Makanan sisa
Makanan sisa adalah sisa makanan yang tak dimakan dari sebuah hidangan setelah setiap orang telah selesai menyantapnya. Sisa makanan yang tak dapat dimakan secara langsung (seperti tulang atau kulit beberapa sayur dan buah) tak dianggap sebagai makanan sisa, namun lebih sebagai material sampah. Beberapa orang hanya menggunakan "makanan sisa" untuk menyebut makanan tambahan yang meliputi hidangan itu sendiri, bukannya merupakan porsi aslinya (hidangan sampingan, hiasan makanan, dll)
Hidangan makanan sisa[sunting | sunting sumber]
Hidangan baru yang terbuat dari makanan sisa merupakan hal umum dalam hidangan dunia. Orang-orang menciptakan banyak hidangan semacam itu sebelum kulkas dan tempat penyimpanan makanan dibuat. Disamping menyimpan nutrisi dari tulang tak layak pangan lainnya, kaldu dan rebusan memberikan dasar untuk makanan sisa yang terlalu kecil untuk dijadikan hidangan itu sendiri. Casserole,[1] paella, nasi goreng,[2] Shepherd pies,[3][4] dan pizza juga dapat dipakai untuk keperluan ini
Referensi[sunting | sunting sumber]
- ^ Smith, Andrew F., ed. (2004). Oxford Encyclopedia of Food and Drink in America. 1. New York: Oxford University Press. hlm. 194.. "With the addition or subtractions of leftovers or inexpensive cuts of meat, the casserole is flexible and economical in terms of both ingredients and effort." (As quoted in Olver, Lynne (2007-06-03). "Food Timeline history notes: ambrosia to corn bread". The Food Timeline. Diakses tanggal 2007-06-05.)
- ^ Olver, Lynne (2006-08-06). "Food Timeline--history notes: Asian-American cuisine". Diakses tanggal 2007-06-05.
Fried rice and noodle dishes with vegetables are likewise ancient. They were typically composed of leftover ingriedents and cooked in woks.
- ^ Mrs Beeton's Book of Household Management by Isabella Beeton, 1861.
- ^ Cassell's New Universal Cookery Book by Lizzie Heritage published by Cassell and Company, 1894
| Umum | |
|---|---|
| Perpustakaan nasional | |
| Lain-lain | |
