Sirnarasa, Cikakak, Sukabumi
Sirnarasa | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Kabupaten | Sukabumi |
Kecamatan | Cikakak |
Kode Kemendagri | 32.02.03.2007 |
Luas | 4.190 ha |
Jumlah penduduk | 5.410 jiwa[1] |
Kepadatan | 129 jiwa/km²[1] |
Sirnarasa adalah desa di kecamatan Cikakak, Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia. Berjarak kurang lebih 30 km dari Palabuhanratu, ibukota Kabupaten Sukabumi, desa ini berada pada ketinggian antara 700–1.000 m dpl. Jalan menuju Desa Sirnarasa sudah beraspal, akan tetapi jalan di dalam desa menuju lokasi perkampungan penduduk masih berbatu-batu (jalan makadam).
Topografi wilayah umumnya bergunung-gunung dan berlembah. Batas-batasnya adalah:
- Sebelah utara berbatasan dengan Desa Sirnaresmi
- Sebelah timur berbatasan dengan Desa Cileungsing
- Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Margalaksana, dan
- Sebelah barat berbatasan dengan Desa Karangpapak
Wilayah Desa Sirnarasa tercatat seluas 4.190,4 hektare, terdiri dari kawasan hutan negara 1.969 ha, hutan rakyat 275 ha, persawahan 636 ha, kebun-kebun campuran 602 ha, lahan perkebunan swasta 1,5 ha, dan tanah darat 952 ha[1]. Wilayah ini terbagi menjadi 4 kadusunan yakni Paguyangan, Sirnarasa, Cihangasa dan Gunung Puntang dengan jumlah rukun warga sebanyak 10 RW dan rukun tetangga 29 RT.
Sampai dengan tahun 2006, penduduk desa ini berjumlah 5.410 jiwa (1.702 kk); dengan penduduk laki-laki sebanyak 2.824 jiwa dan perempuan 2.586 jiwa. Berdasarkan mata pencahariannya, di Sirnarasa terdapat petani 476 orang, buruh tani 1.017 orang, pedagang 51 orang, PNS 14 orang dan guru honorer 10 orang. Kemudian selebihnya adalah tukang ojek sebanyak 75 orang, sopir 10 orang, peternak 5 orang, dan pengrajin 25 orang.[1]
Banyak penduduk Desa Sirnarasa yang menggarap lahan kawasan hutan negara; proporsinya mendekati 60% penduduk desa ini atau l.k. 1000 kk. Lahan hutan ini dikelola secara tumpangsari sehingga membentuk wanatani. Kawasan hutan ini semula berada di bawah manajemen Perum Perhutani, akan tetapi semenjak tahun 2003 dialihkan pengelolaannya ke Balai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak[2].
Di samping itu penduduk Sirnarasa juga banyak membudidayakan ikan di kolam-kolam air tawar karena pasokan air dari pegunungan Halimun cukup melimpah. Demikian pula ternak, seperti kerbau, domba, dan kambing banyak dipelihara warga karena lahan penggembalaan dan pakan ternak tersedia mencukupi. Sirnarasa banyak menghasilkan gula aren dan juga kolang-kaling.
Adat dan budaya
Sirnarasa merupakan salah satu desa tradisional Sunda yang masih memegang adat dengan kuat. Secara budaya, Sirnarasa termasuk ke dalam wilayah Kasepuhan Ciptagelar, wilayah adat Banten Kidul. Di wilayah adat Kasepuhan ini, banyak kegiatan-kegiatan pertanian –terutama yang terkait dengan budidaya padi– yang harus mengikuti ketentuan-ketentuan adat. Salah satu upacara besar yang menarik perhatian publik, bahkan sering dianggap sebagai atraksi wisata kultural yang langka, adalah kegiatan Seren Taun sebagai perwujudan rasa terima kasih petani atas karunia Tuhan berupa keberhasilan panen. Seren Taun biasanya diselenggarakan di sekitar bulan Juli-Agustus.
Rujukan
Pranala luar
- Kompas.com: Ribuan Warga Adat Ciptagelar Rayakan Seren Taun
- Budaya masyarakat Kasepuhan Banten Kidul
- Seren Taun Ciptagelar 2008
6°52′24.61″S 106°31′15.26″E / 6.8735028°S 106.5209056°E