Pembangunan untuk perdamaian lingkungan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pembangunan perdamaian lingkungan adalah sesuatu yang telah terkonsep sehingga dapat membangun suatu hubungan yang damai dengan adanya kerja sama lingkungan, pengelolaan sumber daya alam, adaptasi perubahan iklim, serta pengurangan risiko bencana[1].

Dapat diartikan juga sebagai pengeloaan sumber daya alam yang secara berkelanjutan sebelum, selama, atau setelah konflik dengan menggunakan konsep yang menekankanterhada suatu potensi pada bidang tata kelola kooperatif, selain itu juga pada antar aktor konflik—untuk mendukung perdamaian dan stabilitas[2].

Latar belakang pembangunan perdamaian lingkungan[sunting | sunting sumber]

Pembangunan perdamaian lingkungan muncul di akhir tahun 1990an yang menjadikan sebagai suatu kritik untuk fokus kepada penelitian dominan pada konflik lingkungan. Sehingga banyaknya muncul penelitian pembangunan perdamaian lingkungan yang isinya terdapat studi empiris, antara lain seperti kerja sama dan persaingan atas sumber daya air bersama antar negara, serta pihak-pihak yang berkepentingan tinggi dalam hal tersebut.[3]

Konflik pembangunan perdamaian lingkungan[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1987 yang terdapat laporan peserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terdapatnya permasalahan lingkungan hidup yang  menjadi penyebab potensial konflik kekerasan. Maka dari itu munculnya literatur akademis cukup banyak pada saat itu yang mana isinya mengkaji hubungan sebab akibat bagaimana timbulnya suatu konflik tersebut, durasi, serta intensitas di satu sisi, bahkan kelangkaan atau kelimpahan sumber daya di sisi lain. Adanya pembangunan perdamaian lingkungan dikarenakan adanya hipotesis yang menyatakan manfaat bersama dari kerja sama sehingga hal tersebut menyebabkan terlampaunya alasan konflik yang mementingkan diri sendiri, maka dari itu dapat berkontribusinya pada pengamanan sistem manusia- alam dengan cara yang tahan lama dan beragam[4].

Usaha dalam mewujudkan perdamaian dalam pembangunan[sunting | sunting sumber]

Dalam kehidupan bermasyarakat tentunya sangat mengutamakan perdamaian, sehingga diperlukannya kerja sama antar semua sector agar dapat mewujudkan faktor ekonomi, politik, dan sosial yang dapat mengarah kepada pembangunan yang berkelanjutan. Seperti dalam dunia usaha dengan memberikan upah yang kompetitif kepada pekerjanya, dapat menggunakan bahan-bahan yang sumbernya dapat dipertanggungjawabkan, dan tidak ikut serta dalam penyuapan. Dengan memberikan upah yang layak kepada pekerja hal tersebut sangat menguntungkan para pekerja dikarenakan dapat memenuhi kebutuhan pokok mereka agar menjadi individu yang lebih produktuf. Selain itu apabila produsen menggunakan bahan- bahan yang sumbernya dapat dipertanggung jawabkan hal tersebut akan mengarah kepada perubahan yang positif. Selain itu juga jika didalam suatu perusahaan tidak menggunakan suap, sehingga bertujuan untuk mencegah karyawan, perusahaan lain bahkan pemerintah untuk tidak melakukan korupsi. Hal tersebut akan membantu untuk memastikan profitabilitas yang lebih besar bagi perusahaan di masa yang akan mendatang[5].

Peran pembangunan perdamaian lingkungan[sunting | sunting sumber]

Dengan adanya pembangunan perdamaian lingkungan tentunya sangat berdamapak terhadap masyarakat maupun sektor- sektor lainnya seperti dapat mencegah konflik yang terjadi akibat lingkungan, dapat membangun kepercayaan dan membangun indentitas bersama, memfasilitasi integrasi antar pihak-pihak yang berkonflik serta mampu untuk membangun kehidupan yang berketahanan serta bekelanjutan[6].

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Ide, Tobias (2020-03-01). "The dark side of environmental peacebuilding". World Development. 127: 104777. doi:10.1016/j.worlddev.2019.104777. ISSN 0305-750X. 
  2. ^ Krampe, Florian; Hegazi, Farah; VanDeveer, Stacy D. (2021-08-01). "Sustaining peace through better resource governance: Three potential mechanisms for environmental peacebuilding". World Development. 144: 105508. doi:10.1016/j.worlddev.2021.105508. ISSN 0305-750X. 
  3. ^ Krampe, Florian; Hegazi, Farah; VanDeveer, Stacy D. (2021-08-01). "Sustaining peace through better resource governance: Three potential mechanisms for environmental peacebuilding". World Development. 144: 105508. doi:10.1016/j.worlddev.2021.105508. ISSN 0305-750X. 
  4. ^ Dresse, Anaïs; Fischhendler, Itay; Nielsen, Jonas Østergaard; Zikos, Dimitrios (2019-03). "Environmental peacebuilding: Towards a theoretical framework". Cooperation and Conflict (dalam bahasa Inggris). 54 (1): 99–119. doi:10.1177/0010836718808331. ISSN 0010-8367. 
  5. ^ Innovations, ADEC. "The Link Between Peace and Sustainable Development - ADEC ESG". www.adecesg.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-12-06. 
  6. ^ "Towards a Definition of Environmental Peacebuilding". Ecosystem for Peace (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-12-06.