Tanjung Medang, Hulu Kuantan, Kuantan Singingi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tanjung Medang
Negara Indonesia
ProvinsiRiau
KabupatenKuantan Singingi
KecamatanHulu Kuantan
Kode pos
29565
Kode Kemendagri14.09.12.2010
Luas3.100 Ha
Jumlah penduduk872 jiwa


Tanjung Medang adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Hulu Kuantan, Kuantan Singingi, Riau, Indonesia.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Desa Tanjung Medang merupakan salah satu dari 11 desa yang berada di Kecamatan Hulu Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi. Desa Tanjung Medang pada mulanya merupakan suatu dusun yang berada di desa mudik ulo. Pada tahun 1975 pemerintahan melakukan pemekeran terhadap desa Mudik ulo sehingga pada tahun 1978 resmi terbentuknya Desa Tanjung Medang. Berikut ini nama kepala desa tanjung medang yang pernah menjabat.

  1. Rustambe
  2. Supriadi
  3. Apriyunis
  4. Helmi
  5. Ridon Sahril
  6. Yasmardi
  7. Musliadi sampai sekarang

Geografis[sunting | sunting sumber]

Wilayah Desa Tanjung Medang memiliki luas wilayah kurang lebih 3.100 Ha. Jarak desa Tanjung Medang ke ibu kota kabupaten yaitu sekitar 45 km. Batas Desa Tanjung Medang yaitu :

Batas Desa/Kecamatan Wilayah
Barat Desa Pangkalan Indaruang Kab.Kuantan Singingi
Timur Desa Mudik Ulo Kab.Kuantan Singingi
Utara Desa Logas Kab.Kuantan Singingi
Selatan Desa Inuman dan Mudik Ulo Kab.Kuantan Singingi

Desa Tanjung Medang terdiri atas 3 Dusun yaitu Dusun Manggis, Dusun Beringin dan Dusun Baru. Jumlah penduduk di desa Tanjung Medang dapat dikelompokkan berdasarkan usia, keyakinan yang dianut, jenjang pendidikan dan jenis mata pencaharian.

Kependudukan[sunting | sunting sumber]

Penduduk Tanjung Medang mayoritas peduduk yang telah menetap secara turun-menurun diwilayah tersebut dan ada juga penduduk pendatang dari desa bahkan kota lain.

DESA TANJUNG MEDANG

  1. Jumlah Penduduk  : 872 Jiwa
  2. Jumlah KK  : 218 KK
  3. Jumlah Penduduk Laki-Laki  : 400 Jiwa
  4. Jumlah Penduduk Perempuan : 372 Jiwa
  5. Jumlah Lansia  : 100 Jiwa

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Pada umumnya masyarakat desa Tanjung Medang bekerja sebagai petani karet dan sawit. Disamping itu, ada juga masyarakat yang bekerja di sektor pertambangan. Mayoritas masyarakat kebun milik pribadi dan sebagian lagi bekerja di kebun milik orang lain. Dari segi ekonomi, tidak ditemukan masalah yang berarti pada masyarakat desa Tanjung Medang. Sehingga sebagian besar mata pencaharian masyarakat desa ini adalah bertani dan berkebun untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

a. Perkebunan

Jenis tanaman :

  • Kelapa Sawit  : 843 Ha
  • Karet  : 859 Ha
  • Kakoa  : 150 Ha

b. Peternakan

Jenis ternak

  • Sapi  : 70 ekor
  • Kerbau  : 50 ekor
  • Kambing  : 40 ekor
  • Ayam  : 100 ekor

Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Desa Tanjung Medang memiliki suatu potensi dalam sektor pariwisata yang belum terkekspos keluar, yakni Desa Tanjung Medang memiliki dua buah air terjun. Air terjun yang dimaksud adalah Air Terjun Patenggi dan Air Terjun Galogah. Air terjun ini memiliki pesona yang sangat menarik untuk kunjungi sebagai tempat pariwisata. Namun, diantara air terjun tersebut yang sering dikunjungi adalah air terjun patenggi yang lebih mudah diakses.

Sejarah adat mengenai air terjun Patenggi sudah lama ada menurut pepatah orang terdahulu. Air terjun Patenggi yang nama sebenarnya yaitu Puar Tinggi/pancuang Puar Tinggi. Dikatakan pancuang Puar Tinggi karena ada seorang datuk yang bernama datuk Ulo yang merupakan orang yang pertama kali menelusuri batang sungai dari muara sampailah kepada sungai yang terdapat air terjun. Oleh karena itu, dibuatlah batasan dengan menebas sebuah tanaman yang bernama puar.

Air Terjun Patenggi terletak di Desa Tanjung Medang, Kecamatan Hulu Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi. Jarak air terjun ini sekitar 4 km dari pusat desa. Air Terjun Patenggi yang terletak di bawah bukit-bukit ini memiliki suasana alam yang masih asri, dan di sekelilingnya terdapat hutan rimba yang cukup rimbun. Air Terjun Patenggi terbagi menjadi 2 tingkat serta 2 buah kolam yang cukup besar di bawahnya sehingga pengunjung yang datang bisa berenang bebas atau hanya sekedar menikmati suasana di sekeliling air terjun tersebut. Air terjun ini bisa ditempuh menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat, tetapi kebanyakan masyarakat menggunakan kendaraan roda dua. Akses menuju air terjun ini masih kurang bagus karena jalannya belum diaspal kemudian juga melewati beberapa tanjakan yang cukup tinggi. Selain melewati tanjakan yang cukup tinggi, pengunjung juga disambut dengan indahnya perkebunan sawit di sepanjang jalan menuju air terjun tersebut.