Sabellius

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sabellius merupakan salah seorang pengajar Kristen di Roma, sekitar tahun 215.[1] Ia mungkin seorang Libya dari Pentapolis.[1] Ia merupakan salah satu tokoh aliran teologi yang dikenal dengan nama modalisme monarkisme.[1][2] Dasar pemikiran dan pengajaran teologisnya ialah perihal hakikat Allah.[1][3] Menurutnya, Tuhan Allah adalah "Esa".[4] Bapa, Putra, dan Roh Kudus adalah "modalitas" atau cara menampakkan diri dari Allah yang Esa itu.[4] Ia tidak melihat pembedaan-pembedaan di dalam keallahan itu, sekalipun ia meyakini bahwa dalam perkembangan dunia, Allah mengambil bentuk-bentuk yang berbeda.[1] Dalam pemahamannya, ia meyakini bahwa Bapa menyatakan diri-Nya dalam Perjanjian Lama melalui pemberian Hukum Taurat.[1][4] Dalam Perjanjian Baru dan inkarnasi, Bapa menyatakan diriNya dalam bentuk Anak (Yesus Kristus).[1][4] Setelah kenaikan Yesus ke surga, Allah menampakkan diri dalam wujud Roh Kudus yang menghidupkan.[4]

Sabellius menggambarkan hubungan Trinitas dengan simbol matahari.[1] Menurutnya, Matahari itu ialah Allah Bapa, sinar Matahari adalah Allah Anak, dan panas Matahari adalah Roh Kudus.[1] Ia juga mengumpamakan Trinitas dengan simbol tubuh.[1] Dalam hal ini, Sabellius menggambarkan tubuh jasmani sebagai Allah Bapa, jiwa sebagai Anak, dan roh sebagai Roh Kudus.[1]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g h i j k (Indonesia) F.D. Willem. 1987. Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 219
  2. ^ (Inggris) H. Wayne House. 1992. Charts of Christian Theology & Doctrine. Grand Rapids: Zondervan Publishing House. Hlm. 44-46
  3. ^ (Indonesia) Eka Darmaputera (ed). 1997. Konteks Berteologi di Indonesia: Buku Penghormatan Untuk HUT ke-70 Prof. Dr. P.D. Latuihamallo. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 297
  4. ^ a b c d e (Indonesia) Nur Kholis Setiawan dan Djaka Soetapa (ed). 2010. Meniti Kalam Kerukunan Jilid 1: Beberapa Istilah Kunci Dalam Islam & Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 309