Tes Rinne

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tes Rinne
Diagnostik
ICD-9-CMICD9proc

Tes Rinne merupakan sebuah tes pendengaran yang dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan pendengaran pada satu telinga (tuli unilateral).[1] Hal ini membedakan persepsi suara yang dihantarkan oleh konduksi udara dengan suara yang dihantarkan oleh konduksi tulang melalui mastoid. Dengan demikian dapat dinilai dengan cepat suatu keadaan tuli konduksi. Tes Rinne harus dibandingkan dengan Tes Weber untuk mendeteksi tuli sensorineural.

Tes Rinne dinamakan sesuai dengan nama ahli telinga berkewarganegaraan Jerman Heinrich Adolf Rinne (1819-1868);[2].

Prosedur[sunting | sunting sumber]

Tes Rinne dilakukan dengan cara meletakkan suatu garputala frekuensi tinggi (512 Hz) yang bergetar pada tulang mastoid pasien dan meminta kepada pasien untuk memberitahu kapan getaran garputala tersebut tidak terdengar lagi, kemudian dengan cepat garputala tersebut diletakkan 1–2 sentimeter di depan liang telinga, dan kemudian bertanya kembali kepada pasien apakah getaran tersebut masih dapat terdengar.

Hasil[sunting | sunting sumber]

Pendengaran normal: Konduksi udara seharusnya lebih besar daripada konduksi tulang dan pasien seharusnya mampu mendengar garputala yang diletakkan di depan liang telinga setelah ia tidak mampu lagi mendengarnya di mastoid.

Pendengaran abnormal:

  • Jika mereka tidak mampu mendengar garputala setelah tes mastoid, hal itu berarti konduksi tulang lebih besar daripada konduksi udara. Hal ini mengindikasikan adanya suatu hambatan getaran suara mulai dari liang telinga, telinga tengah, hingga koklea (misal: adanya tuli konduksi).
  • Pada tuli sensorineural kemampuan mendengar garputala baik oleh konduksi tulang dan udara mengalami penurunan. Pasien dengan tuli sensorineural hearing biasanya dapat mendengar lebih baik pada proses mastoid daripada proses udara, namun mengindikasikan adanya suara yang terhenti lebih cepat daripada pasien dengan tuli konduksi.

Catatan[sunting | sunting sumber]

Tes Rinne tidak cukup sebagai sarana untuk membedakan tuli konduksi dan sensorineural, terutama sekali pada tuli sensorineural total dan berat, yang akan memberikan hasil negatif palsu. Tes audiometri formal harus dilakukan bila terdapat hasil yang abnormal.

Konduksi udara vs konduksi tulang[sunting | sunting sumber]

Konduksi udara menggunakan organ-organ pada telinga daun telinga, gendang telinga, dan osikel untuk memperkuat suara dan mengalirkan suara ke konduksi tulang dan menyebabkan suara dapat langsung ditransmisikan ke telinga dalam atau melalui tengkorak ke telinga sebelahnya.

Deskripsi Hubungan Positif/negatif
Pada telinga normal, konduksi udara (AC) lebih baik daripada konduksi tulang (BC) AC > BC hal ini disebut sebagai Rinne positif
Pada tuli konduksi, konduksi tulang lebih baik daripada konduksi udara AC < BC Rinne negatif
Pada tuli sensorineural, konduksi tulang dan udara menurun, menyebabkan tidak ada perbedaan antara keduanya AC > BC Rinne positif
Pada tuli sensorineural, dapat terjadi negatif palsu AC < BC Rinne negatif

Risiko[sunting | sunting sumber]

Tes ini merupakan salah satu tes yang cepat dan tidak dapat digunakan sebagai pengganti audiometri. Belakangan, nilainya sebagai tes skrining telah dipertanyakan.[3]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Thijs C, Leffers P (January 1989). "Sensitivity and specificity of Rinne tuning fork test". BMJ. 298 (6668): 255. PMC 1835543alt=Dapat diakses gratis. PMID 2493884. 
  2. ^ F. H. A. Rinne. Beiträge zur Physiologie des menschlichen Ohres. Vierteljahrsschrift für die praktische Heilkunde, Prague, 1855, 45: 71-123.
  3. ^ Bagai A, Thavendiranathan P, Detsky AS (January 2006). "Does this patient have hearing impairment?". JAMA. 295 (4): 416–28. doi:10.1001/jama.295.4.416. PMID 16434632. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]