Manusia malam

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
A Young Man Reading by Candlelight (c. 1630) karya Matthias Stom

Manusia malam atau sering dijuluki burung hantu merupakan orang yang cenderung terjaga hingga dini hari. Kebiasaan ini membuat manusia malam tanpa sadar mengalami gangguan ritme sirkadian, sehingga mengalami gangguan fase tidur yang tertunda. Kebalikan dari manusia malam atau burung hantu adalah orang yang cenderung bangun dan beraktivitas di pagi hari atau sering disamakan dengan burung lark karena tidur lebih awal dan bangun lebih awal. Peneliti biasa menggunakan istilah pagi dan petang untuk membedakan kebiasaan hidup hewan diurnal dan nokturnal[1]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Terjaga hingga malam hari dianggap sebagai hal negatif. Tetapi, ini berubah di Eropa pada abad ke-17 dan ke-18 (kemudian menyebar ke luar) karena perkembangan dan penggunaan pencahayaan buatan, seperti lampu di rumah, penambahan penerangan jalan, serta adaptasi yang dilakukan oleh kerajaan dan golongan kelas atas.

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Istilah ini berasal dari kebiasaan burung hantu yang hidup nokturnal. Burung hantu biasa berburu di malam hari dan tidur di siang hari.

Karakteristik[sunting | sunting sumber]

Manusia malam akan terjaga hingga lewat tengah malam, bahkan terdapat yang mampu terjaga hingga sebelum atau setelah fajar. Beberapa manusia malam memiliki kebiasaan untuk terjaga atau bekerja shift malam. Manusia malam seringkali kesulitan untuk beradaptasi dengan jam kerja siang hari karena kebiasannya.

Sebuah studi yang dilakukan University of Madrid pada 1000 remaja menemukan bahwa manusia malam mendapatkan nilai yang lebih tinggi pada tes penalaran induktif yang sering digunakan untuk mengukur kecerdasan.[2] Namun, mereka memiliki kebiasaan makan yang tidak sehat, serta tingkat merokok yang tinggi.[3] Beberapa manusia malam kesulitan beradaptasi pada waktu tidur normal dan mengalami gangguan fase tidur tertunda.

Faktor penyebab[sunting | sunting sumber]

Terdapat beberapa orang yang memiliki kecenderungan kecil, sedang, hingga ekstrem menjadi manusia malam[4]. Kecenderungan individu dapat berubah dari waktu ke waktu dan dipengaruhi banyak faktor, termasuk:

  • Predisposisi genetik, yang menyebabkan kecenderungan pada keturunan
  • Usia, yang mana remaja dan dewasa lebih sering begadang daripada anak kecil dan orang tua
  • Lingkungan tempat tinggal[4]

Pilihan karier[sunting | sunting sumber]

Manusia malam lebih berkembang dalam karier yang tidak mengharuskan kerja di pagi hari. Orang yang aktif di malam hari sering dipekerjakan di hotel, tempat hiburan, toko ritel, dan restoran[5]. Manusia malam yang bekerja pada shift malam dapat memilih pekerjaan di transportasi, layanan darurat, atau fasilitas 24 jam, seperti rumah sakit.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Griefahn, Barbara; Kunemund, Christa; Brode, Peter; Mehnert, Peter (2001-05). "Zur Validitat der deutschen Ubersetzung des Morningness-Eveningness-Questionnaires von Horne und Ostberg. The Validity of a German Version of the Morningness-Eveningness-Questionnaire Developed by Horne and Ostberg". Somnologie. 5 (2): 71–80. doi:10.1046/j.1439-054x.2001.01149.x. ISSN 1432-9123. 
  2. ^ Nuwer, Rachel. "Night Owl and Early Bird Teens Think Differently". Smithsonian. Diakses tanggal 29 Januari 2022. 
  3. ^ Walker, Ryan J.; Christopher, Andrew N.; Wieth, Mareike B.; Buchanan, Joshua (2015-04). "Personality, time-of-day preference, and eating behavior: The mediational role of morning-eveningness". Personality and Individual Differences. 77: 13–17. doi:10.1016/j.paid.2014.12.026. ISSN 0191-8869. 
  4. ^ a b Till, Roenneberg, Merrow, Martha (23 Mei 2016). "The Circadian Clock and Human Health". Current Biologi. 26 (10): 432–443. doi:https://doi.org/10.1016/j.cub.2016.04.011 Periksa nilai |doi= (bantuan). 
  5. ^ Elka, Torpey. "Career Outlook: Careers for Night Owls and Early Birds". Diakses tanggal 29 Januari 2022.