonsumsi sebagai sumber protein[5] yang murah dan mudah didapat, terutama di perdesaan di Jawa. Nama-nama lainnya, di antaranya, tutut (Sd.); kraca (Jw.), dan lain-lain.

Pengenalan[sunting | sunting sumber]

Sepiring tutut rebus, sebagaimana dijual di Bogor

Siput air tawar dengan tinggi cangkang sekitar 40 mm dan garis tengah 15–25 mm. Kerucutnya membulat, agak tipis; kuning kehijauan, hijau kecokelatan, atau cokelat kemerahan; bergaris-garis tumbuh halus; kadang-kadang dihiasi 3-5 garis lingkar cokelat kehitaman. Puncaknya agak runcing tetapi rompang. Tepi cangkangnya menyiku tumpul pada hewan yang muda. Jumlah seluknya 6-7, agak cembung, dengan seluk akhir yang berukuran besar. Umbilikus (pusar) sempit, kadang-kadang dibatasi oleh lunas. Mulut cangkang miring, membundar, dengan tepi bersambung dan kadang dibatasi dengan warna hitam. Dasar cangkang membulat. Operkulum (tutup cangkang) agak bundar telur, tipis, agak cekung, cokelat kehitaman, bergaris-garis konsentrik dengan inti yang terletak agak ke tepi.[4]

Agihan dan habitat[sunting | sunting sumber]

Siput ini menyebar luas sejak dari Thailand, Kamboja, Malaysia, Filipina dan Indonesia,[2][4] termasuk pula di Papua.[6]

Tutut jawa sering ditemukan menempel pada batu-batuan atau bersembunyi di dasar berlumpur perairan tawar seperti danau, rawa, kolam, sungai, persawahan, dan saluran-saluran irigasi. Keong ini hidup sampai ketinggian 1.400 m dpl.[4]

Manfaat[sunting | sunting sumber]

Tutut jawa kerap dikumpulkan orang untuk dimakan atau dijual,[4] baik dalam keadaan segar atau dimasak. Namun demikian, keong sawah ini tercatat sebagai salah satu inang antara bagi cacing parasit Echinostoma, yang menyebabkan penyakit radang usus.[4] Memasak atau merebusnya dengan baik dan dalam waktu yang cukup lama dapat membunuh larva-larva cacing Echinostoma yang berada dalam daging tutut.[5]

Tutut yang hidup di tempat tercemar, dagingnya pun dapat turut tercemar; di antaranya oleh kandungan logam berat yang terlarut dalam air.[7]

Catatan taksonomis[sunting | sunting sumber]

Taksonomi spesies ini belum mantap.[2][8] Sebelumnya dimasukkan ke dalam marga Bellamya Jousseaume (1886), keong ini kemudian dipindahkan ke dalam Siamopaludina Brandt (1968), dan akhirnya Filopaludina Habe (1964).[8] Sementara, pakar yang lain memasukkannya sebagai anggota marga Idiopoma Pilsbry (1901).

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Köhler F., Sri-aroon P. & Simonis J. (2012). "Idiopoma javanica". In: IUCN 2014. IUCN Red List of Threatened Species. Version 2014.2. <www.iucnredlist.org>. Downloaded on 13 Aug 2014.
  2. ^ a b c Catalogue of Life: Filopaludina javanica
  3. ^ Philippi, R.A. 1845. Abbildungen und Beschreibungen neuer oder wenig gekannter Conchylien, unter Mithülfe mehrerer deutscher Conchyliologen. Erster Band. - pp. [1-11], 1-204, Tab. [1-48]. Cassel. (Th. Fischer). (Paludina javanica: p. 114, & Paludina Tab. 1 f. 12 & 11)
  4. ^ a b c d e f Djajasasmita, M. 1999. Keong dan Kerang Sawah: 13. Seri Panduan Lapangan LIPI. Bogor: Puslitbang Biologi LIPI.
  5. ^ a b Sulianti, A. 2008. Cooking Echinostoma-infected Bellamya javanica for safe consumption Diarsipkan 2014-08-14 di Wayback Machine.. Proceedings of the Third ASEAN Congress of Tropical Medicine and Parasitology (ACTMP3). The Windsor Suites Hotel, Bangkok, Thailand, 22-23 May 2008. Parasites: a hidden threat to global health 2009 pp. 28-32. Diakses 14/08/14
  6. ^ Marwoto, R.M. & A.S. Nurinsiyah. 2009. A preliminary study of freshwater snail Viviparidae in Indonesia: study on morphology of the genus Filopaludina Habe, 1964 (Mollusca: Gastropoda, Viviparidae)
  7. ^ Siregar, N.M.A. 2013. Analisis kandungan logam berat Pb dan Cd pada keong tutut (Bellamya javanica v.d Bush 1844) di Waduk Saguling, Jawa Barat. Skripsi pada Fakultas Perikanan IPB, Bogor. (tidak diterbitkan)
  8. ^ a b Marwoto, R.M. & A.S. Nurinsiyah. 2009. "Keanekaragaman keong air tawar marga Filopaludina di Indonesia dan status taksonominya (Gastropoda: Viviparidae)". Prosiding Seminar Nasional Moluska 2: “Moluska: Peluang Bisnis dan Konservasi”. Bogor, 11-12 Februari 2009. Hal. II-202 - 213 (laman ResearchGate)

Pranala luar[sunting | sunting sumber]