Rekso Group

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Rekso Group adalah perkumpulan perusahaan swasta di Indonesia yang bergerak di bidang industri manufaktur dan jasa. Grup ini dimiliki oleh keluarga Sosrodjojo.

PT Anggada Putra Rekso Mulia
Swasta
IndustriMakanan dan minuman
Didirikan27 November 1997; 26 tahun lalu (1997-11-27) di Jakarta, Indonesia
PendiriSosrodjojo
Soetjipto Sosrodjojo
Soegiharto Sosrodjojo
Surjanto Sosrodjojo
Soemarsono Sosrodjojo
Kantor
pusat
,
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh
kunci
Sukowati Sosrodjojo
ProdukKonsumen makanan dan minuman
Restoran
Properti
Perkebunan
Situs webwww.rekso.com

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Berawal dari teh, bisnis keluarga Sosrodjojo terus menggurita. Produknya yang fenomenal, Teh Botol Sosro, telah menjadi mesin uang bisnis keluarga asal Slawi, Jawa Tengah, ini. Setelah Teh Botol Sosro terus merajai pasar, keluarga Sosro pun mulai melirik bisnis lain dengan mengibarkan bendera Grup Rekso (GR) atau PT Anggada Putra Rekso Mulia yang berdiri pada 27 November 1997.

GR didirikan Soegiharto, generasi kedua keluarga Sosro. Memang harus diakui, Soegiharto adalah motor penggerak bisnis keluarga Sosro. Pasalnya, adik dan kakak kandung Soegiharto serta keturunan mereka lebih memilih membesut bisnis masing-masing. Kendati ada saudaranya itu yang sama-sama membesarkan bisnis ini, kepemilikan sahamnya tidak sebesar saham milik keluarga Soegiharto.

Bisnis GR pun sekarang tak hanya teh atau minuman, meski bisnis ini tetap menjadi andalannya. GR telah merambah berbagai sektor bisnis: properti, kecantikan, hingga yang terbaru adalah bisnis resto dengan mengakuisisi McDonald's Indonesia (McD). Soegiharto tak sendirian dalam membesarkan GR, tetapi dibantu lima anaknya yang semuanya lulusan sekolah di luar negeri. Mereka adalah Peter Soekianto Sosrodjojo, Joseph Soewito Sosrodjojo, Richard S. Sosrodjojo, Kurniati Sosrodjojo dan Sukowati Sosrodjojo. Kelima anaknya itu ditempatkan Soegiharto di berbagai bisnis yang berada di bawah GR.

Peter, anak tertua, duduk sebagai komisaris di GR. Adapun Joseph didapuk sebagai Chief Executive Officer PT Sinar Sosro, produsen Teh Botol Sosro dan Teh Kotak yang menjadi tambang uang grup ini. Laba bersih Sinar Sosro selama 2008 sebesar Rp 1,8 triliun — Rp 9 miliar berasal dari keuntungan ekspor; tujuan ekspornya adalah Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, Australia, Amerika Serikat dan negara-negara Timur Tengah.

Selanjutnya, Richard dipercaya mengelola PT Agropangan Putra Mandiri. Perusahaan yang berdiri pada 30 Agustus 2000 ini memiliki lima anak usaha yang mengurusi perkebunan, yakni PT Sinar Inesco, PT Cibuniwangi, PT Karya Sinar Ciguha, PT Perkebunan Gunung Rosa Djaja dan PT Perkebunan Gunung Manik. Satu-satunya wanita di keluarga Sosrodjojo, Kurniati, mengelola PT Puri Tirta Kencana. Perusahaan termuda (berdiri pada 2004) dalam GR ini menekuni bidang yang memanjakan kaum perempuan: perawatan kecantikan dan kesegaran tubuh dengan fasilitas spa, bekerja sama dengan Martha Tilaar. Adapun si bungsu Sukowati memegang PT Adhi Putra Mulia. Perusahaan ini menguasai Hotel Mercure di bilangan Hayam Wuruk, Jakarta. Selain hotel, Suko juga yang membesut PT Rekso Nasional Food yang mengakuisisi McD Indonesia.

Teh Botol Sosro mulai diproduksi pada awal 1970-an. Tentu saja, itu menjadi momentum bersejarah bagi keluarga Sosro karena kelak jenis produk inilah yang menjadi titik keunggulan Sosro dibanding pemain bisnis teh lain di Indonesia. Saat itu, untuk mengenalkan produk minuman teh siap saji ini, putra ketiga Sosrodjojo, Soetjipto, sabar melakukan samplingd engan cara mempersilakan konsumen mencicipi rasa minuman tehnya. Proses sampling banyak dilakukan di kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat.

Meski mulai populer, pada 1970 itu produksi Teh Botol Sosro belum melalui proses manufacturing dalam pabrik besar. Proses pabrikan yang lebih serius baru dilakukan tahun 1974, tepatnya 17 Juli, ketika PT Sinar Sosro berdiri di Ujung Menteng, Bekasi. Pendiri perusahaan ini adalah tiga putra Sosrodjojo, yakni Soegiharto, Soetjipto dan Surjanto. Dua tahun kemudian, sang sulung, Soemarsono, turut bergabung.

Buat keluarga Sosrodjojo, tahun 1974 selalu dikenang dengan penuh kebanggaan. Bagaimana tidak, Sinar Sosro bukan saja pabrik minuman teh botol siap saji pertama di Indonesia, tetapi juga di dunia. Sejak itulah, jalan peruntungan kian terbuka lebar karena produk minuman tersebut terus merangsek pasar tanpa tanding. Bahkan, jadi ikon teh dalam kemasan dan menjadi kebutuhan banyak orang sehingga satu demi satu pabrik pun terus dibuka agar Teh Botol Sosro makin dekat dengan pelanggannya. Gresik, Ungaran, Medan, Pandeglang, Gianyar dan Cibitung menjadi lokasi berdirinya pabrik Sosro.

Bak kuncup daun teh yang terus merekah, begitu juga bisnis keluarga Sosro. Tahun 1981, mereka mendirikan PT Union Multipack, pabrik yang memungkinkan mereka memproduksi minuman nonbotol. Bersamaan dengan berdirinya pabrik di Tambun, Bekasi, dilakukan juga ekstensifikasi bisnis lewat strategi pengemasan. Tahun itu meluncurlah Teh Botol kemasan kotak atau Teh Kotak.

Dari kesuksesan The Botol Sosro itulah, keluarga Sosro lewat GR mampu merambah berbagai lini bisnis yang sekarang ditangani generasi ketiga keluarga Sosrodjojo. Akan tetapi, tantangan yang dihadapinya tidaklah ringan. Munculnya berbagai jenis minuman dalam kemasan, seperti Minute Maid Pulpy Orange dan teh hijau Nu Green Tea, yang direspons pasar dengan baik serta makin tingginya kesadaran orang untuk hidup sehat, sehingga lebih suka minum air mineral, jelas menjadi ancaman bagi bisnis teh dalam botol perusahaan ini. Bahkan, seorang sumber yang dapat dipercaya mengungkapkan, produksi Teh Botol Sosro sudah turun sekitar 30%, dan ada mesin produksi yang telah ditutup.

Maka, masuk ke bisnis lain memang menjadi pilihan bagi kelompok perusahaan ini agar bisa terus tumbuh dengan bisnis-bisnis baru. Bahkan, beberapa bisnis bisa disinergikan, misalnya dengan menjadikan Teh Botol Sosro sebagai minuman wajib di gerai McD yang dikelola Rekso Nasional Food. Dengan demikian, GR tetap perkasa sebagai perusahaan andalan Indonesia di masa depan.

Anak perusahaan[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]