Ruam popok

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ruam popok ringan pada bayi laki-laki yang diberi ASI dan popok kain berusia 3 minggu

Ruam popok merupakan salah satu jenis gangguan yang terjadi pada kulit manusia. Ruam popok berupa iritasi dan peradangan kulit akibat dari penggunaan popok.[1] Ruam popok ditandai dengan berubahnya warna kulit menjadi kemerahan di beberapa daerah misalnya daerah pantat, lipatan paha, dan juga pada kelamin. Ruam popok memang lebih sering terjadi pada bayi, tapi hal tersebut tidak menutup kemungkinan terjadi pada orang dewasa yang memakai popok juga. Walaupun tidak berbahaya, akan tetapi ruam popok dapat sangat mengganggu kenyamanan penderita yang cenderung mengakibatkan penderita (bayi) menjadi rewel. Dalam beberapa kasus ruam popok juga perlu mendapatkan pertolongan dari dokter.

Gejala Ruam Popok[sunting | sunting sumber]

Gejala utama ruam popok atau diaper rash adalah perubahan warna kulit bayi di area pemakaian popok, seperti bokong, lipatan paha, dan sekitar alat kelamin,akan tampak kulit menjadi lebih memerah. Selain itu kemerahan, terkadang juga dapat menimbulkan luka melepuh (menggelembung).[2]

Penyebab[sunting | sunting sumber]

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan bayi mengalami ruam pokok, yaitu:[3]

  • Popok yang lembap akibat jarang diganti menyebabkan infeksi bakteri dan iritasi pada kulit bayi atau penderita
  • Penggunaan popok terlalu ketat dapat menyebabkan ruam popok sebagai akibat dari adanya gesekan terus menerus antara popok dan kulit bayi. Kondisi tersebut menyebabkan iritasi dan lecet pada kulit yang halus.
  • Kulit sensitif adalah salah satu penyebab ruam popok. Bayi yang menderita masalah kulit, seperti eksim atau dermatitis atopik, akan lebih rentan mengalami ruam popok.
  • Mengonsumsi antibiotik dapat menyebabkan ruam popok. alasannya karena semua bakteri (baik dan jahat) bisa mati karena antibiotik. bakteri baik yang bisa mencegah berkembangnya jamur juga ikut mati karena antibiotik.
  • Tidak peduli bakteri jahat maupun baik, keduanya dapat terbasmi oleh antibiotik. Nah, ketika bayi diberi obat ini, bakteri baik pada kulit yang mampu mencegah pertumbuhan jamur bisa ikut mati. Akibatnya, bayi dapat mengalami ruam popok akibat infeksi jamur. Keadaan ini berlaku juga bagi ibu menyusui.
  • Makanan baru juga bisa menyebabkan (MPASI), hal itu disebabkan makanan-makanan baru yang masuk kedalam tubuh bayi dapat memepengaruhi kualitas dari tinja bayi sehingga mudah mengalami iritasi. Beberapa sumber mengatakan jika sebelum mengkonsumsi MPASI bayi sudah mengalami ruam popok, maka itu dosebabkan kualitas makanan ibunya.
  • Infeksi bakteri dan jamur menyukai kondisi lembab dan hangat. Area paha, bokong dan alat kelamin merupakan area yang sangat rentan terkena jamur kulit.
  • Iritasi produk kebersihan bayi juga dapat menyebabkan ruam popok.

Cara Mengatasi Ruam Popok[sunting | sunting sumber]

Untuk mengatasi ruam popok pada bayi, Anda dapat mengikuti beberapa langkah berikut ini.[3]

  • Selalu ingat untuk mencuci tangan ketika akan mengganti popok dan setelahnya.
  • Selalu ingat untuk memeriksa popok bayi sesering mungkin, dan menggantinya segera setelah basah atau kotor.
  • Selalu menggunakan air bersih untuk membersihkan kotoran dari kulit bayi Anda, gunakan pembersih ringan.
  • Selalu menepuk area dengan lembut bersih dan kering, jangan menggosoknya.
  • Hindari menggunakan lap yang mengandung pewangi ataupun alkohol. Sebagaialternatif pilihan lain, gunakan kain lap yang bersih dan lembut.
  • Selalu memastikan area kulit bayi benar-benar bersih dan kering, sebelum memakaikan popok baru.

Ruam yang parah biasanya membutuhkan tindakan ekstra ini.

  • Gunakanlah botol penyemprot berisi air, untuk membersihkan area dengan baik. Hindari menggosok kulit yang sakit.
  • Biarkan bayi Anda bebas dari popok sesering mungkin. Mengeringkan area yang biasa tertutup popok, bisa membantu menyembuhkan kulit bayi lebih cepat. Sebagai antisipasi, lakukan langkah ini dengan benar, setelah bayi buang air besar.

Waktu yang Tepat untuk Menghubungi Dokter[sunting | sunting sumber]

Ruam popok jika dianggap parah memang harus mendapat penanganan Dokter. Gejala ruam popok parah adalah sebagai berikut.[1]

  • Ruam menjadi semakin terlihat memburuk atau tidak ada respons terhadap pengobatan dalam 2-3 hari.
  • Bayi terus mengalami demam atau kondisi tampak lesu.
  • Terdapat benjolan berwarna kuning, berisi cairan (pustula), dan area berkerak berwarna madu. Ini mungkin merupakan infeksi bakteri yang membutuhkan antibiotik.
  • Terdapat gejala infeksi ragi, seperti: - Ruam merah bengkak dengan sisik dan luka - Jerawat merah kecil di luar area popok - Kemerahan di lipatan kulit bayi

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b "Ruam Popok". Alodokter. 2015-02-10. Diakses tanggal 2020-06-22. 
  2. ^ "Ini Gejala dan Pengobatan Ruam Popok pada Bayi". www.halodoc.com. Diakses tanggal 22 Juni 2020. 
  3. ^ a b "Penyebab Ruam Popok dan Cara Mengatasinya". Alodokter. 2016-03-30. Diakses tanggal 2020-06-22.