Partygate

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Downing Street, lokasi untuk beberapa pertemuan dan pesta, difoto pada Natal 2019.

Templat:Boris Johnson sidebar Partygate adalah skandal politik di Britania Raya mengenai pertemuan atau pesta pemerintah dan pegawai Partai Konservatif yang terjadi semasa pandemi Covid-19 pada tahun 2020 dan 2021, ketika pembatasan kesehatan masyarakat yang melarang sebagian besar pertemuan berlangsung. Sementara beberapa wilayah di Britania Raya diberlakukan karantina wilayah, pertemuan sosial berlangsung di 10 Downing Street, taman, dan gedung-gedung pemerintah lainnya. Sejak Desember 2021, Partygate menarik perhatian media yang substansial, reaksi umum, dan kontroversi politik. Beberapa acara yang dihadiri oleh Perdana Menteri Boris Johnson dan pertemuan lainnya diselidiki oleh Kepolisian Metropolitan.

Tuduhan bahwa sekitar pegawai 10 Downing Street telah mengadakan pertemuan selama musim Natal tahun 2020 pertama kali dilaporkan pada 30 November 2021 oleh Daily Mirror. Perdana Menteri Boris Johnson membantah adanya pelanggaran aturan dan seorang juru bicara membantah adanya penyelenggaraan pesta. Seminggu kemudian, video konferensi pers latihan yang diadakan di 10 Downing Street disiarkan oleh ITV News ketika terdapat pernyataan candaan perihal pesta yang telah terjadi. Allegra Stratton yang saat itu menjadi Sekretaris Pers Downing Street tampil dalam video itu dan mengundurkan diri dari jabatannya di pemerintah setelah video itu muncul. Shaun Bailey mengundurkan diri dari sejumlah jabatannya termasuk ketua Komite Polisi dan Kejahatan Majelis London setelah mengaku melawat ke sebuah pesta pada 14 Desember 2020 dengan pegawai Partai Konservatif. Pada Januari 2022, muncul laporan bahwa terdapat sekitar 30 orang dalam sebuah catatan dan 40 orang di catatan lain pada pertemuan dengan minuman pada 20 Mei 2020 di taman 10 Downing Street selama karantina wilayah pertama. Johnson mengatakan bahwa dia hadir dan meminta maaf karena melakukannya. Downing Street meminta maaf kepada Ratu Elizabeth II untuk dua pertemuan lebih lanjut yang diadakan pada 16 April 2021, sehari sebelum pemakaman Pangeran Philip, selama karantina ketiga di seluruh Inggris. Laporan menyusul pertemuan ketika ulang tahun Boris dirayakan dengan kue ulang tahun pada Juni 2020.

Pada 8 Desember 2021, Boris mengumumkan penyelidikan Kantor Kabinet akan dilakukan oleh Sekretaris Kabinet Simon Case untuk menyelidiki adanya pelanggaran pembatasan COVID-19 pada acara itu atau pegawai lainnya selepas video konferensi pers bocor. Case mundur dari penyelidikan pada 17 Desember, di tengah laporan bahwa kantornya sendiri juga mengadakan pesta pada Desember 2020, dan tanggung jawab penyelidikan diserahkan kepada Sue Gray. Pada Januari 2022, Polisi Metropolitan membuka penyelidikannya sendiri terhadap potensi pelanggaran peraturan COVID-19 di gedung-gedung pemerintah, yang menyebabkan ketidakpastian waktu dan kemungkinan isi laporan Gray. Pembaruan tentang investigasi Gray diterbitkan pada 31 Januari 2022, yang menemukan beberapa perilaku terkait dengan pertemuan yang "sulit untuk dibenarkan", dengan beberapa pertemuan mewakili kegagalan kepemimpinan dan untuk menegakkan standar yang diharapkan dari pemerintah dan publik. Ia juga mengatakan bahwa "konsumsi alkohol berlebihan tidak pantas di tempat kerja profesional setiap saat".

Keresahan publik tentang cara pegawai pemerintah dan lainnya di Westminster yang dianggap telah melanggar pembatasan menyebabkan penurunan dukungan publik terhadap Perdana Menteri Boris, pemerintah, dan Partai Konservatif, serta dianggap telah berkontribusi terhadap kekalahan Partai Konservatif pada pemilihan umum sela North Shropshire. Pada Januari 2022, sejumlah politikus Partai Konservatif dan oposisi menyerukan pengunduran diri Boris atau mosi tidak percaya.

Latar belakang[sunting | sunting sumber]

Karantina wilayah Covid-19 di Britania Raya[sunting | sunting sumber]

Menanggapi pandemi Covid-19 di Britania Raya, karantina wilayah di seluruh Britania Raya dimulai pada 23 Maret 2020 yang diberlakukan berdasarkan instrumen undang-undang baru. Ini adalah perintah eksplisit tinggal di rumah yang melarang semua perjalanan dan pertemuan sosial yang tidak penting.[1] Beberapa aturan dilonggarkan secara bertahap pada bulan-bulan berikutnya di Inggris; mulai tanggal 13 Mei, "dua orang dari rumah tangga yang berbeda diizinkan untuk bertemu di luar di tempat umum, seperti taman, asalkan mereka tetap berjarak 2 meter".[2] Enam orang diizinkan untuk bersosialisasi di luar ruangan pada bulan Juni, dan pertemuan sosial di dalam ruangan hanya diizinkan mulai tanggal 4 Juli dan hanya antara anggota dari dua rumah tangga.[3]

Perdana Menteri Boris Johnson saat konferensi pers pada 16 Desember 2020 ketika ia mengumumkan tingkat karantina London akan dinaikkan ke aturan Tingkat 3.[4]

With the second wave of the COVID-19 pandemic, a second national lockdown started in England on 5 November 2020. A regional tiered lockdown system replaced this on 2 December.[5] London was initially placed in "Tier 2", was moved to the highest level "Tier 3" on 16 December, and finally placed under a newly introduced stay-at-home order, "Tier 4", on 19 December. People socialising between households or outside of support bubbles was not allowed throughout this period.[6] Household mixing and socialising for Christmas itself was also restricted to a small number of households and only permitted on 25 December across much of the UK, and in London was cancelled altogether.[7]

On 5 January 2021, a third lockdown began across the whole of England. This was gradually lifted in a series of steps beginning 29 March, with social contact limited to groups of six from no more than two households, with social distancing, and only permitted outdoors, into April.[8][9]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama auto4
  2. ^ "20 May 2020: what was UK doing while No 10 aide organised a party?". The Guardian. 10 January 2022. Diakses tanggal 11 January 2022. 
  3. ^ "What were the Covid rules at the time of Boris Johnson's 2020 birthday?". The Guardian. 24 January 2022. Diakses tanggal 26 January 2022. 
  4. ^ "Prime Minister's statement on coronavirus (COVID-19): 16 December 2020". GOV.UK. Diakses tanggal 18 December 2021. 
  5. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama ComLib
  6. ^ Tom Edgington (15 December 2021). "Downing Street Christmas party: What were the Covid rules at the time?". BBC News. Diakses tanggal 15 December 2021. 
  7. ^ "Christmas rules 2020: What are the new rules on mixing?". BBC News. 23 December 2020. Diakses tanggal 18 December 2021. 
  8. ^ "Lockdown parties in No 10 on eve of Prince Philip's funeral". BBC News. 14 January 2022. Diakses tanggal 14 January 2022. 
  9. ^ "Renewed calls for PM to resign over parties on eve of Philip funeral". The Guardian. 14 January 2022. Diakses tanggal 14 January 2022. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Templat:COVID-19 pandemic in the United Kingdom, Crown Dependencies and British Overseas Territories