Prasasti Pangumulan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Prasasti Pangumulan adalah sebuah prasasti yang merupakan peninggalan dari kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini ditulis pada tanggal 26 Poṣa 824 Śaka, yaitu 27 Desember 902 M.[1][2]

Isi[sunting | sunting sumber]

Prasasti ini berisi tentang penetapan status sima bagi Desa Panggumulan di wilayah Puluwati (sekarang Puluwatu termasuk Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman). Daerah ini dibebaskan dari pajak (status sima) karena harus memelihara bangunan suci di Kinawuhan.[2]

Pada prasasti ini juga disebutkan beberapa pejabat di tingkat kerajaan, berturut-turut dari yang tertinggi, yaitu rakryãn mahapatih I hino, rakai halu, rakai sirikan, rakai wkadan rakai pagarwsi. Disebutkan pula pejabat keagamaan yaitu sang pamagat, baik di tingkat kerajaan maupun desa. Raja memiliki banyak pegawai yang termasuk dalam sang mangilãla drabya haji, dalam prasasti ini antara lain yang disebut adalah pembuat emban permata, seniman, pendenda orang yang melakukan pembakaran, pembaca dan penulis surat, pemelihara pertapaan, pengkoordinir pedagang, abdi di dalam istana, juru masak istana, penabuh gamelan istana, penabuh gendang istana, penyanyi kidung istana, serta budak para raja. Para pegawai tinggi juga memiliki juru tulis dan juru bicara.[2]

Struktur Prasasti[sunting | sunting sumber]

Prasasti Pangumulan A dan B terdiri dari tiga lempeng tembaga. Lempeng pertama berukuran 44,3 cm x 18 cm, ditulis pada satu sisi yang berjumlah 16 baris. Lempeng kedua yang berukuran 44 cm x 18,5 cm pun hanya ditulis pada satu sisinya yang berjumlah 18 baris. Lempeng ketiga berukuran 44,5 cm x 18,5 cm, ditulis pada kedua sisinya, sisi A berjumlah 20 baris dan sisi B berjumlah 13 baris. Sisi B terbagi atas dua bagian, baris pertama sampai pertengahan baris ke-8 merupakan sambungan dari lempeng pertama dan kedua yang berasal dari tahun 824 Śaka. Mulai pertengahan baris ke-8 sampai baris ke-13 memuat peristiwa dari tahun 825 Śaka.[2]

Penggalan Teks[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah penggalan teks yang terdapat pada Prasasti Pangumulan:[3]

Lempeng II baris ke-16 dan 17

…anakmanuam prana 18 si blondo. si karan. si dayana. si plat. si muga. si kundu. si glo. syalen. si bahu. si glar. (17) si limbu. si tungu, si tidu. si gwari. si kawel. si balubu. si bnal. si drawen. Kapua winasih pasek-pasek wdihan sahlai mas ku 1 in sowan sowan.”

Lempeng III baris ke-2 dan 3

…anakmanuam anakbi si mahyan. si tages. si rikha. si sojara. si widoh. si rampwas. si kadya. si camme panda prana 8 wineh pasek-pasek pirak ma 4 in sowan sowan.

Terjemahan bebas[sunting | sunting sumber]

Terjemahan penggalan teks tersebut adalah sebagai berikut:[3]

Lempeng II baris ke-16 dan 17

"Para pemuda berjumlah 18 orang, yaitu si Blondo, si Karan, si Dayana, si Plat, si Muga, si Kundu, si Glo, si Alen, si Bahu, si Glar, si Limbu, si Tungu. si Tidu, si Gwari, si Kawel, si Balubu, si Bnal, dan si Drawen, semua diberi persembahan, masing-masing [berupa] sehelai bebed dan 1 kupan emas”

Lempeng III baris ke-2 dan 3

"...para pemudi, yaitu si Mahyan, si Tages, si Rikha, si Sojara, si Widoh, si Rampwas, si Kadya, [dan] si Camme. Kedelapan pemudi itu diberi persembahan, masing-masing [berupa] 4 masa perak."

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Prasasti Pangumulan (suatu telaah tentang masalah tanah abad 9 dan 10Masehi), [1]
  2. ^ a b c d budaya-indonesia.org Prasasti Pangumulan, [2]
  3. ^ a b Titi Surti Nastiti. 2003. Pasar di Jawa Masa Mataram Kuna Abad VIII -XI Masehi. Pustaka Jaya