Sekolah Murid Merdeka

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sekolah Murid Merdeka adalah sekolah non konvensional yang menggabungkan pembelajaran daring dan luring pertama di Indonesia. Berdiri pada 2019, Sekolah Murid Merdeka membuka kelas pertamanya pada jenjang PAUD (3-6 tahun) dengan model kelas daring. Pembelajaran sekolah dimulai pada pertengahan 2020 tepat pada saat pandemi Covid-19 sedang marak menyebar di Indonesia. Sekolah Murid Merdeka memberikan pilihan sekolah yang tetap dapat diakses tanpa keluar rumah.

Mulai 2021, Sekolah Murid Merdeka meluncurkan kelas luring pertamanya yang berada di Kudus, Jawa Timur untuk jenjang PAUD. Kelas luring ini menjadi prototype sekolah blended learning yang menjadi cikal bakal pengembangan sekolah luring Sekolah Murid Merdeka di berbagai kota lainnya.

Berpusat di Jakarta Selatan, Sekolah Murid Merdeka menjalankan operasional sekolah bersama dengan jajaran tenaga pendidik dan perangkat sekolah lainnya secara daring dan luring. Tenaga pendidik tersebar di berbagai daerah mulai dari dalam negeri hingga luar negeri. Persebaran mengajar terdapat di Padang, Medan, Riau, Palembang, Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Bali, hingga Inggris.

Pendiri[sunting | sunting sumber]

Sekolah Murid Merdeka didirikan oleh Najeela Shihab. Selain Sekolah Murid Merdeka, Najeela Shihab juga menjadi pendiri dari Sekolah Cikal.

Lokasi sekolah[sunting | sunting sumber]

Sekolah Murid Merdeka memiliki ruang belajar daring dan luring yang bisa diakses oleh siswa dan orang tua sesuai dengan kebutuhannya.

  • Lokasi Daring Sekolah dilakukan melalui aplikasi Zoom meeting sesuai jadwal belajar yang dipilih siswa, dan dilakukan dari lokasi tiap siswa.
  • Lokasi Luring Sekolah luring Sekolah Murid Merdeka disebut juga dengan istilah hub. Hub ini tersebar di berbagai pulau dan provinsi mulai dari Sumatra, Jawa, dan Bali. Murid yang memilih program sekolah Tatap Muka Rutin (TMR), akan melakukan kegiatan pembelajaran di hub terdekat dari lokasi siswa. Menginduk pada satu hub utama, saat siswa berkunjung ke kota lain dan ingin belajar dari hub terdekat di kota tersebut, siswa dapat mendaftarkan diri untuk ikut belajar dengan menumpang pada hub terdekat. Berikut daftar lokasi luring Sekolah Murid Merdeka:
    1. Sumatera Utara Hub Medan
      • Gajah Mada
    2. DKI Jakarta
      • Hub Jakarta Barat - Grogol
      • Hub Jakarta Timur - Cakung
      • Hub Jakarta Timur - Duren Sawit
      • Hub Jakarta Pusat - Tanah Abang
      • Hub Jakarta Selatan - Tebet
      • Hub Jakarta Selatan - Cilandak
    3. Banten
      • Hub Tangerang Selatan - Bintaro Sektor IX
      • Hub Tangerang Selatan - Ciputat
      • Hub Tangerang Selatan - Pamulang
      • Hub Tangerang Selatan - Pondok Cabe
      • Hub Tangerang Selatan - Sarua Permai
    4. Jawa Barat
      • Hub Bandung - Eduverse 1
      • Hub Bandung - Eduverse 2
      • Hub Bekasi - Kemang Pratama
      • Hub Bekasi - Agus Salim
      • Hub Bekasi - Harapan Indah
      • Hub Bekasi - Jati Bening
      • Hub Depok - Cibubur
      • Hub Depok - Depok Jaya
      • Hub Bogor - Pandu Raya
    5. DI Yogyakarta
      • Hub Yogyakarta - Bantul
    6. Jawa Tengah
      • Hub Solo - Laweyan
      • Hub Semarang - Gajahmungkur
    7. Jawa Timur
      • Hub Malang - Raya Langsep
      • Hub Surabaya - Airlangga
    8. Bali
      • Hub Bali - Denpasar Timur

Jenjang belajar[sunting | sunting sumber]

Sekolah Murid Merdeka membuka jenjang belajar mulai dari PAUD, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada jenjang Sekolah Dasar, siswa dapat diterima mulai dari usia 6 tahun, sedikit berbeda dengan sekolah konvensional.

Sekolah Murid Merdeka juga membuka kelas inklusi untuk siswa yang membutuhkan perhatian khusus non fisik seperti lambat belajar, komunikasi sosial, atau indikasi kebutuhan khusus lainnya.

Kurikulum[sunting | sunting sumber]

Sekolah Murid Merdeka menggunakan kurikulum merdeka dalam pembelajarannya. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.[1] Dalam penerapannya, kurikulum merdeka didampingi dengan prinsip 5M yang diaplikasikan dalam bahan ajar setiap jenjang. Prinsip 5M tersebut meliputi:

  1. Memanusiakan hubungan,
  2. Memahami konsep,
  3. Membangun keberlanjutan,
  4. Memilih tantangan,
  5. Memberdayakan konteks.

Metode pembelajaran[sunting | sunting sumber]

Sekolah Murid Merdeka menggunakan metode pembelajaran yang disebut blended learning, yaitu metode pembelajaran dengan mengombinasikan praktik pendidikan konvensional tatap muka dengan metode digital atau daring. Metode blended learning memberikan siswa waktu belajar dalam ruang kelas yang lebih sedikit, sehingga punya waktu untuk melakukan eksplorasi materi diluar jam belajar.

Variasi kombinasi pembelajaran metode digital dilakukan dengan menggunakan fitur-fitur permainan daring seperti Gartic, Wheels of Name, Mentimeter, Word Wall, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk praktik metode tatap muka dilakukan dengan pembelajaran berbasis proyek seperti pameran karya.

Diagram metode pembelajaran ini dapat disimak sebagai berikut: [1]

Waktu belajar[sunting | sunting sumber]

Waktu belajar di Sekolah Murid Merdeka menyesuaikan dengan pilihan kelas yang diambil siswa.

  1. Kelas daring Pada kelas daring, siswa belajar lewat pertemuan tatap muka daring sebanyak 2 kali setiap minggu melalui aplikasi Zoom meeting. Jadwal yang Sekolah Murid Merdeka sediakan adalah Senin & Rabu, Selasa & Kamis, Rabu & Jumat, Sabtu & Minggu, menyesuaikan dengan hari yang dipilih siswa. Setiap pertemuan tatap muka daring berdurasi 45-60 menit menyesuaikan jenjang kelas, dan tersedia pilihan jam untuk hadir baik pagi hari pukul 10.00 atau 16.00 WIB.
  2. Kelas luring Dikenal juga dengan Tatap Muka Rutin (TMR) yang dilakukan di hub-hub Sekolah Murid Merdeka 3 kali seminggu. Durasi pembelajaran adalah 120 menit.

Kompetensi yang dikembangkan[sunting | sunting sumber]

Sekolah Murid Merdeka menggunakan kurikulum berbasis kompetensi dengan metode pembelajaran blended learning. Terdapat 9 kompetensi yang diasah di sekolah ini. Kompetensi tersebut adalah:

  1. Merdeka Belajar
    • Berkomitmen Anak yang memiliki tujuan secara spesifik, berfokus pada rencana strategis untuk mencapai tujuan belajar dan capaian keahlian, disiplin serta dapat menyelesaikan sebuah tugas tepat waktu, dan berkeinginan untuk melakukan lebih dari persyaratan minimum.
    • Mandiri Anak percaya bahwa dirinya memiliki kendali. Anak dapat mengatasi tantangan sendiri secara gigih dan tangguh, memiliki motivasi internal untuk belajar karena diri sendiri, dan dapat mengelola emosi dan perilaku yang dapat diterima oleh lingkungan sosial.
    • Reflektif Anak memiliki kemampuan mengevaluasi diri secara kritis untuk mengidentifikasi kekuatan dan batasan mereka, mengetahui kompetensi diri; menganalisa situasi untuk mendukung belajar, dan dapat mengkonstruksikan pemahaman dari apa yang sudah dipelajari.
  2. Merdeka Berkolaborasi
    • Berprinsip Anak menunjukkan sikap berintegritas; Murid dapat memahami, menghargai dan menjalankan sikap toleransi; Menyeimbangkan kesehatan fisik dan mental; Merupakan individu yang tanggap terhadap lingkungan sosial.
    • Komunikatif Anak mampu mengekspresikan diri mengungkapkan gagasan dan perasaan dengan bahasa yang jelas dan tepat; Mampu mengidentifikasi dan mengolah informasi berbagai konteks dan lingkungan; Berkomunikasi digital di berbagai media dengan bertanggung jawab dan bijaksana.
    • Bekerja sama Anak mempraktikkan interaksi yang efektif dan mengelola kerja sama dalam kelompok yang beragam, membangun hubungan sosial yang positif, dan dapat berkontribusi pada kegiatan untuk mencapai tujuan bersama.
  3. Merdeka Berkarya
    • Cerdas Anak memiliki kemampuan memahami suatu konsep atau informasi baru dan merumuskan permasalahan dari latar belakang sebuah konsep; Kemampuan menyelesaikan permasalahan dengan mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari; Kemampuan berpikir kritis dengan mengurai permasalahan dan mengajukan hipotesis yang logis.
    • Inovatif Anak mampu menggunakan data dan atau informasi secara bijak dan tepat; Memiliki keluwesan berpikir dalam menyelesaikan masalah dengan desain produk dan servis yang sesuai, memodifikasi atau membuat gagasan sesuai dengan perubahan situasi untuk menciptakan sebuah dampak.
    • Berdaya Anak yang berorientasi tindakan sehingga dapat berdampak pada diri sendiri dan lingkungan sekitarnya; Memiliki kemampuan mengelola sumber daya dan berani mengambil keputusan; Dapat memfasilitasi, mengajarkan, dan mendorong kesuksesan kinerja bersama.

Dukungan pada sistem belajar[sunting | sunting sumber]

Sistem pembelajaran blended learning yang Sekolah Murid Merdeka gunakan tidak dapat berjalan maksimal tanpa dukungan dari keluarga. Penggabungan teknologi dalam proses belajar memberi tuntutan untuk masyarakat meningkatkan kemampuan literasi digital. Porsi teknologi dalam pembelajaran tidak membuat orang tua semakin melepaskan anak untuk belajar tanpa pengawasan.

Selain dari dukungan keluarga, pembelajaran dengan metode blended learning, perlu didukung dengan learning management system yang lengkap. Sekolah Murid Merdeka didukung oleh Sekolah.mu dalam penyediaan platform belajar. Learning management system sangat dibutuhkan dalam pembelajaran ini karena memiliki fitur terbaru dalam memetakan kemajuan belajar siswa, modularisasi materi, serta kemungkinan pengembangan materi ke berbagai macam bentuk.[2]

Blended learning dalam pendidikan[sunting | sunting sumber]

Adalah sebuah konsep yang inovatif dalam pembelajarn yang mengombinasikan keunggulan pembelajaran konvensional/tradisional dengan teknologi.[3] Di Indonesia, konsep ini baru diterapkan di Sekolah Murid Merdeka. Pembelajaran ini perlu didukung dengan Learning Management System untuk dapat mengintegrasikan pembelajaran, materi ajar, serta fitur penilaian yang efektif.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Author, Author. "Pendidikan" (PDF). Kemdikbud. Diakses tanggal 2023-12-04. 
  2. ^ Elsner, Kuran, Raphael, Mehmet Şükrü (2018). "Learning Management Systems on Blended Learning Courses: An Experience-Based Observation". Research Gate. 
  3. ^ Halverson and Graham, Lisa R. and Charles R. (2019). "Learner Engagement in Blended Learning Environments: A Conceptual Framework" (PDF). Learner Engagement in Blended Learning Environments: A Conceptual Framework.  line feed character di |title= pada posisi 53 (bantuan); line feed character di |journal= pada posisi 53 (bantuan)

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

https://www.sekolahmuridmerdeka.id/

https://entrepreneur.bisnis.com/read/20200422/265/1230736/mimpi-najelaa-shihab-tokoh-di-balik-kesuksesan-sekolah-cikal

https://www.cikal.co.id/

https://news.detik.com/tokoh/d-6223465/najelaa-shihab-sosok-wanita-di-balik-lahirnya-sekolah-cikal

https://edukasi.kompas.com/read/2021/07/16/214010571/sekolah-murid-merdeka-blended-learning-juga-harus-didukung-pedagogi-yang