Mangga pari

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 28 Juni 2012 18.39 oleh OrophinBot (bicara | kontrib) (std taxobox)
Mangga Pari
Buah mangga pari,
Palabuhanratu, Sukabumi
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
M. laurina
Nama binomial
Mangifera laurina
Blume, 1850
Sinonim

Mangifera longipes Griff., 1854
Mangifera parih Miq., 1859
Mangifera sumatrana Miq., 1859

Mangga pari adalah sejenis pohon mangga dengan buah yang kecil-kecil. Secara umum buah ini juga dipanggil sebagai mempelam, empelam, empelem (Mly.), pelem kecik (Jw.), mangga ayer (Mal.), mamuang kaleng (Th.), apali (Fil.) dan lain-lain. Nama ilmiahnya adalah Mangifera laurina, dan termasuk ke dalam suku Anacardiaceae.

Pemerian botanis

Pohon mangga pari yang tua

Pohon besar, bertajuk rimbun dan lebar, tinggi mencapai 20-35 m dan gemang batang 40-150 cm. Kadang-kadang dengan akar papan (banir) yang pendek dan tebal. Daun tunggal, tersebar, bertangkai panjang ramping 2-8 cm. Helaian daun jorong melanset sampai lanset, 6-24 x 2-6 cm, agak liat seperti kulit, dengan ujung meruncing dan pangkal berbentuk pasak.

Karangan bunga berupa malai longgar, gundul atau sedikit berbulu, seperti piramida di ujung ranting, 10-40 cm panjangnya. Kuntum bunga hijau keputihan sampai kuning pucat, kecil-kecil, bertangkai panjang, terletak jarang-jarang, harum, berbilangan 5. Buah batu sangat serupa dengan mangga, berukuran lebih kecil, lk. 6-10 x 4-5 cm, kuning pucat jika masak; dengan daging yang mengandung banyak sari buah, kuning sampai agak jingga. Biji lk. 4,5-5,5 x 2-3 x 1,3-1,6 cm, poliembrioni. [1]

Kegunaan

Buah mangga pari di pohonnya

Mangga pari umumnya ditanam untuk diambil buahnya, akan tetapi rasanya kalah jika dibandingkan dengan mangga. Buah yang masak berdaging tipis saja, sehingga tidak banyak yang menggemarinya kecuali anak-anak. Buah masak ini dimemarkan sehingga dagingnya hancur, kemudian kulitnya dilubangi sedikit untuk tempat menyedot sari buahnya. Buah yang muda sering dijual di pasar, untuk dijadikan rujak.

Jenis ini memiliki potensi sebagai sumberdaya genetika untuk memuliakan jenis-jenis mangga, karena mangga pari tahan terhadap penyakit antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides) yang sering menyerang mangga. Mangga pari juga cocok sebagai batang bawah mangga.

Rujukan

  1. ^ Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.). 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang dapat dimakan. PROSEA – Gramedia. Jakarta. ISBN 979-511-672-2. Hal. 273-275.

Pranala luar