Museum Sejarah Al-Qur'an Sumatra Utara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Museum Sejarah Al-Qur'an Sumatra Utara merupakan lembaga yang berfokus pada konservasi, pemeliharaan dan pameran objek-objek terkait Al Qur'an di Sumatera Utara. Museum ini berlokasi di Jl. William Iskandar Pasar V, Kenangan Baru, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.[1] Pendirian museum ini ditujukan untuk menambah wawasan sejarah dan peradaban Islam masa lalu di Sumatera Utara.[2]

Masyarakat umum dapat mengunjungi museum ini dengan membayar tiket masuk Rp.5000. Museum Sejarah Al-Qur'an Sumatera Utara juga mendukung penyelenggaraan riset ataupun aktivitas terkait seni dan budaya Islam. Beberapa kegiatan yang pernah diselenggarakan di museum ini antara lain: seminar mengenai tokoh ulama, festival museum Sumatera Utara tahun 2019, tilawatil Qur'an, kelas kaligrafi, latihan pembuatan tembikar, praktik kerja lapangan, workshop pengelolaan kulit kayu alim, serta seminar Internasional.[1]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pengumpulan manuskrip di Museum Sejarah Al-Qur'an Sumatra Utara telah dimulai sejak tahun 2007 oleh Dr. Phil Ichwan Azhari, selaku Ketua Yayasan.[2] Peresmian museum diselenggarakan pada tanggal 22 September 2019. Tokoh yang meresmikan museum ini adalah Edy Rahmayadi yang menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara.[1] Peresmian museum ini dirangkaikan dengan peluncuran Mushaf Al-Qur'an Sumut yang berisi sejarah perkembangan Islam di Sumatera Utara ratusan tahun lalu.[3]

Koleksi[sunting | sunting sumber]

Ketika Museum Sejarah Al-Qur'an Sumatra Utara baru saja diresmikan tercatat ada 22 koleksi mushaf kuno yang diperoleh dari berbagai sumber. Pada mushaf-mushaf yang terkumpul ini telah dipaparkan jenis tumbuhan, sayuran, buah, dan makanan lainnya yang bermanfaat berdasarkan Al-Qur'an.[3]

Per 2023 tercatat total manuskrip yang tersimpan di museum ini mencapai 50 manuskrip. Mushaf kuno tertua yang tersimpan di museum ini berusia 370 tahun.[4] Mushaf Al-Qur'an yang dipamerkan di museum ini memiliki motif beragam yang mewakili setiap daerah, misalnya motif Jawa, motif Melayu-Aceh, motif Simalungun, motif Melayu Pantai Timur, dan motif bunga matahari.[2]

Tidak hanya menyimpan mushaf kuno, museum ini juga memamerkan koleksi berupa daun lontar yang bertorehkan tulisan, botol kaca Timur Tengah, peralatan medis dan farmasi dari dunia Islam Timur Tengah, minyak kemenyan, kristal kapur barus,[4] buku fiqih, dan kolofon berisi waktu dan kisah mengharukan penulis mushaf.[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c Rahmaputri, Chindy; Ritonga, Sakti; Yasmin, Nabila (2023-09-20). "Pemanfaatan Museum Sejarah Al-Qur'an Sumatera Utara sebagai Sumber Sejarah". Asian Journal of Islamic Studies and Da'wah. 1 (1): 12–22. doi:10.58578/ajisd.v1i1.1822. ISSN 3025-4493. 
  2. ^ a b c d Patimah, Riski (2020-02-05). "Museum Sejarah AL Quran simpan 70 manuskrip kuno". Antara News Sumut. Diakses tanggal 2024-05-19. 
  3. ^ a b Sumut, Dinas Komunikasi Provinsi. "Gubernur Resmikan Museum Sejarah Alquran dan Luncurkan Mushaf Sumut". Dinas Kominfo Provinsi Sumatera Utara (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 2024-05-19. 
  4. ^ a b Al Alamudi, Arifin (2023-07-16). Hermawan, Doni, ed. "Museum Al-Quran Sumut, Ada Mushaf Tertua 370 Tahun". IDN Times Sumut (dalam bahasa In). Diakses tanggal 2024-05-19.